Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Semua Bunga Bisa Dimakan, Begini Cara Tahu Mana yang Aman

Kompas.com - 31/08/2020, 15:16 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Mengonsumsi bunga sebagai bagian dari makanan atau minuman telah jadi tradisi sejak zaman dahulu kala.

Banyak kuliner di dunia yang memanfaatkan bunga entah untuk campuran rasa atau mempercantik hidangan.

Jenis bunga yang bisa kamu manfaatkan sebagai makanan atau minuman begitu banyak. Bentuk, warna, aroma, hingga rasanya berbeda satu sama lain.

Baca juga: 16 Jenis Edible Flower di Indonesia, Bunga yang Bisa Dimakan

Ada bunga yang sesuai untuk sajian gurih dan ada pula yang hanya cocok untuk hidangan manis.

Namun ternyata tak semua bunga bisa dikonsumsi. Beberapa jenis bunga seperti azalea, buttercup, daffodil, delphinium, dan wisteria bahkan mengandung racun yang jika dikonsumsi sedikit saja bisa sangat berbahaya bagi tubuh.

Tanam secara organik

Founder Harvest Mountain Organic Farm, Felia Kharissa, mengatakan bahwa sebelum mengonsumsi bunga, sebaiknya bertanya dulu pada ahlinya.

Ilustrasi bunga dianthus barbatus yang bisa dimakanShutterstock/HHelene Ilustrasi bunga dianthus barbatus yang bisa dimakan

Harvest Mountain Organic Farm adalah sebuah kebun yang memproduksi aneka edible flower dan produk lainnya secara organik yang berlokasi di Cisarua, Puncak, Bogor, Jawa Barat.

“Dalam menanam edible flower juga tidak boleh menggunakan pestisida atau bahan kimia berbahaya, lakukan penanaman secara organik,” kata Felia yang akrab disapa Icha dalam seri ACP Educational Webinar Series From Farm to Table: Organic Edible Flower, Kamis (27/8/2020).

Baca juga: Cara Segarkan Edible Flower yang Sudah Layu, Jangan Dibuang

Maka dari itu Icha mengaku bahwa kebunnya hanya menanam edible flowers dengan cara organik agar bunga terjamin kebersihan dan keamanannya dari pestisida.

Jika kamu menanam sendiri edible flowers di rumah, hal itu juga sebaiknya kamu lakukan. Tanam bunga secara organik, jangan gunakan pestisida, dan gunakan pupuk yang aman.

Ilustrasi edible flowerShutterstock/Malykalexa Ilustrasi edible flower

Jika kamu membeli bunga dari perkebunan, kamu juga bisa menanyakan pada pemilik perkebunan apakah bunga yang akan kamu beli tersebut ditanam secara organik atau tidak.

Kamu juga bisa memastikannya dengan berkunjung langsung ke perkebunan untuk melihat proses penanaman bunga.

Pelajari bagian-bagian bunga

“Jangan mengonsumsi bunga yang tumbuh liar atau tumbuh di tepi jalan. Pelajari lebih dahulu bagian-bagian mana dari tanaman tersebut yang aman untuk dikonsumsi,” jelas Icha.

Baca juga: 6 Makanan dan Minuman untuk Bantu Tidur Lebih Nyenyak

Pasalnya, beberapa bunga yang bisa dikonsumsi juga terbatas hanya bagian-bagian tertentu saja.

Ada yang bisa dimakan bagian kelopaknya saja, atau hampir keseluruhan bunganya bisa dimakan termasuk daunnya seperti nasturtium yang daunnya bisa diolah jadi pesto.

Cara tentukan bunga yang bisa dikonsumsi

Icha cenderung akan mengirimkan bagian bunga ke laboratorium pangan untuk diteliti dan dipastikan apakah bunga tersebut memang bisa dikonsumsi atau tidak.

Ilustrasi edible flowers dibekukan jadi es batuShutterstock/Anna Mente Ilustrasi edible flowers dibekukan jadi es batu

Selain itu kamu juga bisa melakukan riset lewat internet atau buku untuk tahu apakah bunga tersebut aman.

Ada buku dan laman resmi yang memberikan daftar bunga-bunga apa saja yang aman untuk dikonsumsi, lengkap dengan bagian mana yang bisa dikonsumsi.

Cek alergi bunga

Jika ragu, jangan makan bunga tersebut. Ketika kamu sudah menemukan bunga yang bisa dikonsumsi dan ingin kamu coba, ada baiknya uji dulu reaksi alergi tubuhmu terhadap bunga tersebut.

Baca juga: 8 Bahan Pewarna Makanan Alami untuk Bikin Warna Merah

Kamu bisa mengambil sedikit bagian bunga kemudian gosokkan sedikit ke kulit tangan. Jika timbul reaksi yang buruk pada kulit, lebih baik jangan konsumsi bunga tersebut.

“Saya termasuk alerginya banyak. Jadi biasanya saya lap dulu di tangan, kalau timbul merah, gatal, rasa terbakar, itu jangan dikonsumsi. Itu salah satu indikasi kita alergi dengan jenis tersebut,” tegas Icha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com