Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/03/2021, 22:02 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com - Nasi dari beras adalah makanan pokok orang Indonesia. Sekalipun beberapa daerah Indonesia tidak bisa ditumbuhi padi, beras tetap jadi makanan pokok penduduk daerah tersebut.

Sejak kapan orang Indonesia begitu bergantung pada beras?

"Keseragaman kita dalam mengkonsumsi nasi atau beras dikaitkan dalam kebijakan politik Orde Baru pada program swasembada beras. Namun, kalau ditarik pada periode lebih jauh, bukan sejak Orde Baru," kata Sejarawan Makanan Fadly Rahman.

Hal ini disampaikan Fadly dalam Dialog Sejarah Historia: Keberagaman Pangan di Nusantara Menggali Akar Silam Citarasa Indonesia, tayang di Yotube Historia, Jumat (26/3/2021).

Baca juga: Sejarah Jagung di Indonesia, Kini jadi Makanan Pokok

Fadly menjelaskan kebijakan politik Orde Baru banyak mangadopsi pola kekuasaan Kerajaan Mataram, salah satunya yang berorientasi pada beras.

Pada masa Kerajaan Mataram, kewibawaan seorang penguasa atau raja ditentukan dalam keberhasilan memakmurkan pangan rakyat yaitu beras.

"Pada zaman kekuasaan VOC sampai Hindia Belanda, produski dan ekspansi beras juga sangat tampak," papar Fadly.

Botanis Jerman yang bekerja pada VOC, Rumphius, mencatat posisi beras sebagai komoditas yang sangat dominan dalam niaga antar pulau Nusantara.

Baca juga: Tantangan Petani Sagu di Meranti, Hasil Banyak tetapi Daya Beli Sedikit

Pekerja menurunkan beras impor yang didatangkan dari Vietnam menggunakan kapal My Vuong melalui Pelabuhan Tanjung Priok di gudang milik Perum Bulog Divisi Regional Jakarta-Banten, di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (13/11). Sebanyak 13.100 ton beras impor dari Vietnam akan masuk ke gudang Bulog.KOMPAS/PRIYOMBODO Pekerja menurunkan beras impor yang didatangkan dari Vietnam menggunakan kapal My Vuong melalui Pelabuhan Tanjung Priok di gudang milik Perum Bulog Divisi Regional Jakarta-Banten, di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (13/11). Sebanyak 13.100 ton beras impor dari Vietnam akan masuk ke gudang Bulog.

Bahkan pada masa itu, Fadly menjelaskan, orang Maluku menilai beras nilainya sangat prestisus dibandingkan makanan pokok yang sudah ada yakni sagu dan umbi-umbian.

VOC yang terobsesi pada rempah-rempah, banyak meminggirkan pangan sebagai komoditas ekonomi yang sebenarnya bisa didorong.

Pada akhirnya banyak lahan pangan terbengkalai karena banyak penduduk pribumi yang dipaksa menanam komoditas yang dirasa menguntungkan.

Baca juga: 4 Manfaat Ubi Jalar, Baik untuk Mata hingga Tingkatkan Kekebalan Tubuh

"Diversifikasi pangan yang melimpah terpinggirkan malah semakin tinggi konsumsi beras meminggirkan konsumsi pangan lain," pungasnya.

Fadly mengatakan pada masa itu peneliti pangan dari Belanda sampai heran meilihat kebiasaan orang Jawa yang memperlakukan ketela sebagai tanaman pekarangan atau hanya sampingan dari lahan padi.

Padahal gizi ketela tak kalah dari padi.

Pada masa lalu, ia mengatakan sudah banyak peneliti pangan yang mengkritik kebijakan politik dagang pemerintah yang menyingkirkan komoditas pangan selain beras.

Pakar gizi saat itu berusaha membingkai selera dan cara berpikir masayarakat pribumi di Hindia Belanda supaya tidak berorientasi pada satu jenis makanan pokok atau karbohidrat.

Baca juga: Resep Nasi Jagung Madura, Sarapan Sehat dan Lezat

"Ini juga alasan program Empat Sehat Lima Sempurna pada 1950an, yang mengadopsi dari ahli gizi di zaman kolonial," kata Fadly.

"Ada hal yang tidak terjadi dari dulu sampai sekarang, ketidakmampuan dalam sinergi pangan dari hulu ke hilir," jelasnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com