Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu Ayam Kodok? Makanan Natal Kreasi Orang Belanda di Indonesia

KOMPAS.com - Ayam kodok biasanya disajikan saat perayaan istimewa di Indonesia termasuk Natal.

Walaupun mengandung kata 'kodok', tetapi makanan spesial ini tidak terbuat dari hewan kodok sama sekali.

Wujud ayam kodok adalah ayam utuh berisi campuran daging ayam cincang dan rempah. Terkadang tambah telur atau jeroan ayam.

Di balik nama unik, terdapat sejumlah hal yang perlu kamu ketahui tentang ayam kodok seperti mengutip The Jakarta Post, mulai dari sejarah sampai eksistensinya di masa kini.

Ayam kodok kreasi orang Belanda

Ayam kodok adalah masakan yang dikenalkan oleh orang Belanda saat zaman penjajahan Belanda.

Menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman mengutip The Jakarta Post, ayam kodok adalah kreasi orang Belanda menggunakan bahan yang tersedia di Indonesia. Terinspirasi dari hidangan daging cincang ala Perancis yaitu ballotine dan galantin.

Resep ayam kodok pertama kali muncul ketika koki Belanda menerbitkan buku masak Indonesia. Dalam buku tersebut tercantum resep gevulde kip atau ayam utuh isi daging cincang dan rempah.

Asal nama ayam kodok

Nama ayam kodok tidak muncul begitu saja.

Berdasarkan jurnalis senior dan penulis Indonesian Dishes and Desserts Hiang Marahimin juga melansir The Jakarta Post, usai dipanggang, bentuk ayam kodok melebar dan pipih karena tidak ada tulangnya. Dari sinilah nama ayam kodok muncul.

Cara membuat ayam kodok rumit

Orang Belanda memperkenalkan ayam kodok sebagai sajian untuk acara istimewa, tidak hanya Natal. Biasanya untuk pesta yang menghidangkan makanan mewah, maka ayam kodok salah satunya.

Bukan tanpa alasan ayam kodok hanya disajikan saat perayaan istimewa, karena cara membuatnya rumit dan membutuhkan waktu lama. Ukuran ayam kodok besar, bisa untuk 15-20 orang.

Daging dan tulang ayam dikeluarkan dari dalam perut, sehingga menyisakan kulit, sayap, dan kaki ayam.

Daging ayam dicincang, dicampur dengan rempah dan bahan protein lain. Barulah dimasukkan kembali ke dalam kulit ayam. Langkah terakhir, ayam isi dikukus lalu dipanggang.

Menurut Hiang Marahimin, harus menggunakan ayam broiler tua dalam membuat ayam kodok.

Pasalnya, tekstur kulit daging ayam tua lebih kuat dan tidak mudah rapuh. Tekstur kulit yang kuat penting karena adanya proses mengeluarkan daging ayam.

Tantangan lain dalam membuat sajian ini adalah mencincang daging ayam tua yang teksturnya padat, keras, dan tidak berlemak.

Hiang Marahimin menambahkan, saat zaman penjajahan Belanda hanya ada ayam kampung yang dagingnya keras dan padat.


 

Makna telur dalam ayam kodok

Isi ayam kodok biasanya tidak hanya daging ayam, bisa tambah hati ayam maupun daging babi.

Telur rebus juga bisa ditambahkan untuk mengisi kekosongan di dalam ayam. Tujuannya untuk mengurangi pengeluaran membeli daging. Kadang juga diganti sosis.

Menurut Fadly Rahman, penambahan telur rebus mempunyai arti tersendiri. 

Hampir selalu ada telur dalam sajian makanan perayaan budaya dan tradisi di Indonesia seperti pada ayam kodok dan tumpeng.

Alasannya, telur adalah embrio atau cikal bakal kehidupan yang melambangkan kelahiran kembali dan perubahan menuju kesucian atau kemurnian.

Ayam kodok mulai terlupakan

Termasuk sajian istimewa, tetapi ayam kodok mulai terlupakan karena cara membuatnya yang rumit dan banyak pilihan makanan lain.

Fadly mendapatkan informasi dari temannya terutama keturunan China, tradisi membuat ayam kodok terhenti di generasi nenek atau ibu mereka.

Menurutnya, generasi muda sekarang lebih memilih membuat masakan yang lebih simpel. Kalau ingin menikmati ayam kodok, biasanya memesan dari koki rumahan atau profesional.

Artikel ini telah tayang di Jakarta Post dengan judul "'Ayam kodok': Indonesia’s near-forgotten holiday dish", https://www.thejakartapost.com/life/2019/12/20/ayam-kodok-indonesias-near-forgotten-holiday-dish.html

(Penulis/Editor: Muthi Achadiat Kautsar)

https://www.kompas.com/food/read/2020/12/17/203228975/apa-itu-ayam-kodok-makanan-natal-kreasi-orang-belanda-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke