Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Imam Farisi
Dosen

Dosen FKIP Universitas Terbuka

Memahami Seluk-Beluk Jurnal "Discontinued" Versi Scopus

Kompas.com - 07/07/2023, 09:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dewan ini pula yang bertanggung jawab untuk meninjau semua judul yang disarankan untuk diindeksasi dan dimasukkan ke dalam basis data SCOPUS.

Dewan menetapkan empat alasan mengapa publikasi ilmiah dinyatakan “discontinued”, yaitu: metrics, publications concerns, radar, dan continuous curation.

Di antara keempat alasan tersebut, faktor continuous curation yang paling berat dan menyebabkan jurnal tetap berlanjut indeksasinya dan terklasifikasi sebagai “a journal’s coverage” atau dihentikan indeksasinya serta dikeluarkan dari basis data SCOPUS dan terklasifikasi sebagai “a discontinued journal”.

Data SCOPUS Mei 2023, publikasi yang dinyatakan discontinued untuk masing-masing kriteria sebagai berikut: 167 publikasi discontinued karena aspek metrics; 512 publikasi karena aspek publication concerns; 82 publikasi karena aspek radar; dan 24 publikasi karena aspek continuous curation.

Semua jurnal yang dinyatakan discontinued dengan alasan apapun berada pada status “penilaian ulang” (re-evaluation) untuk durasi tertentu sesuai dengan alasan masing-masing.

Metrics. Faktor ini terkait dengan performa jurnal yang dianggap “underperforming” karena sama sekali tidak memenuhi kriteria metriks yang ditetapkan, yaitu jumlah self-sitasi tinggi; rerata jumlah sitasi rendah; dan skor sitasi rendah dibandingkan dengan peer-jurnal dalam rumpun bidang keilmuan yang sama.

Penerbit jurnal diberi waktu dua tahun untuk meningkatkan diri. Jika dalam waktu itu masih belum memenuhi kriteria metriks yang ditetapkan, maka jurnal tersebut akan dilakukan re-evaluasi oleh Dewan secara independen.

Publications concerns. Faktor ini terkait dengan masalah standar internal jurnal atau penerbitan seperti kebijakan penerbitan, peer-reviewer, keberagaman penulis dan reviewer, keberkalaan, dll.

Evaluasi atas aspek ini dilakukan oleh SCOPUS atau oleh komunitas peneliti. Penerbit jurnal diberi waktu selama setahun untuk dilakukan evaluasi ulang oleh CSAB dan memastikan kembali apakah indikasi masalah standar internal jurnal dan penerbitannya sudah diperbaiki atau tidak.

Radar. Faktor ini didasarkan pada algoritma analisis data yang diciptakan oleh ilmuwan data Elsevier, dan mulai digunakan sejak 2017.

Aspek ini menganalisis “perilaku aneh jurnal” (journal outlier behavior) yang terdapat di dalam basis data SCOPUS. Pelacakan pada aspek ini dilakukan oleh SCOPUS setiap tiga bulan sekali.

Di antara keanehan (outlier) perilaku jurnal yang dimaksudkan seperti perubahan yang cepat dan tidak dapat dijelaskan pada ada tidaknya lonjakan “jumlah artikel yang diterbitkan” (number of articles) atau pada “keragaman geografis penulis atau afiliasi” (geographical diversity of authors or affiliations).

Juga keanehan pada aspek “tingkat pengutipan sendiri” (self-citation rate); dan masalah kepublikasian (publication concerns).

Continuous curation. Faktor ini sudah digunakan secara ajek sejak 2010 sebagai bagian terpenting dalam keseluruhan proses kurasi konten jurnal versi SCOPUS.

Kurasi dilakukan terus-menerus dan berkelanjutan terhadap setiap publikasi yang ada dalam basis data SCOPUS mencakup ketiga aspek sebelumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com