Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian: Berendam Setelah "Nge-gym" Bisa Ganggu Kesuburan Pria

Kompas.com - 29/04/2022, 10:08 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika seorang pria sangat suka berolahraga di pusat gym, perhatikan hal penting ini sesudah nge-gym.

Dalam disertasi penelitian, Dody Taruna mengemukakan fakta bahwa setelah nge-gym lalu berendam air panas akan memengaruhi kesuburan seorang pria.

Landasan penelitiannya adalah munculnya tren berendam dengan air hangat setelah melakukan olahraga berat seperti gym sedang populer.

“Karena kebanyakan orang menyebutkan dampak positifnya seperti relaksasi. Kami ingin tahu, apakah ini benar memberikan kenyamanan. Setelah kami teliti, ternyata bukan memberikan kenyamanan, malah memberikan dampak negatif jangka panjang yang berkaitan dengan kesuburan organ reproduksi,” terang Dody, dilansir dari laman Universitas Airlangga (Unair) saat presentasi untuk gelar doktornya, Senin (25/4/2022).

Baca juga: 5 Alasan Pasangan Selingkuh, Ini Penjelasan Sosiolog Unair

Dalam disertasi tersebut, Dokter Dody menggunakan 44 ekor tikus sebagai objek penelitian. Tikus tersebut terbagi menjadi empat kelompok.

Kelompok kontrol (kelompok K0), lalu kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan olahraga tetapi mendapat paparan panas pada akhir minggu ke-4 (kelompok K1).

Lalu kelompok selanjutnya adalah yang mendapat intensitas tinggi perlakuan olahraga dan paparan panas pada akhir minggu ke-4 (kelompok K2), kemudian kelompok yang menerima perawatan dengan olahraga intensitas tinggi tanpa paparan panas di akhir minggu ke-4 (K3).

Dari hasil penelitiannya, terdapat perbedaan kadar HIF-1α, testosteron, TNFα pada tikus putih jantan yang terkena panas setelah olahraga dibandingkan dengan tikus putih jantan yang tidak terkena panas setelah melakukan olahraga.

Sedangkan kadarnya tidak ada perbedaan yang signifikan kualitas HSP-70, SOD, MDA, dan spermatozoa.

Baca juga: Bawa Hewan Peliharaan Saat Mudik? Praktisi Unair Beri 5 Tips Ini

Analisis menggunakan SEM-PLS, signifikan didapatkan hasil dari aktivitas fisik terhadap kadar TNFα (p=0,001), aktivitas fisik terhadap MDA level (p=0,043), aktivitas fisik hingga level SOD (p=0,017), dan level SOD hingga level MDA(p=0,001).

Setelah 72 jam, mencit tersebut diperiksa. Hasilnya, meskipun setelah tiga hari berlalu, dalam tubuh mencit ditemukan TNF-α yang berkeliaran. Ini lah yang secara langsung berpengaruh pada penurunan kualitas testosteron.

Jika ditarik kesimpulan dari penelitian ini, Dokter Dody menyarankan agar seorang memberikan jeda antara pemanasan satu dalam artian olahraga dengan pemanasan lain seperti berendam.

Karena secara teori, pajanan panas ini memengaruhi HSP-70 yang menyebabkan penurunan kualitas testosteron.

Uniknya, dalam penelitian ini juga ditemukan, subjek yang melakukan olahraga, kualitas testosteronnya lebih tinggi dibanding yang tidak olahraga.

Sehingga, olahraga yang memberikan pemanasan tubuh ini tentu boleh dilakukan. Namun dengan catatan, tidak berlebihan. Harus tetap terukur waktu kemampuan dan intensitasnya.

“Jangan karena senang dihajar saja yang penting olahraga. Benar tubuh fit, tapi jangka panjang reproduksi terganggu kan masa depan suram,” tukasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com