Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nadhira Afifa: Kenali Diri Penting untuk Atasi Quarter-Life Crisis

Kompas.com - 06/09/2022, 10:36 WIB
Andia Christy,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nadhira Afifa, seorang penulis dan konsultan kesehatan publik membagikan pandangannya terkait Quarter-Life Crisis (QLC) pada perilisan buku keduanya, Sabtu (03/09/22). Menurutnya, mengenali diri sendiri sangat penting untuk dilakukan untuk mengatasi QLC.

Titik awal Nadhira menyadari mengalami QLC terjadi sekitar dua tahun lalu, ketika dia berusia 25 tahun. Sedari kecil, dirinya dididik untuk menjadi ambisius.

Baca juga: Mengenal SMA Pradita Dirgantara, Sekolah Terbaik Ke-3 di Indonesia

"Mungkin dulu fun menjadi ambisius dan punya achievement. But at some point di usia 20 tahun apalagi mulai kerja dan udah gak ada yang guide lagi, achievement itu jadi pressure," ujar Nadhira di Teater Gedung C, Museum Nasional, Jakarta Pusat, beberapa hari lalu.

Ambisi yang tidak tercapai menjadi sebuah tekanan. Terlebih usai Nadhira pulang dari S2, ketika dia merasa mendapatkan perhatian lebih dibanding sebelumnya di kalangan masyarakat.

Dia terus menerus memikirkan ekspektasi orang lain terhadap dirinya dan bagaimana dapat memenuhi hal tersebut.

Penting untuk menyadari diri sendiri sedang berada di fase Quarter Life Crisis

Ketika ada yang mengalami fase mempertanyakan diri sendiri dan gelisah ingin membawa diri ke mana, penting untuk menyadari diri sendiri sedang mengalami QLC.

Dengan demikian, kamu tidak perlu merasa hal tersebut merupakan hal yang dialami sendiri karena ternyata banyak yang mengalami atau merasakannya.

Bahkan, cara mengatasinya pun bisa dicari tahu, karena ilmu yang membahasnya sudah banyak.

Baca juga: 10 SMA Swasta Terbaik di Jakarta Versi LTMPT 2022

Nadhira melanjutkan, dulu dirinya mengalami banyak stres karena secara konstan merasa sebagai seorang medioker.

Didukung pula dengan adanya media sosial yang mampu membuat kita dengan mudahnya membandingkan diri dengan orang lain.

Atas dasar itu, dia memahami bahwa setiap orang memiliki insecurity-nya sendiri.

Setelahnya, dia mulai dapat memahami cara mengatasi QLC yang dialami.

"Ketika kita tahu diri, kita tahu apa yang diinginkan, apa yang membuat kita happy dan apa yang sebenarnya penting untuk hidup kita," jelas Nadhira terkait langkah pertama saat mengatasi QLC.

Selanjutnya, tentang menemukan tujuan hidup. Apa yang dia lakukan harus berdasarkan tujuan hidup dirinya, tidak berpatokan pada ekspektasi atau pandangan orang lain terhadap dirinya.

Banyak membaca buku bertema pengembangan diri juga turut membantunya mengatasi krisis yang dialami.

Menjangkau orang lain untuk mengatasi Quarter Life Crisis

Nadhira secara sadar berusaha mengingat usianya yang sudah berada di rentang 20-an dan mengobrol dengan orang lain yang dianggap “lebih” dari dirinya.

Dari obrolan, dia dapat menemukan fakta bahwa orang-orang yang dianggapnya hebat dengan segudang pencapaian mereka ternyata tetap seorang manusia yang memiliki masalah dan krisis yang sama.

Baca juga: 10 SMA Terbaik di Jakbar dan Jaktim Berdasarkan Nilai UTBK 2022

"Bisa ngobrol sama mereka, merasakan mereka manusia juga, mengalami QLC juga membuat aku lebih tenang bahwa ini adalah crisis yang wajar," tambah dia.

Kekuatan dari praktik cold calling juga merupakan salah cara yang dilakukannya.

Dia menghubungi orang lain yang betul-betul asing dengan tujuan yang jelas.

Lebih lanjut, praktik itu dianggapnya sebagai salah satu alat kuat yang tidak semua orang pernah melakukannya.

Nadhira sering melakukan cold call, salah satunya kepada Sandiaga Uno yang kini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Saat itu, dia sedang studi S2, Nadhira membutuhkan exposure dari Sandiaga, sehingga dia menjelaskan maksud serta tujuan dari panggilan yang dilakukan.

Sandiaga menyambutnya dengan baik dan melakukan unggahan ulang (re-post) atas konten YouTube di Instagram pribadinya terkait apa yang Nadhira buat waktu itu.

Hampir semua cold call yang dilakukan membawanya pada titik yang dirinya tidak pernah tahu bisa dicapai.

Salah satunya, sampai pada perilisan buku kedua berjudul "Almost Adulting: Self-Help Approach to Deal With Quarter-Life Crisis" ini usai dia menghubungi Pear Press.

"Yang penting jelas tujuannya apa dan bisa meyakinkan orang itu bisa bermanfaat dari apa yang kita ingin lakukan,"kata Nadhira.

Dengan terbitnya buku "Almost Adulting: Self-Help Approach to Deal With Quarter-Life Crisis", Nadhira berharap, buku ini bisa berguna untuk teman-teman yang sedang atau akan menghadapi Quarter Life Crisis.

Baca juga: SMAK St. Louis 1 Jadi Sekolah Swasta Terbaik Indonesia, Ini Profilnya

Buku keduanya ini telah resmi diterbitkan sejak Rabu (24/09/22) dan dapat dinikmati dalam bentuk e-book melalui aplikasi Gramedia Digital. Dapat juga dibeli di seluruh gerai Gramedia dan akun resmi Gramedia di Shopee.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com