Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PresUniv Berikan 6 Rekomedasi untuk Perkuat Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 04/06/2022, 20:21 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Dunia sekarang ini sedang menghadapi masalah besar secara bersamaan. Pertama, hampir seluruh negara di dunia menghadapi ancaman inflasi sebagai imbas dari pandemi Covid-19.

Kedua, inflasi, dan ditambah dengan perang Rusia vs Ukraina, mengakibatkan perubahan struktur ekonomi dunia. Dua masalah tersebut memiliki kerumitan sendiri, saling tumpang tindih, sehingga membuat dunia dalam beberapa tahun ke depan akan menghadapi tantangan serius.

Demikian materi yang dibahas dalam webinar "Economic and Social Development for a Resilient Indonesia" pekan lalu yang digelar President University.

Hadir dalam webinar tersebut SD Darmono, Founder President University (PresUniv) dan sekaligus Chairman Grup Jababeka, Rektor PresUniv Prof. Chairy dan para wakil rektor, dekan, kepala program studi, dan dosen serta segenap civitas academica PresUniv.

Menghadapi masalah tersebut, tim dosen PresUniv memprediksi akan banyak negara yang memilih untuk bersikap konservatif dalam mengalokasikan anggaran belanjanya.

“Meningkatnya inflasi pada hampir seluruh negara di dunia membuat otoritas moneter negara-negara tersebut akan mengambil kebijakan untuk bertahan dari badai krisis yang bisa menjadi sangat parah.

Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, Indonesia perlu mengambil langkah-langkah strategis,” demikian ditegaskan Chairy, ketika memaparkan beberapa kesimpulan penting dari webinar tersebut.

 

Jadi apa yang mesti dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mempertahankan perekonomiannya dari dua masalah besar dunia tadi?

Baca juga: Futuremakers, Upaya Mendorong Ekonomi Kaum Muda dan Perempuan

Enam Langkah Strategis

Dosen-dosen PresUniv, sebagaimana dipaparkan oleh Chairy, mengusulkan enam langkah strategis.

Pertama, untuk memperoleh dana, termasuk devisa, guna pembiayaan pembangunan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pemerintah perlu terus mendorong ekspor.

Hanya yang diekspor bukan lagi barang mentah, tetapi produk olahan atau barang jadi, yang nilai tambahnya lebih tinggi.

Dengan cara seperti ini, pemerintah dapat sekaligus mendorong tumbuhnya kegiatan-kegiatan ekonomi yang bersifat inovatif dan kreatif, sehingga membuat perekonomian Indonesia menjadi lebih sustainable.

Dalam konteks ini, perguruan tinggi juga bisa memberikan kontribusi untuk perbaikan ekonomi Indonesia.

Melalui kolaborasi dengan kalangan korporasi, perguruan tinggi dapat melakukan berbagai riset dan inovasi untuk mengolah barang mentah menjadi barang olahan atau barang jadi.

Momentum ini sekaligus juga bisa dimanfaatkan pemerintah untuk mendorong lahirnya entrepreneur-entrepeneur baru dari lingkungan perguruan tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com