Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu Ini Wakili Sang Putra Ikut Wisuda ITS, Meski di RS Almarhum Gigih Selesaikan Tugas Akhir

Kompas.com - 19/03/2023, 15:58 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Meski sakit, tetapi salah satu mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini tetap gigih menyelesaikan tugas akhirnya.

Bahkan ketika dirawat di rumah sakit, Fashan Boby Nurmahdi tetap berusaha menyelesaikan tugas akhir dengan laptopnya. Keluarga tentu menjadi kunci dalam perjuangan Boby hingga akhir hayatnya.

Hal itu diungkapkan sang ibunda Endah Rochani saat mewakili mendiang putranya mengikuti prosesi wisuda ke-127 ITS, Sabtu (18/3/2023).

Tangis haru dan bangga tentu terpancar dari manik mata sang ibu saat menerima ijazah sarjana mendiang putra bungsunya.

Baca juga: 4 Kelebihan Politeknik daripada Universitas, Info bagi Calon Mahasiswa

Endah hadir di acara prosesi wisuda dengan didampingi si sulung. Meski hati masih sedih karena kehilangan si bungsu, tetapi Endah mampu berjalan dengan kepala tegap di atas panggung.

Saat di panggung, sang ibunda mending Boby disambut salam hangat dari rektor ITS, Prof. Dr. Ir. Mochamad Ashari, MEng., IPU., AEng.

Nama Boby itu bergema di dalam GOR Futsal Pertamina ITS. Riuh tepuk tangan hadirin juga turut menyertai momen menyentuh hati tersebut.

Endah menceritakan bahwa anaknya bisa berhasil menamatkan Departemen Teknik Geomatika ITS karena perjuangan berat Boby.

Ternyata, Boby dulu tak hanya rajin kuliah, tetapi juga aktif mengikuti organisasi di kampusnya.

Menurutnya, jiwa kepemimpinan yang ada pada diri Boby sejak belia ditunjukan pada keaktifannya di Himpunan Mahasiswa Teknik Geomatika (Himage) ITS. Kala itu, ia pernah menjabat sebagai Kepala Biro Finansial Bidang Kesejahteraan Mahasiswa.

Baca juga: 13 Jurusan Sepi Peminat di ITS, Referensi Ikut SNBT 2023

Tentu, limpahan dukungan tercurah dari kedua orang tua dan kakak mendiang Boby di tengah perjuangannya dalam menyandang gelar sarjana.

Tak pernah sedikitpun keluarga almarhum absen mendampingi hingga akhir hayatnya. "Kami selalu ada di samping mendiang hingga napas terakhirnya," ujar Endah dikutip dari laman ITS.

Endah juga mengenang bagaimana kedekatannya dengan sang putra semasa hidup. Di balik sifat almarhum yang pendiam, Endah tahu betul perangai putranya yang selalu totalitas dalam setiap hal yang dijalani.

"Setelah 22 tahun berlalu, saya menyadari betapa dekatnya hubungan kami," kenang Endah.

Dari kisah ini tentu bisa menjadi pembelajaran bagi siapa saja. Sebab, apa yang sudah dicapai oleh mendiang Boby dapat memantik api semangat mahasiswa di kampus ITS.

Endah berharap, kisah almarhum dapat menjadi inspirasi bagi rekan-rekan yang memperjuangkan hal serupa.

Baca juga: Agar Produktif, Ini Aplikasi yang Wajib Dimiliki Mahasiswa

"Jika mendiang Boby di tengah sakitnya mampu menuntaskan studinya, tentu rekan lain juga bisa," tandas Endah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com