Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Terjal Yulianto Tingkatkan Literasi di Pelosok Grobogan

Kompas.com - 06/11/2023, 13:17 WIB
Muhammad Idris,
Albertus Adit

Tim Redaksi

Meski tidak segesit dulu, namun Yulianto tidak berhenti bergerak. Dia tetap menemukan cara lain untuk tetap bergerak menyebarkan virus membaca.

Yulianto mulai mendirikan beberapa rumah baca di beberapa daerah di Grobogan berkolaborasi dengan orang-orang yang memiliki visi dan misi sama di daerahnya.

Mereka bergerak bersama-sama untuk mewujudkan cita-cita membuka satu taman baca di setiap kecamatan di Grobogan.

Rumah Baca Bintang pun berhasil membuka simpul-simpul pustaka baru di Grobogan yaitu Rumah Baca Mulia Utama, Padepokan Ayom Ayem, Taman Baca Lurung Ceria, dan Teras Baca Rejosari.

“Makanya saya menginisiasi beberapa taman bacaan di beberapa daerah. Jadi ketika saya tidak bisa ke sana ada beberapa teman taman baca mereka sudah bisa untuk membantu,” kata Yulianto.

Saat ini, Yulianto juga sedang menginisiasi rumah baca di daerah Gabus, Grobogan bekerjasama dengan seorang illustrator.

“Pas beliau ke sini sempet saya support buku. Saya tidak mau asal-asalan mendirikan rumah baca sebelum tahu karakter penanggung jawabnya siapa,” ungkapnya.

Sebab, beberapa kali Yulianto membantu mendirikan rumah baca namun penanggung jawabnya justru lepas tanggung jawab.

“Pernah ada yang minta dibantu setelah itu menghilang. Jadi bukunya sayang sekali kebermanfaatannya padahal ada banyak anak-anak yang masih membutuhkan,” tutur Yulianto.

Selain aktif di Rumah Baca Bintang, Yulianto juga sering menerima panggilan sebagai pendongeng dan mengisi acara Read Aload di Perpustakaan Daerah.

Kini, harapan Yulianto pun sederhana, hanya ingin tetap bermanfaat dan bisa menyebarkan kegemaran membaca.

“Ingin semakin banyak orang-orang baik yang ambil bagian dalam meningkatkan literasi anak-anak di Indonesia,” ungkapnya.

Karakter unik Yulianto sebagai sosok pendongeng dipandang cukup unik oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi.

Pada tahun ini, Kominfo menjadikan Yulianto sebagai salah satu karakter dalam komik buatan mereka untuk dibagikan ke 2.000 simpul pustaka di Indonesia.

Baca juga: 7 Tips agar Anak Tak Takut ke Dokter Gigi

Sebelumnya, perjuangan Yulianto juga mendapatkan apresiasi dari PT Astra International Tbk.

Pada 2021, Yulianto meraih apresiasi Satu Indonesia Award Tingkat Provinsi Jawa Tengah di Bidang Pendidikan oleh PT Astra International Tbk.

Dukungan pihak Astra sangat berarti bagi Yulianto dalam menjalankan Rumah Baca Bintang. Dia mendapatkan dukungan berupa materi dan pelatihan yang menambah wawasan.

Rendahnya literasi dan minat baca di Indonesia

Perjuangan Yulianto untuk meningkatkan literasi bagi anak-anak di desa tidak bisa dianggap sebelah mata.

Pasalnya, minat membaca buku dan literasi di Indonesia dinilai masih sangat rendah.

"Bagaimana tidak rendah kalau tidak ada akses bukunya, tidak ada pembinaan minat bacanya?" kata Yulianto.

Bagi Yulianto, kunci untuk menaikkan indeks literasi di Indonesia adalah dengan memberikan akses buku berkualitas dan pembinaan minat baca kepada anak-anak.

Rendahnya minat baca dan literasi Indonesia bukanlah omong kosong semata.

Data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) mendapati, indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya di angka 0,001 persen.

Dengan kata lain, dari seribu orang Indonesia, hanya satu orang yang gemar membaca buku.

Sementara itu, menurut Program for International Student Assessment (PISA) yang diselenggarakan oleh OECD, Indonesia menjadi bagian dari 10 negara yang memiliki tingkat literasi rendah di tahun 2019, di peringkat 62 dari 70 negara.

Anak-anak yang tinggal di daerah terpencil tanpa akses internet dan buku juga mengalami kesulitan dalam meningkatkan literasi membaca.

Perlu diketahui bahwa literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis.

Akses ke bacaan berkualitas dan literasi di Indonesia

Menanggapi rendahnya minat baca dan literasi di Indonesia, pengamat Pendidikan sekaligus pendiri Ikatan Guru Indonesia (IGI) Satria Dharma mengatakan, karena anak-anak hanya diajari untuk bisa membaca tapi tidak diberi buku bacaan untuk membaca.

“Karena tidak punya buku bacaan maka mereka tidak punya kebiasaan membaca. Karena tidak punya buku untuk dibaca dan tidak memiliki kebiasaan membaca maka kemampuan membacanya rendah,” ungkap Satria Kompas.com.

Untuk bisa meningkatkan kemampuan membaca atau literasi maka harus dimulai dengan menyediakan buku-buku bacaan bermutu dan mewajibkan mereka membaca.

“Agar kebiasaan membaca (reading habit) dan kemampuan membaca (reading skills) mereka meningkat,” lanjutnya.

Sehingga, akses anak-anak terhadap buku-buku bacaan berkualitas memang wajib ditingkatkan.

“Coba bandingkan dengan kurikulum negara lain. Negara lain benar-benar paham betapa pentingnya kemampuan dan ketrampilan membaca bagi anak-anak mereka sehingga mereka memberikan porsi yang sangat besar pada pembelajaran membaca dan menulis pada kurikulum mereka,” urai Satria.

Pada kurikulum negara lain mata pelajaran mereka di tingkat dasar bukanlah Bahasa Inggris, melainkan membaca dan menulis.

Baca juga: 5 Dampak Negatif Gawai pada Anak serta Rekomendasi Penggunaannya

“Pada kurikulum kita mata pelajarannya adalah Bahasa Indonesia dengan fokus pembelajaran mengenai teori-teori tentang kebahasaan atau gramatika dan bukan melatih siswa untuk menguasai ketrampilan membaca atau menulis,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com