Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

9 Es Krim Jadul di Indonesia yang Bikin Kangen, Favorit Anak 90-an

KOMPAS.com - Generasi 90-an barangkali familier dengan es krim zaman dulu seperti es lilin atau es goyang.

Biasanya es krim tersebut dijual di depan Sekolah Dasar atau keliling kampung. Sayangnya, es krim zaman dulu dulu atau biasa disebut es krim jadul ini sekarang mulai langka. 

Keberadaannya yang mulai langka, terkadang membuat generasi 90-an menjadi kangen. Berikut sembilan es krim jadul yang akan membuatmu bernostalgia.  

Es lilin merupakan salah satu es krim jadul yang disajikan dalam wadah plastik. Ada beragam rasa es lilin yang biasa dijual, seperti cokelat dan aneka buah-buahan.

Cara membuat es lilin ialah dengan memasukkan adonan es ke dalam plastik. Kemudian, adonan tersebut dibekukan lalu dinikmati dengan cara dihisap dan digigit.

Beberapa masyarakat juga mengenal es lilin dengan sebutan es mambo. Namun ada juga yang berpendapat bahwa keduanya berbeda.

2. Es serut pelangi

Di beberapa daerah, es serut juga dikenal dengan sebutan es gosrok.

Diberi nama es serut karena cara membuatnya ialah dengan menyerut atau mengosok es. Setelah diserut, es akan dibentuk bulat dan diberi sirup warna-warni seperti pelangi.

Es krim jadul ini dulu banyak dijual di depan gerbang sekolah dan menjadi kesukaan anak-anak. Namun sayang kini penjual es serut pelangi mulai langka.

Es goyang menjadi salah satu es krim jadul favorit warga Jakarta. 

Cara membuat es goyang cukup unik, yakni dengan mengoyang-goyangkan gerobaknya.

Sama dengan es lilin atau es krim jadul lainnya, es goyang juga memiliki rasa yang bervariasi. Ada rasa cokelat, vanila, kacang hijau, dan buah-buahan. 

Sebelum disajikan, es goyang dicelupkan ke dalam cairan cokelat terlebih dulu. Terkadang ada juga penjual yang menambahkan cincangan kacang untuk pelengkapnya. 

4. Es gabus 

Es gabus adalah es krim zaman dulu yang terbuat dari tepung hunkue. Adonan tepung yang sudah dimasak akan dibekukan hingga menjadi es. 

Setelah dipotong dari adonannya, es gabus diberi lapisan plastik supaya mudah dipegang. 

Es gabus bisa dimakan dengan cara digigit karena empuk teksturnya. Umumnya es gabus berbentuk persegi dan berwarna-warni. 

Es potong berbentuk tabung memanjang yang disajikan dengan cara dipotong lalu ditusuk menggunakan lidi atau stik es. 

Sama seperti es goyang, es potong juga dicelup ke cairan cokelat terlebih dulu sebelum dihidangkan. Rasanya pun bervariasi, ada rasa cokelat, vanila, dan rasa buah-buahan. 

Terkadang penjual menambahkan meses ke dalam adonan es potong, sehingga tampilannya lebih menarik dan enak rasanya. 


6. Es kado 

Es kado hampir sama dengan es potong. Bahkan variasi rasa dan penyajiannya pun sama. 

Perbedaan keduanya hanya pada bentuknya saja. Umumnya es potong berbentuk tabung, sedangkan es kado berbentuk kotak.

Es kado umumnya dibungkus menggunakan kertas kado tipis. Sementara, es potong biasanya memakai plastik. 

Namun tak jarang ada juga penjual es kado yang memakai bungkus plastik, begitu pula sebaliknya. 

Es dung-dung juga dikenal dengan nama es tung-tung atau es puter. Konon, nama 'dung-dung' diambil dari suara gong yang dipukul oleh penjual sebagai tanda ia datang. 

Es dung-dung disajikan dengan dua wadah. Pertama, menggunakan cone tipis yang bisa dimakan. Lalu, ada pula yang disajikan dengan lembaran roti tawar.

8. Es Wawan 

Es Wawan atau es jolly menjadi favorit generasi 90-an karena rasanya yang segar dan harganya yang murah. 

Es yang berbentuk bulat memanjang ini bisa dibagi menjadi dua bagian. Jadi, kamu bisa membeli setengah porsi alias separuh potong. 

9. Es Mony 

Terakhir, ada Es Mony yang juga tidak kalah populer. Konon ini merupakan salah satu merek es krim jadul yang menjadi favorit anak-anak pada zamannya. 

Es krim ini berbentuk segitiga dan mempunyai banyak rasa. Ada rasa jeruk, stoberi, anggur, dan masih banyak lainnya. 

https://www.kompas.com/food/read/2021/03/16/180700675/9-es-krim-jadul-di-indonesia-yang-bikin-kangen-favorit-anak-90-an

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke