Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Fialisa, Raih Beasiswa Penuh Kuliah S2 di 3 Negara Eropa

Kompas.com - 25/10/2022, 07:00 WIB
Andia Christy,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

Oleh karena itu, bagi kamu yang tidak suka berpetualang, Fialisa mengatakan mungkin program beasiswa ini tidak cocok untukmu karena harus mengerjakan banyak hal.

“Level skill packing kalian naik. Skill adaptasi juga naik. Enam bulan sekali nyari apartemen dan urus visa hingga packing,” cerita Fialisa.

Adaptasi lingkungan dengan kemampuan baru menjadi nilai utama. Terutama perihal negara Eropa di setiap bagiannya beda kultur atau karakteristik.

Seperti Eropa Selatan yang lebih hangat sehingga adaptasi bagi sebagian orang Indonesia lebih muda. Sementara Eropa Tengah lebih dingin dan membutuhkan skill adaptasi yang baik.

Fialisa membagikan betapa serunya memiliki 4 akses kampus atau kartu mahasiswa. Demikian pula 2 kartu penduduk (residence card) dan banyak cap visa di paspor miliknya.

Baca juga: Beasiswa Mahaghora bagi SMA/SMK Dibuka, Kuliah S1/D4 Gratis

Persiapan mendaftar beasiswa Erasmus+

Fialisa yang mengambil bidang sains dan kesehatan melihat Erasmus+ mampu menempatkannya di negara Eropa dengan 5 fasilitas kesehatan terbaik. Hal itu tentu saja mendukung program pendidikannya karena sesuai dengan bidang yang ia minati.

Tahun 2020 ketika Fialisa mendaftar, Erasmus+ baru terdapat 127 program dan hanya diperbolehkan memilih tiga program. Tentu, dengan jumlah yang terbatas untuk mendaftar tersebut diperlukan riset yang mendalam tentang setiap program.

Fialisa bahkan membuat daftar panjang untuk menulis secara spesifik ketentuan dan latar belakang dari 127 program yang ada itu seperti apa saja. Pun tergabung di dalam grup Scholarship Hunters (Pencari Beasiswa) supaya mendapatkan dukungan dan informasi tentang beasiswa ini.

“Memang harus seleksi banget dari 127 itu kira-kira berapa banyak sih yang gue minati. Nge-list satu-satu,” ujarnya.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui ketentuannya terkait latar belakang pendidikan yang dibutuhkan apakah harus spesifik atau sejenis all education background.

Baca juga: Google Buka 7 Jenis Beasiswa untuk Perempuan, dari Pelajar hingga Umum

Fialisa telah melakukan persiapan kurang lebih satu tahun sebelum pendaftaran dibuka. Banyak dokumen persyaratan yang harus dipenuhi, seperti tes kecakapan berbahasa Inggris.

Pada motivation letter pun, Fialisa menjelaskan niatnya mengambil beasiswa dengan latar belakang kesehatan.

Ia menceritakan pertemuannya dengan pasien demam berdarah berusia 2 tahun di Unit Gawat Darurat (UGD). Kemudian dengan program yang ia pilih di Erasmus+, ia ingin mengambil sistem kesehatan yang dapat diaplikasikan.

Sebagai penutup, Fialisa berpesan jika tahun ini ada pendaftar beasiswa yang gagal untuk jangan patah semangat.

“Setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya. Teman-teman jangan patah semangat, Insya Allah segera menginjakkan kakinya di benua Eropa,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com