Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Diversifikasi Pangan untuk Santap Harian Penting Dilakukan?

KOMPAS.com – Kamu mungkin sering mendengar tentang pentingnya diversifikasi pangan untuk dilakukan.

Namun sebenarnya, apa itu diversifikasi pangan dan kenapa itu penting dilakukan?

Menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Dr. Ir. Agung Hendriadi, M. Eng., diversifikasi pangan adalah program saat masyarakat tidak terpaku pada satu jenis makanan pokok saja.

Masyarakat kemudian juga diharapkan terdorong untuk mengonsumsi bahan pangan lainnya sebagai pengganti makanan pokok beras yang selama ini dikonsumsi.

Hal tersebut ia ungkapkan dalam acara Webinar Diversifikasi Pangan Lokal Seri 2: Gaya Hidup Sehat, Kekinian dengan Pangan Lokal pada Rabu (23/6/2021).

Menurut Agung, diversifikasi pangan sangatlah penting agar bisa memanfaatkan kekayaan pangan lokal yang dimiliki Indonesia.

“Kita punya 77 jenis karbohidrat. Belum lagi kita punya 75 jenis protein, 110 jenis rempah, 40 jenis bahan pangan, 389 jenis buah-buahan, dan 228 jenis sayuran,” tutur Agung.

“Kalau kita punya kekayaan seperti ini, kita tidak melakukan diversifikasi, ya apa yang kita punya ini enggak ada artinya,” sambung dia.

Lebih lanjut, pemanfaatkan pangan lokal secara masif dinilai bisa memberikan kontribusi positif untuk memperkuat kedaulatan pangan nasional.

Tak itu saja, dengan diversifikasi pangan diharapkan bisa membawa masyarakat Indonesia agar hidup lebih sehat.

“Disampaikan juga indeks glikemiknya talas itu lebih rendah daripada indeks glikemiknya beras," jelas Agung. 

"Kemudian ada juga karbohidrat lain yang mempunyai indeks glikemik lebih rendah lagi,” tuturnya.

Pangan lokal pengganti beras

Dengan keberagaman pangan yang begitu kaya, ada banyak sekali pilihan karbohidrat pengganti nasi khususnya yang bisa dipilih masyarakat.

Bahan-bahan tersebut pun sangat mudah ditemukan di pasaran.

Menurut Travelling Chef Wira Hardiyansyah, beberapa sumber makanan pengganti nasi yang mudah ditemukan di pasaran, di antaranya ada kembang kol, kentang, talas, sukun, ubi jalar, kedelai, kacang hijau, singkong, dan jagung.

“Kalau kita mau belanja, ada banyak sumber. Ada belanja online jadi enggak perlu repot,” ujar Wira saat menjadi pembicara di kesempatan yang sama.

Dari singkong saja misalnya, bisa diolah lagi jadi beragam olahan menarik.

Wira mencontohkan singkong bisa diolah jadi gaplek, tape, keripik singkong, gethuk, kolak, singkong goreng, onggok, hingga tepung singkong atau mocaf.

“Salah satu sumber pangan lainnya adalah jagung. Ini tadi pagi saya buat (telur dadar jagung) dari tepung jagung, jagung segar, terus daun bawang, cabai merah,” imbuh Wira.

Sajian tersebut ia santap apa adanya, tanpa harus ditambah nasi lagi karena jagung sendiri sudah termasuk sumber karbohidrat pengganti nasi.

https://www.kompas.com/food/read/2021/06/24/170900875/mengapa-diversifikasi-pangan-untuk-santap-harian-penting-dilakukan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke