Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Makan Seimbang dalam Satu Piring, Yuk Simak Rumusnya

Kompas.com - 04/11/2020, 17:03 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nutritionist entrepreneur (Nutripreneur) Wied Harry, membagikan tips pola makan seimbang yang bisa diterapkan sehari-hari.

Hal ini merupakan solusi bagi masyarakat agar beralih dari kebiasaan yang mengombinasikan makanan tidak serasi. 

Ia mencontohkan, makanan tidak serasi ini seperti nasi rawon hingga nasi padang. Pola makan tidak serasi seperti mencampur karbohidrat, protein, lemak, dalam jumlah yang banyak.

Baca juga: Resep Bandeng Saus Tauco, Makanan Sehat dan Mudah

"Sesuai standar Kementerian Kesehatan ada namanya Isi Piringku yaitu makanan pokok dan sayuran masing-masing satu pertiga piring, lauk pauk dan buah masing-masing satu per enam piring," kata Wied dalam Zoominar 'Kenal Makananmu' yang diselenggarakan Universitas Pembangunan Jaya, Rabu (4/11/2020).

Bila sulit memakai patokan Isi piringku, menurut dia, bisa pula menggunakan patokan khas warga Amerika Serikat.

Ilustrasi makanan bergizi seimbangShutterstock Ilustrasi makanan bergizi seimbang

 

Standarnya adalah, bila memakan satu piring nasi, maka harus mengonsumsi satu piring sayuran.

"Kita makan pati harus sebanyak sayuran, kalau ayam dua genggam, buah harus dua genggam," kata dia.

Baca juga: Resep Tumis Brokoli, Makanan Sehat Bercita Rasa Lezat

Selain itu, bagi masyarakat yang doyan mengonsumsi mi instan pun harus menyeimbangkannya.

Wied menyebutkan, misal setelah menyantap satu mangkok mi, maka harus diimbangi dengan satu mangkok sayur tanpa kuah.

"Istilahnya harus membayar apa yang sudah kita makan sebelumnya dengan yang lebih sehat," tuturnya.

Pria yang juga berprofesi sebagai food stylist ini berujar, kebiasaan orang Indonesia yang mengonsumsi karbohidrat, lemak, hingga toksin yang tinggi dikhawatirkan berakibat cukup fatal saat sudah bertambah usia.

Baca juga: Resep Ikan Kukus ala Vietnam yang Tidak Amis, Makanan Sehat untuk Keluarga

Di antaranya adalah penyakit sindrom metabolik seperti lingkat perut yang tebal, hipertensi, bahkan diabetes tipe 2.

"Penyebab penyakit tidak menular karena asupan tinggi gula, karbohidrat komplek, mauapun gula karbo sederhana," tambah Wied.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com