Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sekolah Adat di Kalimantan, Lahirkan Ahli Waris Budaya, Merangkul Masa Depan

Kompas.com - 11/08/2023, 08:34 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

Kelas-kelas ini dirancang untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan memperluas wawasan siswa, memungkinkan mereka terhubung dengan dunia luar.

Baca juga: Beasiswa Kaltim Tuntas 2023 S1-S3, Ini Syarat dan Cara Daftar

Melalui literasi, Arus Kualan memberdayakan siswanya menjadi peserta aktif dalam masyarakat global, di mana komunikasi dan pemahaman tentang berbagai perspektif adalah kuncinya.

Selsi dan Elis mencontohkan potensi transformatif dari pendidikan ini. Saat mereka menggali keunggulan akademik, mereka menabur benih pelestarian budaya.

Kesuksesan mereka menjadi bukti jalinan warisan budaya dan pertumbuhan pribadi yang dipupuk di Arus Kualan.

Dengan individu-individu yang berdedikasi seperti itu, terang Dessy, jantung budaya Dayak akan terus berdenyut kuat, dipupuk oleh kearifan Arus Kualan. Perjalanan mereka adalah bukti kekuatan pendidikan dan pelestarian budaya.

Plorentina Dessy berharap Arus Kualan dapat menjadi model bagi masyarakat adat di negara lain, khususnya di kawasan Asia Tenggara, di mana modernisasi menjadi ancaman signifikan bagi kelangsungan hidup dan identitas budaya masyarakat asli.

Dessy juga bercita-cita jika berhasil diadopsi oleh masyarakat adat di negara lain, program serupa di sekolahnya dapat memperoleh perlindungan dan dukungan dari pemerintah daerah.

“Seiring upaya kami untuk melestarikan warisan budaya dan memberdayakan masyarakat adat, Arus Kualan berdiri sebagai mercusuar harapan. Semoga model kami dapat menginspirasi dan melindungi budaya asli di Asia Tenggara dan sekitarnya, mengatasi tantangan modernisasi sambil menghargai identitas dan tradisi." ujar Dessy.

Baca juga: Optimalkan Bonus Demografi, Generasi Muda Perlu Dibekali Keterampilan hingga Karakter

Arus Kualan beroperasi pada hari Jumat, Sabtu, dan Minggu, melayani siswa yang bersekolah setelah sekolah formal atau secara eksklusif mendaftar di Sekolah Adat.

Kegiatan outdoor mendominasi kurikulum, meliputi pengajaran obat tradisional, memasak berbahan dasar bambu, identifikasi tumbuhan hutan, dan partisipasi dalam permainan adat.

Kunjungan ke rumah sesepuh untuk belajar dari narasi mereka berkontribusi pada pengayaan budaya siswa.

Selanjutnya, sekolah memperluas pengaruhnya di dalam ruangan, menawarkan pelajaran literasi, musik tradisional, tarian, lagu, dan kerajinan tangan, termasuk produksi pakaian tradisional.

Kelas bahasa Inggris dan kegiatan mewarnai juga diintegrasikan ke dalam program.

Lembaga ini memainkan peran penting dalam melestarikan warisan budaya Indonesia yang kaya, menjembatani masa lalu dan masa kini dengan menumbuhkan apresiasi terhadap praktik dan kearifan tradisional di kalangan generasi muda.

Selama satu dekade terakhir, Arus Kualan telah menyaksikan minat yang meningkat dalam misinya, dengan sekitar 350 siswa yang tercatat dari tahun 2014 hingga 2023.

Saat ini, sekitar 168 siswa berpartisipasi aktif dalam program transformatif sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com