Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Taufan Teguh Akbari
Dosen

Pengamat dan praktisi kepemudaan, komunikasi, kepemimpinan & komunitas. Saat ini mengemban amanah sebagai Wakil Rektor 3 IKB LSPR, Head of LSPR Leadership Centre, Chairman Millennial Berdaya Nusantara Foundation (Rumah Millennials), Pengurus Pusat Indonesia Forum & Konsultan SSS Communications.

Memahami "Human Capital Leadership": Pendidikan dan Daya Saing Talenta Muda Indonesia

Kompas.com - 28/09/2023, 11:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pemimpin human capital di lembaga pemerintah dapat mengapresiasi upaya komunitas dengan mempermudah akses buku dan hal-hal yang menunjang aktivitasnya.

Dengan demikian, anak-anak muda calon penerus bangsa bisa belajar dan komunitas menjadi lebih berdaya. Permudah dan percepat birokrasi terkait pengajuan penggunaan fasilitas publik agar komunitas bisa menyelenggarakan aktivitas dengan lebih baik.

Kemudian, kita ke pendekatan platfom pembelajaran. Platform pembelajaran punya peran penting mempercepat peningkatan kemampuan, khususnya yang berkaitan dengan digital.

Indonesia membutuhkan 600.000 talenta setiap tahunnya, sehingga kita bisa mulai melatih kemampuan digital sejak dini.

Menurut The Future of Jobs tahun 2023, tren saat ini adalah dunia bisnis ingin meningkatkan adopsi teknologi terbaru (86,2 persen) dan memperluas akses digital (86,1 persen).

Platform pembelajaran bisa tetap konsisten menyediakan kursus atau workshop terkait pekerjaan yang relevan.

Selain itu, mereka juga dapat menciptakan ekosistem di mana anak muda bisa meningkatkan jaringan pertemanan, fasilitasi mentorship dan pelatihan, serta kesempatan untuk eksplorasi karier dan panduannya. Saya melihat banyak platform pembelajaran yang menyediakan aspek-aspek ini.

Pemerintah perlu lebih banyak berkolaborasi dengan platform pembelajaran untuk diseminasi materi-materi yang relevan pada masa depan.

Bahkan, jika mungkin, pemerintah bisa berkolaborasi dengan platform pembelajaran untuk menyediakan akses gratis kepada masyarakat yang kurang mampu.

Terakhir adalah pendekatan sistem, di mana kita fokus ke institusi pendidikan formal. Mereka memiliki daya untuk membekali anak muda secara holistik.

Artinya, tidak hanya soft skills, hard skills, dan karakter, tetapi juga kesempatan dan networking. Ini utamanya fokus pada perguruan tinggi.

Pemimpin di perguruan tinggi perlu membuat program belajar yang berfokus pada pengembangan karakter, jaringan, dan tetapi yang melatih kepemimpinan, dan pengelolaan finansial.

Program belajar perlu di-review setiap semester untuk meninjau mana materi yang masih relevan, mana yang tidak.

Menurut Profesor Mike Hardy (Adjuct Profesor LSPR Institute of Communication & Business), perguruan tinggi perlu menggunakan dan membekali kemampuan hindsight (melihat dan menafsirkan secara berbeda), insight (mempertimbangkan dan menganalisis untuk mempertimbangkan), dan foresight (menggunakan pengetahuan untuk membuat proyeksi).

Penting juga untuk menyediakan dan mengintensifkan perkembangan pusat karier. Keberadaan pusat karier penting untuk mahasiswa.

Kepala LLDIKTIi Wilayah III, Toni Toharudin, mengatakan banyak perguruan tinggi yang mengabaikan keberadaan pusat pengembangan karier. Padahal, lembaga ini bisa membantu penyerapan lulusan di dunia kerja secara efektif.

Institusi pendidikan formal, khususnya pendidikan tinggi, harus menjadi laboratorium belajar yang menyenangkan dan eksploratif.

Dengan pendekatan holistik, pemimpin di Indonesia dapat membangun human capital yang solid, inovatif, kolaboratif, dan partisipatif. Kualitas human capital menentukan apakah Indonesia akan menjadi negara maju atau berlari di tempat.

Peningkatan human capital Indonesia harus dilakukan secara kolaboratif. Setiap aktor punya sumber daya dan keunggulannya.

Dua hal itu perlu kita lihat sebagai peluang untuk kolaborasi, baik antara pemerintah dengan platform pembelajaran, pemerintah dengan komunitas, maupun platform pembelajaran dengan komunitas.

Dalam rangka mencapai potensi penuh generasi muda, pengembangan human capital leadership untuk generasi muda menjadi kunci untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan, baik di tingkat individu maupun masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com