Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Tembus Universitas Top Amerika dan Inggris

Kompas.com - 31/05/2022, 13:21 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Masuk ke top universitas Amerika Serikat dan Inggris bukan perkara mudah. Bahkan, selama pandemi global Covid-19 pun, jumlah peminat di universitas terbaik di dua negara ini semakin bertambah.

Melalui rilis resmi yang diterima Kompas.com (31/5/2022), Vanya Sunanto, Country Manager Crimson Education Indonesia mengungkapkan jumlah aplikasi untuk Ivy League, Oxford, Cambridge dan universitas terkemuka dunia lainnya meningkat drastis.

Sebagai contoh, jumlah calon mahasiswa yang mendaftar di Universitas Harvard meningkat hingga 43 persen (17.000 pendaftar tambahan) dari tahun sebelumnya yang hanya terdiri dari kurang lebih 40.000 pendaftar.

“Meroketnya jumlah pendaftar sangat memengaruhi kesempatan calon mahasiswa untuk diterima di universitas-universitas terbaik itu, sehingga persaingan menjadi jauh lebih ketat dan menampilkan pro?l yang menonjol di formulir pendaftaran menjadi lebih penting dari sebelumnya,” jelas Vanya Sunanto.

Lebih jauh Vanya mengungkapkan, tingkat persaingan semakin tinggi mengingat setiap universitas top dunia tersebut umumnya hanya memberikan kuota sekitar 10 persen untuk mahasiswa internasional.

"Sehingga, berdasarkan data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa peluang pelajar Asia Tenggara termasuk Indonesia cukup kecil," tegas Vanya Sunanto.

Terkait hal tersebut, Crimson Education Indonesia memberikan beberapa tips yang perlu diperhatikan calon mahasiswa jika membidik universitas terbaik Amerika Serikat dan Inggris sebagai kampus impian:

Baca juga: Daftar Universitas Terbaik di Indonesia Tahun 2022 Versi THE WUR

1. Tidak cukup nilai akademis

Benjamin Schwartz, mantan tim seleksi penerimaan mahasiswa di Dartmouth College salah satu universitas Ivy League di AS menjelaskan bahwa tidak cukup mengandalkan nilai akademis untuk menembus ketatnya persaingan memasuki universitas unggulan di AS.

“Nilai akademis (SAT, ACT dan transkrip akademis) hanya menentukan 40 persen dari total penilaian dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru, selebihnya, 30 persen penilaian terhadap kegiatan pengayaan akademik dan kepemimpinan dan 30 persen lainnya dari hasil esai dan wawancara dengan kandidat," jelas Benjamin.

"Jadi, mereka yang hanya mengandalkan nilai akademis selama sekolah tentu sangat kecil kemungkinannya untuk diterima,” papar Benjamin Schwartz.

2. Perlu persiapan waktu panjang

Persiapan masuk ke universitas terbaik di Inggris dan Amerika Serikat membutuhkan waktu panjang dan tidak cukup hanya di kelas 12.

"Kami menyiapkan calon mahasiswa dengan berbagai program yang telah didesain untuk diikuti sejak setidaknya 3 tahun sebelum proses pendaftaran. Dengan mengikuti program yang dirancang Crimson Education sejak kelas 9 (3 tahun sebelum pendaftaran Universitas)," ungkap Vanya Sunanto.

Calon mahasiswa akan dibantu untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai mereka, memberikan rekomendasi dan saran universitas yang tersedia berdasarkan kecocokan minat dan bakat, membantu merencanakan alokasi biaya pendidikan, dan mendorong calon mahasiswa agar terlibat aktif di dalam kegiatan pengayaan akademik.

3. Mengasah soft skill

Hannah Rowberry, mantan tim seleksi penerimaan mahasiswa di Oxford University menjelaskan, “seleksi penerimaan di Inggris juga menggunakan pendekatan yang komprehensif dengan bobot 75 persen untuk akademis, 15 persen untuk pengayaan akademik, kepemimpinan dan inovasi, serta 10 persen untuk aplikasi, esai dan wawancara."

Dengan demikian calon mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan yang komprehensif baik hard skill maupun soft skill.

Calon mahasiswa perlu mempersiapkan diri secara optimal, merencanakan proyek individual, merasakan dunia kerja untuk meningkatkan skill kepemimpinan dan meningkatkan pencapaiannya, mencapai angka yang diharapkan untuk masuk ke universitas Ivy League.

Baca juga: Strategi Kai, Siswa SMA Cahaya Rancamaya Diterima di 3 Universitas Terbaik Dunia

 

"Crimson akan membantu calon mahasiswa menulis UCAS, atau esai umum lainnya, mengerjakan esai tambahan yang diperlukan untuk perguruan tinggi tempat calon mahasiswa mendaftar, memperbaharui CV (Curriculum Vitae) sesuai standar dan membantu calon mahasiswa memeriksa segala persiapan dan kelengkapan yang dibutuhkan 1 bulan sebelum pendaftaran," pungkas Vanya Sunanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com