Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Imam Farisi
Dosen

Dosen FKIP Universitas Terbuka

Menembus Universitas Kelas Dunia Melalui Publikasi Ilmiah Bereputasi

Kompas.com - 01/03/2023, 17:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Berbagai ikhtiar dilakukan perguruan tinggi, di antaranya menyelenggarakan klinik dan/atau pelatihan penulisan artikel ilmiah bereputasi bagi dosen dan mahasiswa pascasarjana; membuka akses jurnal internal perguruan tinggi untuk meningkatkan jumlah dan jangkauan sitasi; internasionalisasi jurnal-jurnal internal perguruan tinggi; penguatan kapasitas pengelolaan jurnal perguruan tinggi; fasilitasi seminar/workshop/simposium internasional dengan penerbit prosiding yang terindeks SCOPUS dan Web of Science (Thomson Reuters); penguatan pusat-pusat riset unggulan sebagai flag carrier reputasi; dan mendorong riset kolaborasi dengan perguruan tinggi dalam dan luar negeri.

Hasilnya, pada tahun 2022 ada delapan universitas di Indonesia masuk peringkat dunia versi QS World University Rankings, yaitu Universitas Indonesia (UI) R: 290; Universitas Padjajaran (Unpad) R: 801-1000; Universitas Brawijaya (UB) 1001-1200; Universitas Hasannudin (Unhas) R: 1001-1200; Universitas Andalas (Unand), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Sebelas Maret (UNS), Univeritas Sumatra Utara (USU) R: 1201+. Kecuali UI, Unpad, perguruan tinggi lainnya mengalami penurunan ranking dibandingkan tahun 2021.

Dalam versi THE WUR, ada sembilan universitas di Indonesia sukses masuk peringkat dunia, yaitu UI (R-1.021); ITB (R-1.265); UB (R-1.265); Undip (R-1.297); UGM (R-1.351); IPB (R-1.387); Unpad (R-1.512); ITS (R-1.604); dan Tel-U (R-1.605). Kecuali ITB, delapan universitas lainnya mengalami penurunan ranking dibandingkan tahun 2021.

Berdasarkan data SINTA, jumlah publikasi bereputasi perguruan tinggi Indonesia yang masuk peringkat WCU tersebut juga mendominasi dibandingkan perguruan tinggi lainnya. Kontribusi mereka mencapai 51.11 persen (164.870 publikasi) terhadap jumlah total publikasi dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia.

PTNBH Wajib Publikasi Internasional Bereputasi

Kebijakan teranyar untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas publikasi ilmiah bereputasi adalah mendorong Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTNBH) agar menjadi garda terdepan dalam publikasi internasional bereputasi. Kebijakan ini juga menjadi salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, termasuk PTNBH, yaitu IKU-5 yang mengukur hasil kerja dosen yang digunakan masyarakat atau mendapat rekognisi internasional.

Salah satu indikatornya adalah jumlah keluaran ilmiah bereputasi/terindeks global yang dihasilkan dosen; dan jumlah konferensi/seminar akademik internasional yang dilaksanakan oleh perguruan tinggi, komunitas akademik, atau organisasi internasional terpercaya yang diikuti dosen (Ditjendiktiristek, 2021).

Pilihan kepada PTNBH dalam perspektif Kementerian, karena PTNBH memiliki otonomi yang sangat luas dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. PTBH juga memiliki beragam skema kolaborasi riset dan publikasi skala nasional dan internasional yang sangat potensial untuk menghasilkan publikasi internasional bereputasi (Kompas, 14/11/2022).

Indonesia memiliki lebih dari 4.500 perguruan tinggi dengan jumlah jurnal ilmiah sekitar 16.000 jurnal yang terdata di GARUDA. Dari jumlah tersebut, 7.600 (47,5 persen) jurnal sudah terakreditasi SINTA, dan 118 (1,55 persen) jurnal di antaranya sudah terindeks Scopus (Q1—Q3).

Kemdikbudristek berharap paling tidak ada 500 jurnal nasional bisa terindeks SCOPUS.

SINTA juga merilis pada periode 2007—2013 jumlah publikasi Q1 hanya berjumlah 7.032 artikel atau rata-rata 1.005 artikel per tahun. Pada periode 2014—2022 jumlah publikasi Q1 naik hampir mencapai 350 persen (31.551 artikel) atau rata-rata 3.506 artikel per tahun. Namun, sejak periode 2015—2022, secara perlahan jumlah publikasi Q2, Q3, Q4, atau Non-Q melampaui jumlah publikasi Q1.

Ironisnya, fenomena penurunan produktivitas dan kualitas jumlah publikasi bereputasi di kalangan dosen Indonesia terjadi justru setelah Kemenristekdikti/Kemendikbudristek membuat kebijakan wajib publikasi ilmiah internasional bereputasi. Tak heran, jika kemudian untuk memperkokoh program mercusuar yang sudah ada, Kemendibbudristek melalui Ditjendiktiristek kembali membuat kebijakan anyar mendorong 21 PTNBH meningkatkan produktivitas dan kualitas publikasi jurnal internasional bereputasi.

Fakta juga memperlihatkan, 21 PTNBH tersebut mampu mengontribusi sebesar 61,74 persen atau 199.168 publikasi terhadap jumlah total publikasi internasional bereputasi yang dihasilkan para dosen di seluruh perguruan tinggi Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com