Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wujudkan SDM Unggul, Anggaran Pendidikan Indonesia Perlu Ditingkatkan

Kompas.com - 19/10/2023, 19:24 WIB
Theresia Aprilie,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia sebagai negara berkembang dengan populasi yang besar mempunyai potensi untuk meningkatkan daya saing dalam ekonomi global. Namun, untuk mencapai itu, diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul.

Berdasarkan hasil riset dari IMD World Talent Ranking (WTR) 2023, tingkat daya saing SDM Indonesia di dunia tercatat naik empat peringkat ke posisi 47 dari 64 negara di dunia.

Adapun peringkat tersebut diukur dari beberapa faktor, yaitu investasi dan pengembangan SDM, daya tarik SDM asing, dan kesiapan untuk mempertahankan SDM di dalam negeri.

Baca juga: SDM Lulusan SMK Banyak Dibutuhkan Industri Manufakturing

Berdasarkan hasil penelitian WTR, Indonesia telah mengimplementasikan sejumlah perbaikan terkait investasi dan pengembangan SDM. Dua hal penting yang berimplikasi dalam peningkatan ini, yaitu penerapan kerja magang (ada di peringkat 10 dunia) serta prioritas pelatihan tempat kerja (peringkat 14 dunia).

Lalu, pada faktor kesiapan mempertahankan SDM dalam negeri, Indonesia terbantu dengan adanya kecukupan ketersediaan tenaga kerja terampil (peringkat 13 dunia) dan daya saing manajer senior di Indonesia yang sudah cukup baik (peringkat 12 dunia).

Terlebih, Indonesia sudah cukup baik dalam menarik SDM asing, karena memiliki indeks biaya hidup pada peringkat 15 dunia.

Walaupun telah naik sebanyak 4 peringkat, posisi Indonesia ini belum sepenuhnya pulih, seperti di era sebelum pandemi yang berada di posisi ke-41.

Pandemi Covid-19 masih memberikan dampak signifikan pada peringkat SDM di seluruh dunia pada tahun ini. Terutama di wilayah Asia Timur, Amerika Selatan, dan Asia Selatan dan Pasifik.

Dengan semua itu, Indonesia masih membutuhkan sejumlah perbaikan di beberapa area. Misalnya, salah satu fokus utama adalah meningkatkan alokasi dana untuk pendidikan.

Diperlukan peningkatan alokasi dana pendidikan dan anggaran per siswa untuk meningkatkan posisi Indonesia dari peringkat ke-55 dari 64 negara di seluruh dunia.

Baca juga: Kisah Nyoman, Lulusan Cumlaude ITB yang Lolos Beasiswa LPDP ke MIT

Saat ini, anggaran pendidikan di Indonesia hanya sekitar 3,2 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB).

Terlebih, total anggaran pendidikan per siswa di Indonesia hanya sebesar 1.383 dollar AS setara Rp 21 juta, angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan negara lain.

Menurut Profesor Strategi Digital, Analisis dan Inovasi dab Dekan International Institute for Management Development (IMD) Asia dan Oseania Misiek Piskorski, anggaran pendidikan ini di Indonesia perlu ditingkatkan guna menciptakan pemimpin yang berkualitas.

Sebab pemimpin yang berkualitas terlahir dari sistem pendidikan yang memadai.

"Mereka dipengaruhi oleh lingkungan belajar yang memberikan ruang bagi kreativitas, kolaborasi, dan pengembangan diri," ungkap dia dalam Media Roundtable Indonesia Management Transformation Forum (IDMTF) di Jakarta, Kamis (19/10/2023).

Dengan memiliki pemimpin yang berkualitas di segala bidang bisnis, kata dia, maka transformasi juga akan lebih mudah dicapai oleh Indonesia.

Misiek berpendapat untuk membuat SDM Indonesia lebih siap dan unggul, diperlukan penguatan pemberian kemampuan teknik kepada mereka mulai dari sekolah dasar (SD) dan menengah.

"Saya melihat untuk Indonesia yang dibutuhkan adalah perbaikan di tingkat SD dan menengah. Masih diperlukan upaya lebih banyak untuk meningkatkan di tingkat universitas, tapi ditingkat ini saya melihat Indonesia sudah cukup berupaya," tutur dia. 

Baca juga: Kisah Mujab, Lulusan UI Gapai Beasiswa LPDP ke Inggris berkat Doa Ibu

Selain itu, menurut Profesor Afiliasi Kepemimpinan dan Organisasi IMD, Ric Roi, pengajaran di tingkat sekolah dasar, menengah, bahkan universitas yang ada di Indonesia masih banyak yang menggunakan sistem pengajaran tradisional.

Di mana mereka diajarkan berbagai teori dasar, tanpa mengetahui bagaimana cara menerapkannya ketika masuk ke dalam dunia kerja.

"Mereka baru mulai mempraktikkan semua teori ini ketika masuk dalam sebuah organisasi. Saya pikir diperlukan cara yang inovatif untuk lebih menitikberatkan pembelajaran yang berfokus pada perkembangan kemampuan teknikal siswa," ucap dia.

Asal tahu saja, IMD selama lebih dari 75 tahun telah menjadi pionir dalam pengembangan kepemimpinan yang membantu 55.000 eksekutif dari 180 negara untuk mencapai tujuan strategis perusahaan dan memberikan dampak positif bagi organisasi mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com