Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Poltekkes Kemenkes Punya 6 Guru Besar Baru

Kompas.com - 01/12/2023, 13:47 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Politeknik Kesehatan (Poltekkes) di bawah naungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengukuhkan 6 guru besar baru.

Pengukuhan itu diadakan dalam sidang sinat terbuka yang dipimpin langsung oleh Menkes Budi Gunadi Sadikin pada Rabu (30/11/2023).

Keenam guru besar yang baru dikukuhkan adalah:

  • Prof. Trina Astuti dikukuhkan sebagai Guru besar di bidang Ilmu Gizi pada Poltekkes Kemenkes Jakarta 2.
  • Prof. Rita Benya Adriani dikukuhkan sebagai Guru besar di bidang Ilmu Keperawatan pada Poltekkes Kemenkes Surakarta.
  • Prof. Suprajitno dikukuhkan sebagai Guru besar Guru besar di bidang Ilmu Keperawatan pada Poltekkes Kemenkes Malang.
  • Prof. Marsum dikukuhkan sebagai Guru besar di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Poltekkes Kemenkes Semarang.
  • Prof. Zuraidah Nasution dikukuhkan sebagai Guru besar di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat pada Poltekkes Kemenkes Medan.
  • Prof. Sri Indra Tri Gunarso dikukuhkans ebagai Guru besar di bidang Ilmu Kesehatan Lingkungan pada Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang.

Baca juga: Guru Besar Unesa: Bahasa Indonesia Telah Jadi Bagian Pengambilan Kebijakan di Internasional

Menkes Budi menyampaikan tiga pesan kepada guru besar yang baru dilantik dan jajaran direksi di Poltekkes Kemenkes di seluruh Indonesia.

"Saya titip dan minta tugas yang harus dilakukan oleh Poltekkes di seluruh Indonesia ada tiga," kata dia dikutip dari laman Kemenkes, Jumat (1/12/2023).

Pertama, dia berpesan kepada Poltekkes Kemenkes agar mampu memberikan manfaat kepada mahasiswa didiknya sekaligus memberikan pembelajaran terbaik.

Budi menceritakan pengalamannya ketika melakukan kunjungan kerja ke luar negeri dan bertemu para perawat dari Indonesia.

Pada kunjungan tersebut, dia bertanya kepada para perawat, apakah ada yang lulusan dari Poltekkes Kemenkes dan apabila tidak ada maka Menkes merasa sedih karena berarti program studi keperawatan di Poltekkes belum diakui dunia.

Menkes menambahkan, dia juga mengajukan pertanyaan serupa saat melakukan peresmian rumah sakit dan memiliki kesempatan berdiskusi dengan para tenaga kesehatan dan tenaga medis.

Menurut Menkes, indikator Poltekkes sudah memberikan yang terbaik kepada mahasiswanya dapat dilihat dari jumlah lulusan yang bekerja di tempat terbaik.

"Jadi mengukurnya gampang, kita lihat institusi terbaik, rumah sakit terbaik, ada lulusan poltekkes atau tidak? Kalau ada berarti Poltekkes sudah baik bagi murid-muridnya," sebut Menkes.

Kedua, Menkes Budi berpesan kepada Poltekkes agar mampu memberikan manfaat bagi masyarakat yang ada di sekitarnya.

Tolak ukur manfaat ini dapat dilihat dari jumlah tenaga kesehatan yang ada di fasilitas kesehatan di sekitar Poltekkes, apakah sudah terpenuhi atau masih kurang. Misalnya, apabila masih ada kekurangan tenaga kesehatan di Puskesmas maka Poltekkes harus bisa hadir memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

"Sebaik apapun penelitian kita tapi kalau bidan atau tenaga laboratorium di Puskesmas sekitar kita tidak lengkap, berarti kita lupa apa tugas kita di Poltekkes ini. Kita harus berbuat baik bagi masyarakat di sekitar kita, harus bermanfaat bagi masyarakat di sekitar kita," jelas Menkes.

Ketiga, dia berharap agar Poltekkes bermanfaat bagi masyarakat Indonesia. Untuk itu, Menkes berharap agar Poltekkes melakukan riset yang bersifat riset kebijakan (policy research) maupun riset implementasi (implementation research).

Baca juga: Tambah 42, UIN Jakarta Akan Punya 128 Guru Besar

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com