Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakso Tumis dari Asahan Sumut, dari Masak Spontan sampai Laku 200 Porsi Sehari

Kompas.com - 06/03/2021, 22:02 WIB
Silvita Agmasari

Penulis

KOMPAS.com - Lazimnya bakso merupakan makanan berkuah bening dan disantap dengan makanan pendamping seperti mi, bihun, dan sayuran.

Namun, Yuslinawati (36) dari Asahan, Sumatera Utara, merombak resep bakso dan membuat bakso tumis untuk dijual.

"Warung saya ini sudah buka sejak lima tahun lalu, kemudian ada seorang tetangga yang meminta saya untuk membuat menu baru," ujar Yuslinawati dikutip dari Tribun-Medan.com.

Dari permintaan itu, perempuan yang akrab disapa Yus ini spontan menjawab, "Kalau bakso tumis mau tidak," jelasnya.

Baca juga: Resep Bakso Ayam Pedas Bakar, Jadikan Camilan atau Jual Online

Pelanggan tersebut sempat mempertanyakan ide Yus, karena dianggap tak biasa yakni bakso ditumis.

Namun, Yus tetap membuat bakso tumis dan pelanggan tersebut menyukai sajian itu.

Pelanggan juga mengunggah foto bakso tumis di media sosial Facebook. Dari sana foto bakso tumis viral.

"Cuma dibuatkan aja. Eh besoknya banyak yang datang ke warung minta bakso tumis," kata Yus.

Yus mengaku terkejut dan bersyukur, banyak orang yang rela datang jaug mencicipi bakso tumis.

"Anehnya, meskipun jauh dari kota. Orang dari Dumai, Medan, Batubara sering kemari. Entah dari mereka bisa dapat bakso tumis saya," cerita Yus.

Namun demikian, Yus mengaku proses pembuatan bakso tumis cukup panjang, ketika banyak pelanggan datang jadi membuat antrean.

Baca juga: Tempat Makan di Medan Viral di Tiktok, Ada Donut Kentang Syifa

Pasca foto bakso tumisnya viral, Yus menjual lebih dari 200 porsi bakso sehari. Satu porsi dihargai Rp 15.000.

Bakso tumis terdiri dari bakso besar dengan isian jeroan ayam, bakso kecil, kemudian diberikan suiran ayam, kacang, daun bawang, dan bawang goreng sebagai pelezat. Kuahnya agak kental berwarna coklat kemerahan.

Pelanggan setia bakso tumis, Bejo, mengaku sudah sekitar 20 kali makan bakso ini.

"Rasanya pedas, manis, asin terus asam. Saya udah lebih 20 kali makan disini. Tapi anehnya gak bosan. Mungkin karena tidak menggunakan micin itu ya," katanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com