4 Beda Deep Dish dan Thin Crust Pizza, Bukan Cuma Ketebalannya

KOMPAS.com - Deep dish dan thin crust pizza merupakan dua jenis makanan ala Italia bergaya Chicago, Amerika Serikat.

Ada beberapa perbedaan antara deep dish dan thin crust pizza. Salah satunya adalah ketebalannya.

Andrew Heyzer, pemilik Giulia’s Chicago Pizzeria menjelaskan empat perbedaan deep dish dan thin crust pizza berikut ini.

1. Ketebalan

Persis namanya, perbedaan paling mencolok antara dua jenis pizza ini adalah ketebalannya masing-masing.

Thin crust pizza lebih tipis dibandingkan dengan deep dish pizza yang memiliki pinggiran layaknya pie.

• Apa Itu Deep Dish Pizza, Makanan Asal Chicago Berbentuk Mirip Pie?
• 2 Cara Membuat Pizza Toast untuk Camilan dan Bekal Sekolah
• Resep Pizza Tortila Teflon, Camilan Tanpa Tepung yang Praktis

2. Penempatan topping

Topping pizza umumnya ditaruh di bagian teratas setelah saus. Hal ini berlaku untuk thin crust pizza.

Sebaliknya, topping deep dish pizza diletakkan di bawah saus, sementara saus berada di bagian paling atas.

"Sebelum saus tomat, ada topping-nya, kayak pepperoni, sosis, baru saus tomat dan parmesan di atasnya," kata Andrew saat ditemui Kompas.com di Giulia’s Chicago Pizzeria, Rabu (19/10/2022).

3. Takaran topping

Selain penempatannya, saus serta topping thin crust dan deep dish pizza juga jumlahnya berbeda.

Saus dan topping yang digunakan thin crust pizza terbilang normal, tidak terlalu sedikit ataupun banyak.

Sementara pada deep dish pizza, jumlah keju dan sausnya mendominasi dibandingkan dengan topping utama.

Baik thin crust maupun deep dish pizza, keduanya sama-sama dipanggang menggunakan oven. Namun, suhu dan durasinya berbeda.

"Deep dish pizza ini dioven selama 30 menit dengan suhu 225 derajat Celsius. Kalau thin crust lebih tinggi lagi suhunya, sekitar 265-275 derajat Celsius memanggangnya 10 menitan," jelas Andrew.