Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Guru Besar UPI Jelaskan Dampak Pandemi Covid-19 terhadap MSDM Perusahaan

Kompas.com - 29/05/2022, 12:08 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Lebih lanjut, Janah menjelaskan, MSDM dapat dipahami sebagai aktivitas penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan SDM untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi.

Menurutnya, MSDM sangat berperan penting dalam proses mengevaluasi performa SDM.
Selain evaluasi, kata Janah, MSDM juga berperan memastikan masing-masing SDM dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan job desk.

“Manajemen SDM biasanya melakukan pelatihan dan penilaian dalam pengadaan SDM pada suatu perusahaan,” jelasnya.

Fungsi MSDM sendiri secara umum dibedakan menjadi manajerial dan operasional.

Baca juga: Planning adalah Perencanaan untuk Capai Tujuan, Simak Penjelasannya

Adapun fungsi manajerial, meliputi planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), directing (pengarahan), dan controlling (pengawasan/pengendalian).

Sementara itu, fungsi operasional terdiri atas procurement (pengadaan tenaga kerja), development (pengembangan), compensation (kompensasi), integration (integrasi), maintenance (pemeliharaan), dan separation (pemutusan hubungan kerja).

Seperti diketahui, bahwa pandemi Covid-19 yang melanda dunia dan Indonesia sejak 2019 telah mengubah tatanan kehidupan masyarakat.

“Selama pandemi Covid-19, hampir semua pekerjaan dilakukan melalui digital dengan jarak jauh, termasuk MSDM,” ucap Janah.

Baca juga: 6 Industri Siap Dukung Pendidikan Vokasi untuk Lahirkan SDM Unggul

Banyak kebijakan dan praktik MSDM, kata dia, harus diubah selama pandemi Covid-19. Hal ini untuk memastikan bisnis dapat beroperasi seefektif mungkin sambil melindungi SDM mereka.

Janah mengungkapkan, strategi MSDM tentu saja sangat penting untuk dapat bertahan dalam kondisi pandemi Covid-19.

“Selama pandemi Covid-19 beberapa strategi yang diterapkan perusahaan khususnya dalam bidang MSDM, antara lain komunikasi karyawan untuk meningkatkan kesadaran, mengelola pengaturan kerja yang fleksibel, dan menerapkan tindakan pencegahan,” jelasnya.

Strategi lainnya, lanjut Janah, mengatasi kekhawatiran karyawan tentang kebijakan tempat kerja, digitalisasi praktik SDM, hubungan manajer-pekerja, dan tindakan kesehatan karyawan serta meninjau atau memodifikasi kebijakan kesejahteraan karyawan.

Baca juga: Simposium PPIDK Timtengka 2022, Dukung Pembangunan SDM Berkualitas

Perekonomian harus tetap berjalan

Meski pandemi Covid-19 melanda, Janah mengatakan, dunia tetap harus memaksa perekonomian agar berjalan.

Ia menyebut bahwa new normal menjadi solusi untuk tetap menjalankan roda perekonomian, agar tetap berjalan.

“Penerapan tatanan new normal ini berlaku untuk semua manusia, pada tingkat individual, kelompok, dan masyarakat,” ujar Janah.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com