Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Azka, Raih Beasiswa Penuh ke Jepang karena Aktif Berorganisasi

Kompas.com - 17/10/2022, 17:13 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - "Di masa masa muda, jangan pernah ragu ambil kesempatan yang ada. Awali segala sesuatu dengan niat yang baik. Dan selalu ingat 3 kata saat berinteraksi dengan orang lain. Terima kasih, minta maaf, dan minta tolong.”

Itulah pesan Muhammad Azka Faiz Siregar untuk semua pelajar Indonesia yang memiliki mimpi untuk kuliah ke luar negeri tanpa terbebani biaya.

Bisa melanjutkan kuliah di luar negeri merupakan salah satu impian Azka yang kini terwujud berkat keaktifannya berorganisasi semasa kuliah S1.

Baca juga: Beasiswa Unggulan 2022 Diperpanjang, Cek Cara Daftar Jenjang S1-S3

Dikenal aktif secara nonakademik

Belum genap sebulan berhasil menyelesaikan studi sarjana (S1) di Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB), Azka berkesempatan menimba ilmu di Graduate School of Science and Engineering, Ehime University, Jepang.

Berbekal pengalaman kepemimpinannya dan usaha terbaiknya, Azka berhasil wujudkan mimpi lanjutkan pendidikan lebih tinggi ke negeri Sakura dengan beasiswa penuh.

Dilansir dari laman ITB, selama berkuliah, Azka dikenal dengan mahasiswa yang aktif secara nonakademik.

Di Keluarga Mahasiswa ITB (KM ITB), Azka pernah menjabat sebagai Direktorat Jenderal Bimbingan Khusus, Kementerian PKKP, Kemenkoan PSDM pada tahun 2020 sampai 2021.

Lalu, Tahun 2021 sampai 2022. Azka diamanahi sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi ITB HMTG “GEA” ITB.

Azka menjelaskan bahwa dirinya mendapatkan rekomendasi dari dua dosen Teknik Geologi ITB yakni Mirzam Abdulrahman dan Idham Andri Kurniawan untuk menjadi mahasiswa bimbingan Prof. Masayuki Sakakibara di Ehime University.

Baca juga: Beasiswa S1 Jepang 2022: Kuliah Gratis, Tunjangan Rp 18 Juta Per Bulan

Setelah itu, Azka mulai mencari beasiswa dan berkesempatan menerima beasiswa penuh dari Naiba yang bergerak di bidang geoengineering.

Azka mengakui bahwa dirinya sempat terkendala masalah Bahasa.

Prof. Sakakibara juga mewajibkan dirinya untuk bisa Bahasa Jepang walaupun saat kuliah Azka berada di kelas Internasional.

Hal ini bukan menjadi penghambat bagi Azka untuk bersosialisasi dengan mahasiswa lainnya. Azka yang cenderung mudah bergaul, mencoba beradaptasi dengan lingkungan sekitar dengan kemampuan Bahasa Inggrisnya.

Belum genap seminggu di Jepang, Azka mengatakan bahwa dirinya merasa nyaman. Kehangatan orang Jepang dan suasana yang dingin membuat Azka tidak merasakan homesick.

Terlebih Azka telah menemukan komunitas muslim yang membuat dirinya tetap ingat untuk selalu beribadah.

Baca juga: Lulusan S1 Mau Jadi Guru? Kemendikbud Buka 40.000 Kuota Calon Guru di PPG

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com