Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Kuliah di Kampus Terbaik Se-Asia? Ini Cerita Nadia

Kompas.com - 09/06/2022, 19:02 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Nadiatul Qalbi Amalia Rizqi berkesempatan mengenyam pendidikan di Nanyang Technological University (NTU) Singapore. Kampus terbaik keempat di Asia dan peringkat 19 dunia versi QS World University Rankings 2023.

Nadia berhasil merasakan kuliah di NTU berkat program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA).

IISMA memberikan kesempatan mahasiswa Indonesia untuk merasakan belajar di luar negeri selama satu semester.

Nadia pun tak sungkan berbagi cerita selama menempuh pendidikan di NTU Singapura.

Baca juga: Kisah Putri, Siswi Madrasah Anak Petani, Raih Beasiswa Kuliah ke Kanada

Perbedaan budaya

Meski lokasi Singapura bisa dikatakan dekat dengan Indonesia ketimbang negara di Asia lainnya, sda beberapa culture shock yang dirasakan Nadia selama menimba ilmu di Singapura.

Nadia merasakan bahwa mahasiswa di Singapura cukup ambisius dalam belajar, selalu tepat waktu, dan menjunjung tinggi budaya antre.

Bahkan, mahasiswa di sana ada yang menyelesaikan tugas jauh-jauh hari sebelum masa tenggat pengumpulan tiba.

“Ada cerita menarik. Jadi di kelas Venturing Entrepreneurship, saya bertemu dengan salah satu teman yang sudah menyelesaikan kerja kelompok dua minggu sebelum tenggat waktu,” tuturnya seperti dilansir dari laman Unair.

Nadia merasa, walaupun Singapura dan Indonesia tidak jauh dari segi geografis dan budaya, selalu ada "gap" atau perbedaan yang dirasakan.

Baca juga: Cerita Mahasiswa Indonesia Kuliah di Kota Paling Aman di Dunia

Cara Nadia untuk mengisi dan mengatasi gap tersebut adalah dengan menjadi mahasiswa yang selalu beradaptasi.

“Hal yang terpenting menurut saya adalah bagaimana menjadi orang yang bisa beradaptasi di manapun kita ditempatkan,” ungkapnya.

Sehingga, selain aktif mengikuti perkuliahan, Nadia mengikuti beberapa kegiatan yang disediakan oleh hall office.

Di antaranya program memasak, seminar tentang mental health, dan kegiatan yang diadakan oleh International Office NTU, GEM, seperti outing ke sentosa, bowling, dan lain-lain.

Merasakan lebaran di Singapura

Nadia juga membagikan pengalaman lebaran selama di Singapura.

Ia mengatakan, suasana Lebaran di Singapura sebenarnya tidak berbeda jauh dengan Indonesia karena di sana juga banyak warga beragama Islam.

Baca juga: Intip Biaya Kuliah S1-S2 di 3 Negara: Australia, Selandia Baru, Inggris

“Ini pertama kalinya saya merayakan lebaran jauh dari keluarga dan hanya ditemani oleh teman-teman. Namun kehangatan lebaran masih bisa saya dapatkan,” ungkapnya.

Setidaknya, lanjut dia, ada tiga hal yang berbeda antara lebaran di Singapura dan di Indonesia.

Pertama adalah salat Idulfitri dilaksanakan berdasarkan booking. Nadia dan teman-temannya harus booking terlebih dahulu akan salat di masjid mana dan sesi berapa.

Kedua, pelaksanaan salat Idulfitri dilakukan di dalam masjid, tidak di lapangan seperti di Indonesia.

“Yang terakhir adalah tradisi makan. Mungkin sebenarnya ada, cuma mengingat selama saya di Singapura tidak ada sanak keluarga, maka tradisi makan opor ayam, rendang, dan menu spesial lebaran lainnya,” terangnya.

Kiat Nadia lolos IISMA

Nadia bercerita, mulanya dia tahu program IISMA dari dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unair sekaligus Kepala Airlangga Global Engagement (AGE) Unair, Iman Harymawan.

Nadia mendapatkan dukungan moral selama menempuh ISMA, khususnya dari International Undergraduate Programme (IUP) FEB Univeritas Airlangga, Devi Sulistyo Kalanjati.

Baca juga: 5 Program Beasiswa S1-S2 Inggris, Beri Biaya Kuliah hingga 100 Persen

“Beliau selalu menyemangati mahasiswanya untuk belajar dengan rajin dan aktif dalam hal akademik maupun non-akademik,” tuturnya.

Nadia kemudian langsung menyiapkan dokumen yang dibutuhkan seperti transkrip, sertifikat bahasa Inggris dan syarat lainnya.

Waktu yang diberikan untuk menyiapkan dokumen cukup padat mengingat hanya ada jeda dua pekan dari sosialisasi program IISMA hingga pendaftaran ditutup.

Menurutnya, hal yang lumayan sulit disiapkan adalah mencari lembaga bahasa yang masih memiliki kuota dan menyediakan hasil tes di waktu yang sudah ditentukan.

“Alhamdulillah saya bisa mendapatkan kuota di UNJ dan memenuhi persyaratan IISMA,” ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com