KOMPAS.com - Sebagai upaya mendukung pemerintah tingkatkan kualitas guru dan kepala sekolah, Tanoto Foundation kembali menggelar Tanoto Facilitator Gathering (TFG) 2022, Senin dan Selasa (4-5/7/2022).
TFG 2022 berupaya meningkatkan kapasitas 960 guru dan kepala sekolah yang menjadi pelatih dan pendamping bagi guru lainnya dalam Program Organisasi Penggerak (POP) yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Selama TFG 2022, para guru dan kepala sekolah di daerah mitra diberi pelatihan, ruang diskusi dan kesempatan berbagi praktik baik untuk mengembangkan kapasitas dalam pembelajaran.
Sejak tahun 2021, melalui Program PINTAR Penggerak, Tanoto Foundation telah hadir di 4 kabupaten mitra, yakni Kabupaten Kampar (Riau), Kabupaten Muaro Jambi (Jambi), Kabupaten Tegal (Jawa Tengah) dan Kabupaten Kutai Barat (Kalimantan Timur) untuk melatih dan mendampingi kepala sekolah, guru dan orangtua di 263 SD dan SMP.
Baca juga: Lulusan S1 Mau Jadi Guru? Daftar Pendidikan Profesi Guru Kemendikbud 2022
Menteri Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengatakan, kunci utama transformasi sistem pendidikan di Indonesia adalah kemauan pendidik untuk terus belajar dan mengembangkan diri.
“Untuk itu, saya harap ibu bapak guru bisa memanfaatkan kesempatan emas yang tersedia saat ini dengan mengikuti Program Guru Penggerak,” ujarnya dalam acara Tanoto Facilitator Gathering (TFG), sebuah bentuk apresiasi dan motivasi dari Tanoto Foundation bagi para fasilitator.
Sejalan dengan Mendikbudristek, Belinda Tanoto selaku Dewan Pembina Tanoto Foundation menambahkan bahwa peningkatan kualitas tenaga pendidik atau guru merupakan jalan efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
“Karena itu, sejak tahun 2018, Tanoto Foundation mendukung program pemerintah dalam peningkatan kualitas pendidikan melalui Program PINTAR atau Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran,” katanya.
Baca juga: Tanpa Hukuman, Ini Cara Sukses BPK Penabur Latih Kedisiplinan Siswa
Menurut Belinda, berdasar evaluasi dampak terhadap program PINTAR, pencapaian siswa di sekolah mitra cenderung stabil, meskipun 2 tahun tidak bertatap muka.
Data pada tahun 2021 menunjukkan, 76 persen guru mitra sudah menerapkan pembelajaran aktif, naik dari 42 persen pada tahun 2018.
Pencapaian siswa yang stabil tersebut menunjukkan bahwa metode pembelajaran aktif bisa mencegah learning loss selama pandemi.
“Ini bisa tercapai karena kontribusi dan dedikasi para pendidik,” ucapnya.
Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek, Iwan Syahril menambahkan, bagi seorang guru, belajar harus menjadi sebuah kebutuhan.
“Era disruptif seperti saat ini membutuhkan guru pembelajar,” ujarnya dalam diskusi “Guru Profesional, Guru Masa Depan” yang diselenggarakan dalam rangkaian acara TFG 2022.
Iwan juga menyebut konsep Bapak Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, yakni Pendidikan yang berpusat kepada siswa.
Baca juga: Terkenal Disiplin, Begini Cara Orangtua Jepang Mendidik Anak
"Artinya, guru harus bisa memahami karakteristik masing-masing anak didiknya. Karena setiap anak itu unik, maka guru harus terus belajar, mencari ide untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemukan di kelas,” ujar Iwan.
Di kesempatan berbeda, Direktur Dasar Tanoto Foundation, Ari Widowati menjelaskan bahwa program Pintar Penggerak adalah program partisipasi Tanoto Foundation dalam POP Kemendikbud Ristek.
"Kami mendukung program pemerintah untuk bisa memodelkan praktik-praktik baik bagaimana meningkatkan kompetensi siswa terutama di bidang membaca, numerasi, dan sains, paparnya.
Ari berharap, melalui program pintar penggerak ini, di tahun 2030 para guru dan Kepala Sekolah dapat berbagi praktik baik yang lebih banyak lagi.
"Ini baru satu tahun, kami masih punya satu tahun lagi apa yang bisa kita persembahkan untuk pendidikan di Indonesia untuk guru-guru dan perlu diterapkan di sekolah-sekolah lain. Banyak saya lihat portofolio siswa dan bagaimana guru memberi fasilitas pembelajaran, sudah banyak yang bagus tapi pastinya kita jangan cepat berpuas diri," paparnya.
Melalui Program PINTAR, Tanoto Foundation telah melatih dan mendampingi kepala sekolah, guru, dan komite sekolah pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs di 25 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur, Riau, Jambi, Sumatera Utara, dan Jawa Tengah.
Baca juga: Guru Penggerak: Tugas Guru Menuntun Murid, Bukan Menuntut Nilai Tinggi
Program ini telah memberi manfaat bagi lebih dari 200.000 siswa. Para guru yang telah dilatih Tanoto Foundation juga menjalankan diagnostic assessment untuk mengukur kemampuan siswa saat sekolah dibuka kembali setelah pandemi.
Hasil tes tersebut kemudian digunakan oleh guru untuk membuat rencana pembelajaran terdeferensiasi, sehingga pembelajaran dijalankan berdasar kemampuan siswa. Konsep ini sejalan dengan prinsip Ki Hadjar Dewantara, pendidikan yang berpusat pada siswa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.