Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Dori yang Dimakan Orang Indonesia Ternyata Patin, Apa Beda Keduanya?

Kompas.com - 08/07/2020, 09:09 WIB
Yuharrani Aisyah

Penulis

KOMPAS.com - Ikan dori yang selama ini dimakan orang Indonesia ternyata adalah patin, bukan ikan dori yang yang hidup di laut.

Informasi tersebut disampaikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui program sosialisasi Gerakan Makan Ikan (Gemarikan) sebagai wadah edukasi kepada masyarakat tentang manfaat makan ikan serta kandungan gizi di dalamnya.

Ikan dori tersebut rupanya adalah merek dagang produk ikan patin fillet dari Vietnam. 

"Ini merupakan salah satu praktek mislabelling atau pelabelan nama ikan yang salah. Hal ini bisa dimasukkan ke dalam kategori penipuan terhadap konsumen," ujar Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Nilanto Perbowo mengutip Antaranews.com, Selasa (7/7/2020).

Ikan pangasius Indonesia

Ilustrasi ikan sedang difillet. SHUTTERSTOCK/PRARINYA Ilustrasi ikan sedang difillet.

Terdapat cara untuk membedakan ikan patin fillet lokal dengan impor.

Dilihat dari warna, ikan patin fillet lokal dagingnya oranye, kekuningan, merah muda, krem dan putih, tergantung jenis dan kondisi lokal ikan berasal.

Sementara patin fillet impor, warna dagingnya sangat putih karena menggunakan zat pemutih.

Warga Indonesia diajak untuk membeli produk patin dalam negeri dengan merek "Indonesian Pangasius-The Better Choice". Ajakan oleh KKP ini telah berlangsung sejak dua tahun lalu.

Pangasius Indonesia dinilai lebih sehat, pasalnya ikan dikembangkan dengan probiotik bukan antibiotik.

Ikan tersebut juga dibudi dayakan dalam kolam air tanah yang bersih dan kepadatan lebih rendah.

Nilanto mengemukakan, ikan patin fillet menduduki posisi sebagai produk populer di retail modern untuk konsumen rumah tangga, industri jasa makanan, hotel, restoran, katering dan penerbangan.

Salah satu sajian dari ikan patin fillet yang kerap disajikan di restoran atau kafe adalah fish and chips.

Baca juga: Resep Fish and Chips, Sajian Seafood Sederhana yang Disukai Anak-anak

Ilustrasi fish and chips saus tartar. PIXABAY/SHARON ANG Ilustrasi fish and chips saus tartar.

"Kendala utama adalah masyarakat yang sudah terlanjur salah kaprah, ditawarin dori mau tapi begitu ditawarin patin nggak mau. Inilah yang akan kita lurusin," tegas Nilanto.

Menurut Nilanto, edukasi terkait dori dan patin ini sangat penting dilakukan, karena milenial mulai menggemari produk olahan ikan.

Pengelola restoran atau kafe, kata dia, harus memastikan bahwa fillet patin yang diolah adalah patin dalam negeri dan bukan impor dari Vietnam.

Sementara itu, Nilanto menyatakan bahwa kegiatan kampanye Gemarikan juga untuk memperkenalkan keunggulan ikan lokal daripada impor.

"Selain edukasi kita juga mengenalkan kepada masyarakat ikan-ikan lokal Indonesia. Untuk itu setiap bantuan ikan yang kita berikan pasti berupa ikan-ikan lokal baik berupa ikan segar maupun produk-produk olahannya yang diproduksi oleh UMKM setempat," kata Nilanto.

(Pewarta : M Razi Rahman | Editor : Triono Subagyo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com