Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Hendy Setiono, Alumnus ITS Sukses Bangun Bisnis Kebab Baba Rafi

Kompas.com - 10/08/2023, 13:06 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Siapa yang sangka bahwa CEO Baba Rafi, Hendy Setiono merupakan alumnus dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Sebelum sukses saat ini mengelola bisnis Kebab Turki di bawah uangan Baba Rafi, dia bersusah payah menjalankan roda bisnis perusahaan.

Awalnya, dia mengunjungi sejumlah tempat di Timur Tengah dan mencicipi sejumlah makanan di sana.

Baca juga: Sosok Deo, Mahasiswa Baru ITS Peraih Nilai UTBK Tertinggi Se-Indonesia

Pada 2003, Hendy akhirnya membuka gerobak kebab Turki. Tepatnya, saat dia masih duduk di bangku kuliah.

"Meski awalnya gerobak putih saya sering dikira orang jualan martabak, namun saya mencoba mencari inovasi lain agar jualan saya ini punya ciri khasnya sendiri," ucap dia dikutip dari laman Unair, Kamis (10/8/2023).

Dia menyampaikan, membuka bisnis harus mempunyai ciri khas dibanding dengan orang lain. Dengan begitu, orang-orang dapat mengenal brand.

Hal tersebut jugalah yang melatarbelakangi kebab Turki Baba Rafi berciri khas gerobak merah kuning.

Perjalanan bisnis tidak selalu mulus

Hendy mengungkapkan, dunia bisnis itu tidak selalu mulus. Pasti muncul kendala-kendala pada kemudian hari.

Karena itu, setiap entrepreneur mesti memiliki problem thinking yang kuat.

"Pengusaha adalah mereka yang mengatasi kendala-kendala yang ada," ujar dia.

Kolaborasi, sebut dia, sangat penting dalam membuka usaha. Pebisnis tidak bisa sendiri, bisnis harus berkolaborasi untuk memunculkan inovasi yang baru.

Baca juga: 10 PTS Terbaik di Yogyakarta, dari UMY hingga UAD

"Meski mengeluarkan produk baru, pebisnis tidak bisa sendiri. Kolaborasi is the key untuk bisnis bisa berjalan lancar. Kalau untung, untung bareng dan kalaupun rugi, maka rugi bareng," kata dia.

Awal mula jalani bisnis dengan modal Rp 4 juta

Dia menceritakan, usaha Kebab Turki Baba Rafi telah berjalan 20 tahun. Semua itu, berawal dari mimpi.

Dengan modal Rp 4 juta, dia berani bermimpi untuk membuka warung kebab Turki. Kalau mau berhasil, maka harus memulainya dari mimpi.

"Dengan mimpi, kita merealisasikannya. Entrepreneur itu mengubah sampah jadi emas. Bagaimana kita bisa melihat sesuatu yang berpeluang dan berpotensi. Namun ngga diliat sama orang lain," jelas dia.

Hendy menyebut, kebiasaan seorang pengusaha itu menjadi yang pertama, terbaik, atau terhebat. Sehingga apapun keadaan semasa membuka bisnis, semangat masih sama berapi-apinya saat awal kali pertama mencoba.

"Spirit yang kuat akan membuat kita memiliki keberanian untuk menghadapi resiko, kreatif, dan out of the box. Harus memiliki pola entrepreneur yang spirit untuk membuat kita maju dan bermimpi besar," tutur dia.

Tentu, sambung dia, mimpi saja tidak cukup kalau tidak punya tindakan.

Baca juga: Mau Masuk SMA Taruna Nusantara? Cek Syarat Nilai Rapor dan Skor IQ

Hendy menekankan, semua mimpi akan bermula dari action, agar bisnis atau apapun yang dilakukan pasti terjadi. Karena, bisnis yang bagus bukan dipikirkan, tapi dijalankan.

"Kalau kalian belum tau mau bisnis apa. Ga usah mikir sesuatu yang besar. Mulai dari langkah kecil. Jualan brand orang lain, lalu kita promosikan, dan lain-lain," tegas dia.

Bisnis itu bukan harus dari sesuatu yang besar, tapi dengan usaha yang besar. Kalau gagal tetap berusaha dan jangan menyerah.

Dan, kuncinya harus mencintai bisnis yang dijalani. Sehingga kita tetap punya passion di sana.

Maka, apapun yang terjadi kita akan ready untuk menjaga bisnis itu seperti anak kita.

"It’s not about ideas but it’s about making ideas. Entrepreneur itu kalo kata anak mudanya harus kepo. Sehingga kita bisa observasi dan mempelajari pattern mereka. Cara apa saja yang bisa dilakukan untuk belajar," tambah dia.

Dia berpesan kepada semua orang, khususnya mahasiswa yang ingin menjadi pengusaha agar jangan takut mencoba bisnis apapun yang kalian sukai.

Baca juga: Ada Toilet Gender Netral di Salah Satu Sekolah Internasional, Kemendikbud Buka Suara

Karena, dari bisnis dan usaha itu, suatu saat kalian bisa menjadi orang bisa mempekerjakan orang lain dan membuka lowongan pekerjaan bagi orang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com