Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2022, 09:01 WIB
Mahar Prastiwi,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi salah satu penyakit yang banyak diderita masyarakat Indonesia. Penyakit ini bahkan menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia.

Riset kesehatan dasar menunjukkan hipertensi merupakan faktor risiko penyakit stroke dan jantung paling banyak.

Pasien dengan hipertensi tidak akan bergejala sampai adanya gangguan fungsi salah satu organ di dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan jutaan orang tidak menyadari sudah terkena hipertensi.

Baca juga: Susi Air Buka Lowongan Kerja Lulusan S1, Segera Daftar

Konsumsi obat hipertensi tidak akan rusak ginjal

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Rumah Sakit Nasional Diponegoro Universitas Diponegoro (RSND Undip) dr. Pipin Ardhianto menerangkan, penderita hipertensi yang sudah didagnosis dokter sebaiknya tetap mengikuti anjuran para dokter untuk kontrol rutin, mengonsumsi obat yang diberikan.

Selain itu yang utama adalah melakukan upaya perubahan pola hidup terus menerus ke arah yang lebih sehat.

Menurut Pipin, obat yang rasional pada pasien dengan hipertensi bertujuan juga untuk melindungi organ vital tubuh seperti ginjal. Sehingga masyarakat tidak perlu takut bahwa obat hipertensi akan merusak ginjal.

"Sebaliknya penggunaan lama obat hipertensi pada pasien hipertensi akan menjaga lebih lama fungsi ginjal dibandingkan apabila hipertensi tidak diobati," terang Pipin seperti dikutip dari laman Undip, Minggu (5/6/2022).

Baca juga: Jangan Panik, Begini Pertolongan Pertama pada Orang Tenggelam

Faktor risiko hipertensi

Pipin mengungkapkan, kebanyakan pasien mengetahui memiliki hipertensi pada saat sudah terserang stroke, gangguan penglihatan, gangguan fungsi ginjal dan gangguan fungsi jantung terjadi. Dilihat dari sisi pencegahan suatu penyakit maka sebenarnya sudah 'terlambat'.

"Hipertensi dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko yang dikelompokkan menjadi faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah," urai Pipin.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah melebihi angka 140/90 mmHg.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com