Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Taufiq Pernah Jualan di Pasar, Kini Jadi Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati

Kompas.com - 22/10/2023, 07:53 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak lika-liku yang harus dijalani seseorang hingga bisa mencapai suatu titik tertentu.

Seperti perjalanan hidup Mohammad Taufiq Rahman yang pernah merasakan berjualan di pasar, kini berhasil menjadi seorang Guru Besar di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung (UIN Sunan Gunung Djati Bandung).

Ada pepatah setinggi tingginya gunung kalau kita daki sampai puncaknya, tetap berada di bawah telapak kaki kita.

Menurut Taufiq Rahman, kalimat bijak itu menggambarkan bahwa betapa berat, pahit dan susahnya kehidupan ini.

Baca juga: Unnes Kukuhkan 6 Profesor Baru dari Beragam Keilmuan

Dikukuhkan jadi Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Tetapi kalau dihadapi, dijalani dengan keteguhan hati, kesabaran jiwa dan kepasrahan penuh kepada sang Ilahi, pasti berbuah anugerah.

Dalam menjalani kehidupannya, pria kelahiran Tasikmalaya ini bermodal keteguhan hati, sanggup melewati kehidupan yang penuh liku dan warna.

Ia juga mampu memadukan hati dan akal dalam menaiki tangga kehidupan setapak demi setapak dari "Zero hingga Hero".

Taufiq berhasil meraih Guru Besar Bidang Sosiologi Islam pada Kamis, 7 September 2023 yang lalu.

Label Guru Besar tersebut manjadi simbol insan akademik yang terpadu di dalamnya integritas dan kapasitas.

Taufiq yang juga dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini, hanya membutuhkan waktu 6 bulan untuk meraih guru besar.

Sebab sebelumnya ia sudah mempersiapkan diri dengan maksimal, semua persyaratan administrasinya.

"Alhamdulillah, semua sudah terlewati dengan baik dan lancar, itu semua buah dari keteguhan hati, sabar dan berani berkompetisi," kata Taufiq seperti dikutip dari laman UIN Sunan Gunung Djati, Minggu (22/10/2023).


Baca juga: Cerita Keseharian Mahasiswa Kedokteran UGM, Belajar 3-6 Jam Sehari

Pernah rasakan jualan di pasar

Pria kelahiran 1973 ini, berbagi kisah perjalanan hidupnya hingga akhirnya berhasil meraih gelar Guru Besar.

Dia mengaku, sejak kecilnya sudah ditempa kerasnya kehidupan. Tak heran ia mempunyai pribadi yang teguh dan tangguh melewati cobaan hidup.

Dengan kemandiriannya, Ia menjalani kehidupan dari bawah dengan berjualan kantong plastik merek Unyil di pasar.

"Dari keuletan dan semangat tinggi, sampai ada yang mau merekrut memberi modal untuk buka toko atau jongko di pasar," kenangnya.

Namun, semua tawaran itu ditolak. Sebab ada yang lebih penting dari itu, yaitu ingin mencari ilmu sampai perguruan tinggi.

Baginya, berjualan di pasar hanya media saja, untuk mencapai cita-cita luhur. Di tengah kesibukan berjualan, Taufik tetap mencari ilmu, menulis, membaca dan belajar.

"Jadi berkali kali banyak pekerjaan yang saya tolak untuk sebuah cita-cita. Karena ingin sekolah. Semuanya saya jalani termasuk saran dari orangtua. Mulai dari belajar ceramah atau khutbah atau aktifitas positif lainnya," tuturnya.

Baca juga: Syarat Nilai Rapor dan Skor IQ untuk Daftar SMA Taruna Nusantara

Ingin berdedikasi untuk lembaga dan masyarakat

Dimulai menjalani kehidupan dari bawah, ia bisa mengambil pengalaman berharga. Ketika digeluti di lapangan ternyata bisa menemukan berbagai disiplin keilmuan, mulai logika, retorika sampai metodologinya.

"Semua itu adalah hal-hal yang berharga yang didapat dari lapangan," kata Taufiq.

Dengan motivasi tinggi, dibarengi keteguhan hati meraih cita-cita, Taufiq lancar melewati pendidikan mulai dari MI, MTs, Aliyah, IAIN (UIN-sekarang) saat kuliah jenjang S1, S2 hingga menyelesaikan S3 dengan baik.

Bahkan selama mengenyam pendidikan, Taufiq melanglang buana hingga ke Malaysia dan beberapa negara di Eropa seperti Belanda, Inggris dan Perancis.

Perjuangan keras berbuah manis, ditingkat Asia karya ilmiahnya di bidang sosial dan keagamaan, Taufik menempati urutan ke-53 dari 100.

Taufiq bertekad untuk terus berkontribusi mendedikasikan kompetensi keilmuannya untuk lembaga dan masyarakat.

"Alhamdulillah, pendidikan yang saya lalui, berkah didukung dari Kementerian Agama sampai tuntas. Ke depan akan lebih fokus untuk mengukuhkan keilmuan di bidang sosiologi Islam, menulis untuk masyarakat internasional," tandasnya.

Baca juga: Guru Besar IPB Ungkap 6 Herbal Ini Bagus untuk Antidiabetes

Taufiq sangat produktif dan inovatif menulis banyak karya ilmiah. Ia juga rajin menulis di berbagai media massa regional, nasional hingga internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com