Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Melarang Anak Tanpa Kata "Jangan", Orangtua Pahami Manfaatnya

Kompas.com - 16/09/2022, 11:11 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Pola komunikasi yang lebih berorientasi pada kenyamanan dan kesehatan mental anak menjadi upaya yang mulai dilakukan sejumlah orangtua. Salah satunya pola komunikasi tanpa kata "jangan".

Pendidik Prasekolah Rumah Main Cikal Surabaya, Kanaya Bella Safitri mengatakan, studi psikologi mendapati apabila orangtua selalu membangun komunikasi dengan anak dengan kata "jangan", anak dapat merasa terbatas pergerakannya, bahkan merasa kesulitan dalam menjelaskan suatu keadaan di masa mendatang.

Sebaliknya, komunikasi tanpa kata “jangan” dikatakan dapat mendorong anak untuk lebih memahami alasan boleh atau tidaknya suatu hal ia lakukan berdasarkan situasi dan kondisi yang ada pada saat itu, alias berpikir kritis. Termasuk lebih memahami maksud orangtua.

Baca juga: 6 Tanda Anak Cerdas Secara Emosional dan Cara Mengoptimalkannya

Contoh larangan tanpa kata "jangan"

Dalam praktinya, Kanaya memberikan beberapa contoh berkomunikasi tanpa kata “jangan” dengan lebih positif sebagai berikut:

  • Jangan teriak-teriak! diganti dengan bicara pelan-pelan supaya Ayah Ibu bisa dengar kamu dengan baik dan jelas.
  • Jangan main HP terus! diganti dengan yuk, kita ngobrol dulu tentang kegiatan kamu di sekolah
  • Jangan ganggu adik! diganti dengan adiknya disayang dan dijaga, ya.
  • Jangan nangis terus! diganti dengan senyum, Nak. Supaya terlihat semakin cantik atau ganteng.
  • Jangan berantem! diganti dengan mainnya sama-sama, ya.
  • Jangan membantah! diganti dengan dengarkan dulu penjelasan Ayah Ibu, setelah itu kamu boleh utarakan pendapat.

Baca juga: Cara Cek Siswa Penerima Bantuan Kartu Indonesia Pintar SD-SMA 2022

Kembangkan kemampuan berpikir kritis

“Pola komunikasi tanpa kata “jangan” ini, membantu perkembangan anak dalam berpikir kritis dalam kegiatan sehari-hari. Anak tidak hanya menerima perintah ataupun larangan namun ia juga mendapat alasan yang jelas mengapa ia tidak boleh melakukan hal tersebut,” jelas Kanaya dalam keterangan tertulis Sekolah Cikal.

Menurut Kanaya, apabila orang tua mulai mengubah pola komunikasinya dengan lebih positif meskipun mengandung larangan, anak pun akan memahami alasan hingga aksi yang harus dilakukan olehnya.

“Namun, apabila kita dapat mengganti kata “jangan” secara positif, anak pun akan semakin memahami apa yang harus dilakukan kemudian. “Adik, kamu boleh bermain tapi tolong dirapikan ya karena ibu mau menyapu nanti mainan kamu tersapu dan hilang.” Anak akan cenderung lebih mendengarkan dan melakukan larangan tanpa kata “jangan” dan nada yang negatif,” tuturnya.

Baca juga: 5 Ciri Orang Cerdas Bukan Hanya Dilihat dari IQ, Kamu Punya Ciri-cirinya?

Anak lebih memahami maksud baik orangtua

Kanaya menjelaskan bahwa dalam praktiknya penerapan pola komunikasi tanpa kata "jangan" membuatnya anak merasa lebih dipahami dan tidak sekadar diperintah atau dilarang.

Dengan begitu, anak lebih memahami maksud orangtua yang memang "melarang" karena maksud baik.

“Pola komunikasi tanpa kata “jangan” tentu sangat berpengaruh terhadap pengembangan emosi anak, khususnya usia dini. Kebanyakan anak-anak sangat tidak suka jika diberitahu apa yang harus mereka lakukan. Namun, dengan pola komunikasi ini, anak akan merasa bahwa mereka dipahami dan didengar tidak hanya diperintah dan dilarang begitu saja, namun apa yang mereka rasakan dan alasan jelas mengapa tidak boleh melakukan hal-hal tertentu membuat mereka merasa di dengar dan dimengerti oleh orangtua,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com