Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Gangguan Perkembangan Anak Leukemia, Info Ners Unair

Kompas.com - 28/05/2022, 09:07 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Kanker darah atau leukemia sering menyerang pada anak. Adapun jenisnya ialah Leukemia lymphoblastic akut (ALL atau juga disebut leukemia limfositik akut) adalah kanker darah dan sumsum tulang.

Kanker jenis ini biasanya semakin memburuk dengan cepat jika tidak diobati. Anak yang sehat memiliki sumsum tulang yang memproduksi sel-sel induk darah (sel yang belum matang) yang menjadi sel-sel darah dewasa dari waktu ke waktu.

Melansir laman Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga (Ners Unair), Gangguan Perkembangan Anak (GPA)/Children Development Disorder merupakan masalah mental anak yang sering diabaikan oleh orang tua.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Rambut Rontok dari Ners Unair

Masalah ini akan menjadi serius ketika pelakunya sudah mengganggu orang lain dan lingkungannya. Untuk itu diperlukan pemahaman dan pengetahuan masyarakat yang cukup dalam mengenali gangguan perkembangan anak secara dini.

Dengan demikian gangguan perkembang anak dapat diketahui lebih cepat, sehingga upaya pencegahan, stimulasi, penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang.

Berikut ini 6 tanda dan gejala gangguan perkembangan anak leukemia:

1. Gangguan kognitif

Gangguan kognitif pada anak muncul ketika banyak tekanan dari lingkungan anak yang bersifat stressor bagi anak. Selain itu juga bisa diakibatkan karena pengobatan tertentu.

Adapun gangguan kognitif bisa berbentuk sebagai hilangnya kemampuan berpikir rumit, pelupa, disabilitas dalam belajar, sulit berkonsentrasi, menurunnya kecerdasan, dan penurunan lain di dalam lingkup fungsi berpikir.

Terapi definitif leukemia akut merupakan terapi dengan kemoterapi sitotoksik yang menggunakan kombinasi obat multiple. Selain efek samping secara fisik, psikologis anak juga dapat terganggu seperti tidak percaya diri, gangguan kognitif, kecemasan, dan depresi.

Baca juga: 7 Cara Mencegah Radang Tenggorokan dan Amandel, Info Ners Unair

2. Gangguan perkembangan motorik halus

Anak-anak berpenyakit leukemia memiliki masalah-masalah seperti berkurangnya kemampuan anak dalam beraktivitas pada sesuainya. Anak akan mengalami kesulitan seperti menggambar yang dicontohkan, menggambar garis yang lebih panjang. Kesulitan ini sebagai akibat rasa sakit nyeri pada bagian tulang.

Salah satu fase hospitalisasi pada anak adalah fase putus asa/ desfair fase. Fase ini responden tidak aktif, menarik diri dari orang lain, tertekan dan sedih, tidak tertarik dengan lingkungan sekitar, pendiam, menolak untuk bergerak.

3. Gangguan perkembangan motorik kasar

Biasanya, penderita leukemia mengalami beberapa ganguan seperti mengalami demam, nyeri pada tulang sendi, bahkan mengalami mimisan. Terbatasnya aktivitas bermain yang banyak menggunakan motorik kasar juga mempengaruhi pada motorik kasar. Rasa nyeri pada sendi tangan sebagai akibat sumsum tulang (bone marrow) mendesak padat oleh sel darah putih.

Ada hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang sakit leukemia akan beradaptasi dengan lingkungan sosial yang baru. Oleh karena itu sangat diperlukan dari petugas kesehatan untuk memberikan dukungan baik kepada anak yang sakit mapun keluarga, yang pada akhirnya dapat proses perawatan selama di rumah sakit.

Orang tua yang mendapat dukungan dari petugas kesehatan diharapkan menurunkan rasa cemas ataupun stress yang dialami.

Baca juga: Ini Cara Mencegah dan Mengobati Mata Merah dari Ners Unair

4. Gangguan psikologis

Anak-anak penderita penyakit leukemia pada umumnya memiliki permasalahan psikologis. Dunia anak yang penuh aktivitas dan keceriaan berubah, demikian pula dengan aktivitas sosial, seperti bermain dan bersekolah.

Sebab, anak dihadapkan pada rasa nyeri, prosedur medis untuk diagnosis dan pengobatan, serta rutinitas pengobatan lain seperti minum obat dan pemantauan obat di rumah sakit.

Pada aspek ini memiliki peran tinggi dalam menunjang kelancaran proses pengobatan dan pengaruhnya terhadap perkembangan anak setelah sembuh. Penderita leukemia bahwa tingkat stres berpengaruh negatif terhadap koping. Semakin tinggi tingkat stres anak semakin rendah koping.

5. Gangguan sosial

Pada keluarga anak dihadapkan dengan keadaan yang sulit. Hasil dari diagnosa kanker membuat munculnya perasaan takut dan putus asa, baik pada anak maupun keluarga. Orang tua akan mengalami kesulitan untuk memahami perasaan dan kondisi yang dialami anaknya.

Ketidaktahuan akan kebutuhan dan perawatan finansial anak serta kehidupan sosial juga mempengaruhi psikologis dan fisik orang tua khususnya ibu dalam merawat anak dengan leukemia.

Dalam kondisi sakit kanker, anak-anak akan mengalami perubahan besar dalam kehidupannya, dimana ia tidak bisa lagi bermain bebas bersama dengan teman-temannya, belajar dan melakukan kegiatan sekolah.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Hidung Tersumbat, Info Ners Unair

6. Gangguan perkembangan emosional

Pada usia ini anak mulai belajar mengendalikan reaksi emosinya dengan berbagai cara atau tindakan yang dapat diterima lingkungannya (misalnya anak usia sekolah tidak lagi menjerit jerit dan berguling jika keinginannya tidak dipenuhi).

Memang masih sering terjadi bahwa di rumah anak usia ini kurang besar motivasinya untuk mengendalikan emosinya bila dibandingkan dengan kontrol emosi yang dilakukannya di luar rumah (diantara teman atau di sekolah).

Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa penyakit kanker dapat mengganggu perkembangan emosional anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com