Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

BRIN bersama LPDP Gelar Sarwono Award dan Sarwono Memorial Lecture 2023

Kompas.com - 23/08/2023, 21:44 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Sebagai akademisi yang telah merampungkan gelar Doktor di Cornell University Inggris pada 1992, Melani mengabdikan diri dengan mengembangkan ilmu sastra dan culture study di Universitas Indonesia (UI).

Menurutnya, perkembangan sastra tidak terlepas dari masyarakat dan ekosistem sastra itu sendiri.

"Tiap negara tentu berbeda-beda meskipun pada perkembangannya sekarang semua terkoneksi dengan teknologi digital," ujar Melani.

Menurutnya, untuk dapat memahami sebuah karya sastra dapat dilakukan melalui pendidikan literasi kritis antara lain dengan cara membaca.

Baca juga: Perkuat Literasi Menulis Tangan, SiDU Raih Rekor Muri Lomba Menulis Tangan Siswa SD Terbanyak

Dengan begitu, generasi muda dapat membaca Indonesia secara lebih luas.

Hal yang menjadi tantangan menurut perempuan kelahiran Malang, 16 Mei 1954 itu adalah menumbuhkan kesadaran pada generasi muda untuk mengeksplorasi alam di sekitarnya melalui literasi.

"Tantangannya adalah bagaimana kita membangun suatu bangsa yang kritis, berpikir dengan penalaran yang jernih melalui membaca, melalui edukasi yang lebih luas, melihat pengalaman orang lain di tempat lain, di kampung lain bahkan di negara lain," ucap Melani.

Sementara itu, Jamaluddin Jompa sebagai ahli biologi dan ekologi kelautan, saat ini ia menjabat sebagai Rektor Unhas.

Ia juga sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar.

Baca juga: Anam, Anak Seorang Juru Parkir, Jadi Lulusan Doktor Tercepat di Ceko

Pria yang menyelesaikan gelar doktor di Marine Biology Program James Cook University (JCU) Australia pada 2003 itu memiliki pengalaman panjang di bidang biologi terumbu karang dan ekologi pesisir. Ia juga sering bekerja bersama masyarakat pesisir.

Berkat kepakarannya, ia ditunjuk sebagai anggota Penasihat Bidang Ekologi Kelautan untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan (KP).

Jamaluddin dikenal sebagai seorang yang sangat peduli dengan kondisi terumbu karang di laut Indonesia.

Menurutnya, terumbu karang di Indonesia adalah data centre of marine biodiversity.

Baca juga: 7 Wisata Hijau Bumi Journey, Tanam Mangrove dan Terumbu Karang

"Namun ironis memang bahwa salah satu kelompok masyarakat yang miskin itu adalah masyarakat pesisir pulau-pulau kecil di mana terumbu karang berkembang. Jadi di satu sisi terumbu karang ini sangat indah sangat kaya tapi disisi lain kok masyarakatnya masih miskin tak berdaya," ujar Jamaluddin.

Menurutnya, pemerintah memiliki tugas untuk membantu masyarakat mengelola dan memberdayakan terumbu karang. Selain meningkatkan ekonomi masyarakat, hal ini juga bisa membantu terumbu karang berkembang secara berkelanjutan.

Untuk itulah, kata Jamaluddin, penanganan terhadap keberlangsungan terumbu karang diperlukan secara komprehensif.

"Diperlukan edukasi terhadap masyarakat yang baik terutama kepada anak-anak nelayan, sehingga timbul kesadaran bahwa masa depan mereka tergantung di terumbu karang, oleh karena itu jangan dirusak," ucapnya.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com