Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi Mahasiswa ITS, Limbah Plastik Jadi Bahan Bakar Diesel

Kompas.com - 06/05/2023, 09:43 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dari Tim Fuchelia membuat inovasi menarik yakni mendaur ulang limbah plastik jadi bahan bakar.

Bahan bakar itu dibuat dengan alat tepat guna melalui sebuah inovasi alat bernama Smart Reducer Gas Pyrolysis. Atau dengan teknik pirolisis.

Salah satu anggota tim, Immanuel Nathanael Lumban Gaol menjelaskan, seiring berkembangnya industri pertanian, saat ini bahan bakar fosil masih menjadi pilihan utama sejumlah petani.

Sedangkan, ketersediaannya semakin menipis hingga berdampak pada harga yang mahal. Dengan itu, perlu adanya bahan bakar ramah lingkungan, seperti bahan bakar hasil pirolisis limbah plastik.

Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Sabun Anti Jerawat dari Minyak Kelapa

Dari permasalahan itu, tim yang melibatkan tujuh mahasiswa Departemen Kimia ITS ini merancang teknologi tepat guna dengan teknik pirolisis limbah.

Alat yang dirancang merupakan sebuah teknologi untuk mengubah limbah plastik menjadi bahan bakar minyak yang tersusun atas beberapa bagian, yaitu reaktor 18 liter, pipa penghubung, kondensor, dan penampung produk.

Ia juga mengatakan, konsep pirolisis yang diterapkannya ini merupakan proses pemanasan bahan padat dalam keadaan oksigen yang terbatas atau bahkan tanpa oksigen.

"Alat yang kami kembangkan ini menggunakan plastik Polyethylene Terephthalate (PET) sebagai bahan baku dengan produk luarannya berupa minyak," ujarnya dikutip dari laman ITS, Rabu (3/5/2023).

Untuk teknis atau cara kerja dari Smart Reducer Gas Pyrolysis ini dimulai dengan memilah dan memisahkan sampah plastik yang akan dicacah sampai diperoleh ukuran terkecil.

Baca juga: Dukung Pariwisata Sumbar, UNP Inovasi Kapal Wisata Bahari

Dilanjutkan dengan proses pirolisis dengan memasukkan 5-10 kilogram plastik ke dalam reaktor, dan dipanaskan menggunakan Liquefied Petroleum Gas (LPG).

"Maka, plastik akan meleleh dan mengalami proses perengkahan menjadi hidrokarbon rantai yang lebih pendek," ucapnya.

Dengan panas yang ditambahkan terus-menerus dalam reaktor tersebut membuat lelehan plastik menguap. Uap hasil pemanasan akan dialirkan menuju kondensor untuk didinginkan, sehingga diperoleh cairan berupa minyak hasil.

Minyak pirolisis ini yang dimanfaatkan untuk bahan bakar mesin diesel untuk menghidupkan alat-alat pertanian.

Untuk mengurangi emisi karbon, Nuel dan tim juga menambahkan zat aditif berupa minyak kayu putih ke dalam minyak pirolisis dengan target hasil minyak yang lebih jernih.

Lebih lagi, pada knalpot mesin diesel dengan penggunaan minyak pirolisis juga akan ditambahkan karbon aktif. "Dengan demikian, di saat penggunaannya diesel tidak akan menimbulkan bau menyengat," imbuh dia.

Berkat gagasan teknologi tepat guna dari Smart Reducer Gas Pyrolysis ini, rancangan Nuel dan tim berhasil diaplikasikan secara langsung pada acara pengabdian masyarakat di Serang, Banten dengan tajuk Technology for Indonesia (TFI).

Baca juga: Dosen Vokasi IPB Inovasi Aplikasi Penerjemah Tangisan Bayi

Dari proses ini, para peserta diharapkan dapat berinovasi dalam berbagai aspek industri pertanian di Indonesia, seperti energi, pra panen, dan pascapanen pertanian untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di sekitar masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com