Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Anang Ristanto
PNS

Berkarir sebagai PNS sejak tahun 2005 dan saat ini sebagai pranata humas ahli madya

Ketangguhan Pendidikan Kita dan Komitmen Wujudkan Akses Pendidikan dan Kebudayaan

Kompas.com - 05/04/2024, 12:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

AKHIR 2023, dunia pendidikan mendapatkan laporan dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) tentang skor Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2022. Hal ini menimbulkan pro dan kontra.

Sebagai informasi, skor PISA mengukur pengetahuan dan kemampuan siswa berusia 15 tahun di bidang literasi, numerasi, dan sains.

Dalam rilis tersebut, secara global, skor PISA 2022 dari 81 negara mengalami menurun, termasuk Indonesia. Pandemi Covid-19 turut memicu menurunnya skor global tersebut (Kompas.id, 23/12/2023).

Namun, jika dilihat secara peringkat, posisi Indonesia pada PISA 2022 lebih baik daripada PISA 2018.

Hal ini karena mengalami kenaikan lima sampai enam peringkat. Untuk literasi membaca, peringkat Indonesia di PISA 2022 naik 5 posisi dibanding sebelumnya. Untuk literasi matematika peringkat Indonesia di PISA 2022 juga naik 5 posisi, sedangkan untuk literasi sains naik 6 posisi.

Peningkatan ini merupakan capaian paling tinggi secara peringkat (persentil) sepanjang sejarah Indonesia mengikuti PISA (rilis Kemendikbudristek, 5/12/2023).

Peningkatan posisi peringkat Indonesia pada PISA 2022 mengindikasikan resiliensi yang baik dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Hal ini juga menjadi bukti konkret transformasi pendidikan nasional. Salah satunya terlihat dalam penanganan pandemi Covid-19 lalu. Pandemi Covid-19 telah memaksa sektor pendidikan bertransformasi secara cepat.

Berdasarkan hasil Programme for International Student Assesment (PISA) 2022, dampak pandemi Covid-19 terhadap penutupan sekolah membuat banyak siswa di berbagai negara mengalami kemunduran belajar (learning loss).

Direktur untuk Pendidikan dan Keterampilan Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), Andreas Schleicher memuji ketangguhan sistem pendidikan Indonesia, terutama di saat pandemi Covid-19.

Baca juga: Membaca Hasil Tes PISA 2022

Beberapa tahun terakhir ini, menurutnya, merupakan masa yang sangat sulit. Namun, peserta didik Indonesia secara umum berhasil mempertahankan kualitas hasil pembelajaran dalam nilai PISA mereka.

Ketangguhan sistem pendidikan Indonesia

Menanggapi rilis PISA, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan bahwa peningkatan peringkat ini menunjukkan ketangguhan sistem pendidikan Indonesia dalam mengatasi hilangnya pembelajaran akibat pandemi Covid-19.

 

Sebagai ikhtiar dan komitmen dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah melalui Kemendikbudristek terus menerus meningkatkan akses layanan pendidikan.

Hal ini sebagaimana disampaikan dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim (6/3/2024).

Ia menjabarkan, akses layanan pendidikan yang berhasil ditingkatkan cakupannya adalah Angka Kesiapan Sekolah, Angka Partisipasi Sekolah 7-12 tahun dan 13-15 tahun, serta Angka Partisipasi Kasar SMA/SMK/MA/SMLB/ Sederajat dan Perguruan Tinggi.

Lalu, proporsi peserta didik yang memiliki nilai di atas batas minimum dalam asesmen kompetensi minimum untuk literasi dan numerasi juga mengalami peningkatan.

Terkait dengan Guru dan Tenaga Kependidikan yang merupakan hal penting dalam pendidikan, sejak tahun 2020-2023 sebanyak 94.685 calon guru penggerak mengikuti pendidikan Guru Penggerak.

Tercatat jumlah pula jumlah kelulusan 61.256 guru, 2.730.767 jumlah Guru Pelatihan Mandiri, 422.679 guru mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG), serta 774.999 guru honorer lulus seleksi guru ASN PPPK.

Sejak tahun 2020-2023, dalam hal Akreditasi dan Asesmen Nasional (AN), ada 238.471 satuan pendidikan formal telah diakreditasi, 106.052 program/satuan PAUD dan PNF diakreditasi, dan 283.609 satuan pendidikan yang melaksanakan AN tahun 2021.

Sebanyak 282.962 satuan pendidikan melaksanakan AN tahun 2022, serta 492.204 satuan pendidikan yang melaksanakan AN tahun 2023, termasuk Uji Kesetaraan dan Sulingjar PAUD.

Untuk capaian pada pendidikan tinggi, sejak tahun 2020-2023 ada 937.339 mahasiswa mengikuti program studi di luar kampus.

Kemudian ada 10 PTN-BH baru; 8.452 program studi di perguruan tinggi yang diakreditasi BAN-PT; 2.254 program studi dengan inovasi pembelajaran digital, dan 1.635 mahasiswa penerima Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB).

Sedangkan untuk capaian pendidikan dan pelatihan vokasi sejak 2021-2023;, yaitu 1.851 SMK pelaksana program SMK Pusat Keunggulan; 1.785.872 siswa menerima manfaat dalam program SMK Pusat Keunggulan dengan anggaran Rp 643,17 miliar investasi industri yang dihasilkan dari program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan (Matching Fund) dengan melibatkan 720 industri dan 769 SMK.

Kemudian anggaran Rp 203 miliar investasi yang dihasilkan dari program Matching Fund Pendidikan Tinggi Vokasi dengan melibatkan 504 mitra industri, yakni sebanyak 202.457 orang peserta program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK);.

Sejumlah 87.311 orang peserta program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW); serta 37.492 orang guru kejuruan, kepala sekolah, dosen mengikuti upskilling dan reskilling berstandar industri.

Sejak 2021-2023, perkembangan program Sekolah Penggerak ada 506 dari 514 Kab/Kota telah berpartisipasi, 14.239 satuan pendidikan, serta 5.676 Sekolah Penggerak telah melakukan pengimbasan kepada sekolah sekitar hingga tahun 2023.

Sedangkan dalam Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM), sebanyak 309.149 sekolah telah terdaftar, dengan 6.200 sekolah dari daerah Tertinggal serta 2.140.569 PTK terdaftar telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Baca juga: Kemendikbud Tegaskan Tidak Ada Penghapusan Pramuka dari Kurikulum Merdeka

Sementara itu, terkait BOSP (BOS, BOP PAUD, BOP Kesetaraan), untuk penyaluran Dana BOS telah dilakukan kepada 217.752 satuan pendidikan (99,87%) pada tahun 2023.

Penyaluran BOP PAUD dan Kesetaraan telah dilakukan kepada 192.714 Satuan Pendidikan (99,65 persen) pada tahun 2023.

Peningkatan satuan biaya BOS dan BOP yang disesuaikan dengan karakteristik daerah berdasarkan indeks kemahalan konstruksi tiap wilayah kabupaten/kota, dan peserta didik.

Khusus wilayah 3T, rata-rata peningkatan satuan biaya BOS sebesar 49,63n BOP sebesar 50,89 persen.

Melaksanakan amanat konstitusi

 

Sedangkan dalam program literasi, sejak 2021-2023 sebanyak16.868.247 eksemplar buku telah terdistribusi ke satuan Pendidikan ; 57.087 satuan pendidikan di daerah 3T dan Non 3T, 319 taman bacaan masyarakat penerima buku bacaan literasi.

Sebanyak 40 perpustakaan daerah penerima buku bacaan literasi, 442 kabupaten/kota di seluruh Indonesia penerima buku bacaan literasi, serta 1.998 orang telah mengikuti pelatihan pemanfaatan buku bacaan tahun 2022 dan 15.237 orang di tahun 2023.

Dalam hal digitalisasi pendidikan, terdapat 79.259 sekolah formal telah menerima bantuan TIK tahun 2020-2023 (Belanja Kemendikbudristek dan DAK Fisik), 1.382.512 perangkat TIK telah diberikan untuk mendukung program digitalisasi sekolah (dikdasmen).

Terdapat empat Platform Digital: Platform Merdeka Mengajar, Platform Kampus Merdeka, Platform Sumber Daya Sekolah, Platform Profil Rapor Pendidikan dan Manajemen Data serta Infrastruktur.

Mengenai pembiayaan pendidikan, terdapat 14.891 siswa menerima bantuan ADEM dari tahun 2020 hingga 2023, 18.109.119 siswa mendapat bantuan PIP pada tahun 2023, 916.827 mahasiswa mendapat bantuan KIP Kuliah pada tahun 2023, serta 7.614 mahasiswa mendapat bantuan ADIK pada tahun 2023.

Sementara untuk pemajuan kebudayaan, sebanyak 575 Cagar Budaya yang ditetapkan (tahun 2020 sebanyak 175, tahun 2021 sebanyak 200, tahun 2022 sebanyak 110, tahun 2023 sebanyak 90), 857 Warisan Budaya Tak Benda yang Ditetapkan (tahun 2020 sebanyak 153, tahun 2021 sebanyak 289, tahun 2022 sebanyak 200, tahun 2023 sebanyak 215).

Sebanyak 26.072 Cagar Budaya dan OPK yang dilestarikan (tahun 2020 sebanyak 6.922, tahun 2021 sebanyak 7.708, tahun 2022 sebanyak 10.363, tahun 2023 sebanyak 1.079), serta 777 Giat Warisan Budaya (tahun 2020 sebanyak 147, tahun 2021 sebanyak 187,2022 sebanyak 143, tahun 2023 sebanyak 300).

Itulah beberapa capaian yang telah dilaksanakan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.

Pemerintah berkomitmen meningkatkan kinerja dan dukungan terhadap program Prioritas Nasional, yang ditunjukkan dengan capaian pada berbagai Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS).

Baca juga: Gratifikasi Berkedok THR: Dilema Nasib Guru dan Pendidikan Politik

IKSS tersebut terdiri atas sekolah dan guru penggerak, penerapan Kurikulum Merdeka, program literasi, akreditasi dan asesmen, kebahasaan, dan transformasi teknologi serta pemajuan kebudayaan.

Semuanya itu dilakukan demi untuk melaksanakan amanat konstitusi, yakni memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan kunci menuju Indonesia maju dan unggul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com