Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemelajar BIPA Dukung Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi ASEAN

Kompas.com - 05/04/2022, 13:13 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim mendorong bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ASEAN.

Hal itu disampaikan Nadiem saat ada keinginan Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yaakob yang ingin memperkuat bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN.

Baca juga: Mendikbud Ristek Dorong Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi ASEAN

Mengetahui hal itu, pemelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) langsung mendukung langkah Mendikbud Nadiem dalam mendorong bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi ASEAN.

Seorang mahasiswa pemelajar BIPA dari Uzbekistan, Tulaganov Shakhzod menegaskan, belajar Bahasa Indonesia sangat menyenangkan dan mudah.

"Saya kira ke depan Bahasa Indonesia akan menjadi bahasa yang mendunia karena sangat berkembang," kata Shakhzod yang sudah tiga tahun belajar bahasa Indonesia.

Dukungan juga mengalir dari pemelajar BIPA di Asia Tenggara. Ya Min dari Myanmar mengaku, mempelajari bahasa Indonesia tak hanya terkait dengan bahasa, melainkan juga menyangkut kombinasi budaya dan sejarah.

Pemelajar di kelas BIPA KBRI Yangon ini telah belajar sejak 2019 sampai sekarang.

Menurut dia, sebagai negara kepulauan terbesar di Asia Tenggara, posisi bahasa Indonesia sangat penting sebagai penghubung pengembangan Kawasan Asia Tenggara.

Baca juga: Ikut UTBK-SBMPTN 2022, Ini 13 PTN Terbaik Indonesia Versi QS WUR 2022

Alisha Boupha dari Laos juga menilai bahasa Indonesia adalah bahasa yang indah dan mudah dipelajari.

"Kamu perlu waktu dua sampai tiga bulan untuk bisa berbahasa Indonesia. Ayo belajar berbahasa indonesia," ajak dia.

Dari Eropa, Aleksandra Dapkova asal Bulgaria punya pendapat serupa. Pemelajar Bahasa Indonesia di KBRI Sofia ini mengaku, belajar bahasa Indonesia kepada seorang pengajar yang ditugaskan Badan Bahasa Kemendikbud Ristek.

Menurut dia, kelas bahasa yang diperolehnya sangat terstruktur, menarik, dan sesuai kebutuhan.

"Saya bisa memperdalam pengetahuan Bahasa Indonesia dan semakin lancar berbicara. Saya sangat senang bisa belajar dan menggunakan Bahasa Indonesia ketika jalan-jalan atau tinggal di Indonesia," ungkap Dapkova.

Anton Vaisman dari Finlandia juga menuturkan, bahasa Indonesia cukup mudah dipelajari karena tidak ada gender, tata bahasa cukup mudah, dan pelafalan sangat konsisten.

Tantangan para pemelajar terutama saat mereka harus berhadapan dengan berbagai bahasa “gaul” yang berkembang sangat pesat.

Sebagai informasi, Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri bin Yaakob mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi di ASEAN.

Baca juga: Mendikbud Ristek dan Menag: Frasa Madrasah Tetap Ada di RUU Sisdiknas

Usulan ini disinyalir tak lepas dari kepanikan warga Malaysia yang mendapati banyaknya anak muda di Negeri Jiran yang kini lebih fasih berbahasa Indonesia ketimbang bahasa Melayu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com