KOMPAS.com - Menjadi karyawan rumah sakit tentu harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Sebab, semua berhubungan dengan pelayanan publik.
Terkait hal itu, Rumah Sakit Universitas Ahmad Dahlan (RS UAD) menyelenggarakan pelatihan Komunikasi Efektif secara berkesinambungan pada seluruh karyawan di RS setempat, Sabtu (15/10/2022).
Pada kesempatan itu, narasumber pelatihan ialah Eka Budy Santosa, S.Sos, M.Pd., M.IKom., Med.CPR., yang juga berprofesi sebagai pengajar di beberapa universitas yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Menurut Eka Budy, 45 persen pelanggaran disiplin dokter adalah disebabkan oleh kesalahan dalam berkomunikasi. Sebab itulah pentingnya diberikan pelatihan komunikasi efektif.
Baca juga: Dosen dan Mahasiswa Beri Pelatihan Bahasa Inggris bagi Staff RS UAD
Komunikasi dalam pelayanan kesehatan dalam hal ini Rumah Sakit yang harus dikuasai oleh tenaga kesehatan pada saat berkomunikasi dengan staf medis atau dokter penanggung jawab.
Maka seorang perawat atau bidan harus memahami metode komunikasi yaitu metode S-B-A-R (Situation-Background-Assesment-Recomendation).
Sesuai dengan pedoman komunikasi efektif yang perlu dikuasai oleh tenaga kesehatan yaitu kemampuan tentang:
1. Komunikasi dengan komunitas masyarakat
2. Komunikasi dengan pasien dan keluarganya
3. Komunikasi antar tenaga kesehatan di dalam dan luar Rumah Sakit
4. Edukasi Pasien
Adapun jenis komunikasi dalam pelayanan kesehatan terdiri dari informasi dan edukasi. Informasi (asuhan) terdiri dari:
Baca juga: Farmasi UAD: Harus Bijak Pilih Kosmetik Aman dan Halal
Sedangkan edukasi (pelayanan promosi) terdiri dari:
Selain itu, inti daripada service excellence adalah First Impression dan smile. First Impression terjadi dalam waktu yang singkat yaitu 11 menit pada pandang pertama.
"Dimana 8 menit pertama dilihat dari penampilan yang merupakan corporate identity dan 3 menit berikutnya adalah persepsi konsumen terhadap apa yang dilihat dari 8 menit pertama," ujarnya dalam keterangan tertulis dari RS UAD, Sabtu (15/10/2022).