Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Adiyanto, Pejuang yang Mendorong Guru MI Bisa Buat RPP

Kompas.com - 13/09/2022, 19:48 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Adiyanto, Pengawas Madrasah Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, sempat mengalami kesulitan dalam mendorong guru-guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

"Padahal RPP membantu guru merancang pembelajaran yang lebih tertata, jelas, sistematis, dan menarik bagi siswa," kata dia dalam keterangannya, Selasa (13/9/2022).

Baca juga: Kevin Adrian, Wisudawan Terbaik Fakultas Kedokteran UI dengan IPK 3,82

Menurut Adiyanto, sebagian besar guru kurang terampil membuat atau menyusun RPP. Alasannya, selama ini RPP dianggap hanya sebagai syarat kelengkapan administrasi.

Bahkan, pria yang sudah 3 tahun aktif menjadi fasilitator Tanoto Foundation ini sering menemukan guru yang menyalin RPP tanpa mengubah komponen di dalamnya.

"Hal ini disebabkan karena kurangnya pelatihan, pendampingan, dan bimbingan dari kepala sekolah maupun pengawas," jelas dia.

Kondisi ini mendorong Adiyanto berinovasi. Adiyanto melaksanakan supervisi klinis dengan menerapkan teknik Cola Coker, yakni Co adalah Contoh, La adalah Latihan, Co adalah Control, dan Ker adalah Kerja Mandiri.

Teknik ini digunakan pertama kali pada Januari 2021. Pelaksanaan Cola Coker dilakukan melalui beberapa tahapan.

Pertama, penjelasan seluk-beluk RPP. Kedua, pemberian contoh RPP.

Ketiga, diskusi dan tanya jawab. Keempat, pengawasan. Kelima, kerja mandiri.

Baca juga: Siswa IPS Ingin Pilih Prodi IPA di SNMPTN 2023, Apa Saja Ketentuannya?

"Saya mengadopsi konsep MIKiR dalam pendampingan guru-guru merancang RPP," kata Adiyanto.

Konsep MIKiR merupakan akronim dari Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi.

Empat prinsip konsep pembelajaran yang harus dipenuhi demi terciptanya pembelajaran aktif di kelas. Konsep ini pertama kali digagas oleh Tanoto Foundation.

Dengan diadopsinya konsep MIKiR ke dalam pelatihan guru dalam membuat RPP, secara tidak langsung menunjukkan sifat konsep MIKiR yang fleksibel atau dapat digunakan dalam konsep pembelajaran apa saja, oleh, dan kepada siapa saja.

"Hal pertama yang saya lakukan adalah mengembalikan pemahaman mengenai RPP. Sudah lama sekali guru-guru kita beranggapan RPP itu hanya untuk melengkapi administrasi. Sangat disayangkan karena RPP-lah yang sebenarnya menjadi awal keberhasilan pembelajaran," jelas Adiyanto.

Peningkatan keterampilan guru dalam merancang RPP berubah secara signifikan pasca penerapan teknik Cola Coker.

Baca juga: SBMPTN Jadi Seleksi Nasional Berdasarkan Tes, Ini Aturan Barunya

Dengan terus berfokus pada tujuan dan capaian pembelajaran, serta menyesuaikan kondisi kelas, guru dapat merancang RPP yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

Guru antusias dalam belajar menyusun RPP

Beberapa guru di MIS Ya Bakii Kesugihan 01, seperti Tasbihah dan Eni Munfa’adah mengaku sangat terbantu dalam penyusunan RPP.

Penjelasan dan praktik yang diberikan membuat para guru menjadi lebih paham dalam menyusun RPP, sehingga perencanaan pembelajaran menjadi lebih baik.

"Teknik Cola Coker yang dirumuskan oleh Pak Adiyanto merupakan terobosan dalam menyusun RPP. Teknik ini termasuk inovasi penyusunan RPP dengan cara yang efektif dan efisien. Langkah yang tepat dan perlu untuk terus diapresiasi dan didukung," ujar Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Imam Tobroni.

Keberhasilan teknik Cola Coker membawa Adiyanto meraih peringkat pertama pengawas terbaik dalam Lomba Guru dan Tenaga Kependidikan Tingkat Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama pada Juli 2022.

Baca juga: Perbedaan Aturan SBMPTN 2023 dengan SBMPTN 2022

"Keberhasilan ini adalah buah dari keterlibatan saya sebagai fasilitator daerah Tanoto Foundation. Banyak ilmu yang menginspirasi saya berinovasi dalam pembelajaran, menyusun beragam jenis pertanyaan Produktif, Imajinatif, dan Terbuka (PIT) atau menyusun Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)," tukas Adiyanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com