Sedangkan jika di desa pendidikan ada yang masih kurang, kurang dalam bentuk fasilitasi untuk buku, ujian praktek, fasilitas ruangan serta hal-hal lainnya.
Dan tidak sedikit anak remaja yang merasa kesulitan mengikuti pelajaran, sering mendapat nilai jelek, prestasi menurun, tidak merasa nyaman di sekolah, sampai dengan membolos dari sekolah.
Baca juga: Fenomena Remaja Hadang Truk, Ini Alasannya Menurut Pakar Unair
Tantangan masalah kesehatan mental. Depresi terkadang menjadi salah satu masalah yang dihadapi remaja. Analisis dari Pew Research Center melaporkan bahwa depresi yang dialami remaja mengalami peningkatan dari sebelumnya.
Penyebab depresi remaja bersumber dari rasa tertekan jika dituntut mendapat nilai sempurna, masalah dalam keluarga, atau ketidakbahagiaan dengan hidup yang dimiliki.
Dari masalah ini jika remaja yang tinggal di kota dapat terfasilitasi dengan mudahnya berkonsultasi ke psikolog, banyaknya sarana mengenai kesehatan mental sedangkan di desa belum tentu terdapat banyak fasilitas atau bahkan pengetahuan tentang kesehatan mental.
Kekhawatiran akan masa depan. Berdasarkan sebuah penelitian terlihat bahwa setiap remaja memikirkan hari depannya yang ingin mendapat kepastian dan memikirkan akan menjadi seperti apa kelak di masa depan.
Kecemasan ini menimbulkan masalah lain seperti: semangat belajar menurun, berkurangnya kemampuan berpikir, mudahnya terpengaruh oleh hal-hal negatif.
Hubungan dengan orangtua. Seringkali terdapat pertentangan pendapat antar orang tua dan anaknya yang dapat mempengaruhi relasi menjadi kurang baik yang menyebabkan remaja menjadi demotivasi, malas belajar, melawan orang tua, berperilaku menyakiti diri sendiri, dan sebagainya.
Baca juga: UPN Veteran Jakarta Buka Jalur Seleksi Mandiri S1, Daftar di Sini
Dari aspek-aspek tantangan di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan tantangan remaja di kota dan desa meliputi pendidikan, segi sosial, segi kebutuhan dan segi perilaku.
Perbedaan tantangan tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek.
Pertama adalah aspek pendidikan. Karena, jika dilihat dari segi pendidikan masyarakat desa, maka tingkat pendidikan di desa lebih rendah dibandingkan di kota.
Bisa dibuktikan melalui fasilitas sarana dan prasarana sekolah-sekolah desa berbeda dari sekolah yang berada di kota, yang mana menyebabkan kualitas pendidikan dan pengetahuan di desa dan kota menjadi berbeda. Perbedaan sarana dan prasarana biasa disebabkan perhatian yang kurang dari pemerintah terhadap kondisi daerah pedesaan.
Kedua adalah aspek sosial. Remaja pedesaan umumnya lebih senang bersosialisasi daripada remaja perkotaan, hal ini dikarenakan rata-rata orang pedesaan menjunjung rasa saling membantu, menolong, saling menghargai dan saling pengertian. Hal ini dibuktikan dengan mudahnya berbaur di desa dan perumahan yang saling berdekatan.
Ketiga adalah aspek pemenuhan kebutuhan. Remaja desa hanya mampu memenuhi yang mereka butuhkan dari sarana dan fasilitas yang tersedia di desa. Namun untuk kebutuhan lainnya seperti kebutuhan psikologis, pendidikan, tenaga medis, rumah sakit tentu masih kurang dibandingkan dengan di kota.
Baca juga: Jalur Mandiri yang Masih Dibuka UM, Intip Syarat dan Jadwalnya
Keempat adalah aspek perilaku. Dari segi perilaku remaja di perkotaan umumnya lebih cepat mengikuti perkembangan jaman, tren tertentu dan perubahan gaya pergaulan dari lingkungan sekitar yang mudah terpengaruhi oleh globalisasi.