Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/05/2022, 18:23 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Alya Muna Zuhra berbagi cerita tentang pengalamnya kuliah gratis di Abu Dhabi University, United Arab Emirates (UAE).

Alya lolos sebagai awardee Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), program kampus merdeka yang dapat diikuti semua mahasiswa Indonesia.

Ia pun membagikan pengalamannya selama berkuliah di Abu Dhabi University, mulai dari proses seleksi IISMA hingga kekagumannya terhadap negara UAE.

Termasuk bercerita bagaimana persiapannya dalam memenuhi persyaratan dokumen menjelang akhir pendaftaran.

Baca juga: Cerita Jevon, Mahasiswa ITB Prodi Aktuaria Peraih IPK 4

“Hasil english test keluar di hari terakhir penutupan pendaftaran, begitu juga dengan university recommendation letter. Dengan modal nekat, akhirnya aku submit semua dokumen,” paparya seperti dilansir dari laman Unair.

Selama masa penantian pengumuman, Alya benar-benar fokus mengerjakan tugas praktik. Meskipun pengumuman sempat diundur, Alya mendapat kabar dari salah satu dosen Komunikasi di UNAIR tentang kelulusannya di Abu Dhabi University.

“Saat itu, badan saya dingin banget. Excited. Seneng campur aduk nangis, tapi ketawa. I feel so grateful for it,” ungkapnya.

UAE negara yang bersih dan wangi

Mahasiswa asal Semarang itu bercerita bahwa UAE merupakan negara yang sangat global. Warga asli Emirates justru hanya sekitar 20 persen, sedangkan sisanya datang dari berbagai belahan dunia.

“Rasanya kagum aja melihat orang dari berbagai ethnicity and learn about this whole global culture and different ways of living,” ceritanya.

Baca juga: 5 Program Beasiswa S1-S2 Inggris, Beri Biaya Kuliah hingga 100 Persen

Teman-teman Alya di bangku kuliah Abu Dhabi University juga berasal dari berbagai negara. Ada yang dari Pakistan, India, Algeria, Morocco, Palestine, Saudi, Egypt, Syria, dan Lebanon.

“It feels great to be in such a global environment,” kesannya.

Alya bercerita bahwa UAE merupakan negara yang bersih dan wangi. Semua tempat di UAE, termasuk mall dan fasilitas umum wangi dan bersih. Jarang ditemukan polusi udara di UAE.

Sedangkan di Abu Dhabi, lanjutnya, lingkungannya lebih muslim friendly dari pada di Dubai. Orang-orang Dubai menggunakan pakaian yang sopan dan sangat perhatian terhadap orang lain.

“Yang paling aku suka di sini adalah ladies first and always,” terangnya.

Ketika Alya menaiki bus, pintu untuk penumpang laki-laki dan perempuan terpisah. Penumpang perempuan berada di depan, sedangkan laki-laki ada di kursi belakang.

Selain itu, Alya merasa sangat nyaman karena masyarakatnya tertib aturan.

Baca juga: 5 Beasiswa S2-S3 Tanpa Batas Usia, Kuliah Gratis dan Biaya Hidup

Masyarakat Abu Dhabi menerapkan gaya hidup yang islami. Laki-laki sangat menjaga jarak, pandangan, dan perkataan terhadap lawan jenis.

“Aku dan teman-teman, tidak pernah sekalipun mendapatkan cat call ataupun merasa takut. Mungkin itu rahasianya Abu Dhabi bisa jadi the safest city in the world enam tahun berturut-turut,” tuturnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com