Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Perangi Sampah Makanan, Prasmul Gandeng Sejumlah Kampus Bentuk Konsorsium In2Food

Kompas.com - 16/09/2022, 09:00 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS. com – Universitas Prasetiya Mulya (Prasmul) menggandeng sejumlah kampus di dalam dan luar negeri untuk berkolaborasi membentuk konsorsium proyek bernama In2Food.

Adapun anggota In2Food konsorsium pada 2022 terdiri dari Universitas Prasmul, Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Universitas Bina Nusantara (Binus University), Universitas Pembangunan Jaya (UPJ), Universitas Ma Chung, Ghent University, Tampere University, dan Hotelschool The Hague.

Direktur Riset dan Inovasi Universitas Prasmul Stevanus Wisnu Wijaya mengatakan, konsorsium tersebut menjadi wadah untuk mengembangkan kolaborasi, inisiatif, dan ide dari berbagai disiplin ilmu guna menciptakan aneka solusi bagi masalah sampah makanan.

Sampah makanan yang membusuk di tempat pembuangan akhir merupakan sumber pencemaran dan perusakan lingkungan. Sebab, sampah tersebut menghasilkan bau dan gas metana yang dapat merusak lapisan ozon,” ujar Wisnu dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (15/9/2022).

Untuk diketahui, sampah makanan kini menjadi masalah dunia karena memicu problem atau masalah besar yang mengkhawatirkan.

Pasalnya, sampah makanan bertanggung jawab atas 10 persen emisi gas rumah kaca (GRK) yang membahayakan bumi. Sampah jenis ini merupakan penyumbang signifikan terhadap krisis iklim.

Baca juga: INFOGRAFIK: Krisis Iklim dan Misinformasi Jadi Ancaman Terbesar Manusia

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) sendiri memperkirakan, emisi dari sampah makanan mencapai 1.702,9 metrik ton ekuivalen karbon dioksida (CO2e). Jumlah ini setara dengan 7,29 persen emisi gas rumah kaca Indonesia.

Oleh karenanya, kata Wisnu, pihaknya menggelar rangkaian acara konsorsium In2Food untuk menjaring berbagai ide dan inisiatif manajemen sampah makanan.

Acara yang digelar di Bali pada Agustus 2022 itu diikuti pula oleh puluhan peserta dari universitas anggota konsorsium.

“Konsorsium In2Food merupakan proyek kolaborasi antardisiplin ilmu dari sejumlah kampus yang didanai oleh Erasmus+ CBHE Program Uni Eropa sejak 2021. Sejak 2021, kami telah menggelar berbagai seminar dan penelitian terkait masalah sampah makanan,” kata Wisnu di Jakarta, Senin (12/9/2022).

Pada 2022, lanjut dia, kegiatan yang diadakan In2Food banyak melibatkan mahasiswa.

Adapun mahasiswa tersebut, seperti International Student Conference, International Summer School, termasuk mahasiswa yang mendapatkan beasiswa penuh dari Erasmus+ CBHE Program Uni Eropa.

Baca juga: Serukan Anggota ASEAN Kompak, Bahlil Curcol soal Gugatan Nikel RI oleh Uni Eropa

Dalam konsorsium itu, kata Wisnu, setiap kampus datang dengan keunggulan masing-masing. Misalnya, Universitas Prasmul mengunggulkan bidang teknologi digital.

Secara internal, sebut dia, Prasmul sejak 2019 telah memperbarui sejumlah mata kuliah di kampus dengan memasukkan sudut pandang food waste management atau pengelolaan limbah makanan.

“Sehingga kurikulum kami align atau meluruskan dengan program bersama konsorsium,” imbuh pria yang juga mengajar di jurusan Digital Business Technology (Software Engineering) Prasmul itu.

Inisiatif manajemen sampah makanan ala mahasiswa Prasmul

Mahasiswi Prasmul, Swandewi dan tim meraih Best Food Waste Solution.DOK. Humas Universitas Prasetiya Mulya Mahasiswi Prasmul, Swandewi dan tim meraih Best Food Waste Solution.

Seperti diketahui, Prasmul aktif dalam berbagai project yang diinisiasi oleh In2Food guna mengatasi masalah sampah makanan.

Salah satunya adalah project Food Waste to Finish (FWTF) Summer School . Dalam program ini Prasmul mengirimkan lima mahasiswa perwakilan untuk beradu konsep dan merancang kolaborasi dengan peserta dari kampus lain.

Wisnu mengatakan, kelima mahasiswa terpilih tersebut, sebelumnya telah mengikuti seleksi di internal kampus.

Baca juga: Manfaatkan Teknologi, Bisnis Hortikultura Pemuda Asal Semarang Tembus Pasar Asing

“Setiap peserta dipilih dari latar belakang keilmuan berbeda. Ada yang dari jurusan teknologi bisnis, software engineering, ekonomi bisnis, matematika terapan, bisnis teknologi pangan, dan jurusan bisnis,” ujarnya.

Acara FWTF sendiri digelar pada Minggu (14/8/2022) hingga Sabtu (27/8/2022) di Bali. Selama acara berlangsung, para peserta mengikuti berbagai rangkaian agenda, seperti diskusi, seminar, hingga presentasi konsep.

Dalam acara tersebut, salah satu konsep usulan yang diusung mahasiswa Prasmul, bersama dengan peserta dari kampus lain terpilih sebagai usulan solusi terbaik.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com