Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Menjadi Pribadi Reflektif agar Lulusan Perguruan Tinggi Lebih Kompetitif

Kompas.com - 11/02/2022, 14:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat

Hampir dua tahun sebagian besar mahasiswa Indonesia melakukan pembelajaran secara daring. Selama itulah telah dilahirkan lulusan-lulusan baru.

Mahasiswa yang masuk pada tahun 2017 (biasa disebut angkatan 2017) sebagian besar telah lulus pada tahun 2021.

Mereka mengalami pembelajaran di kampus selama lima semester, selebihnya daring.

Sementara mahasiswa angkatan 2018, sebagian telah lulus pada tahun 2022. Mereka sempat melakukan proses pembelajaran selama tiga semester saja di kampus, selebihnya daring.

Jika kondisi pandemi belum juga membaik hingga memaksa pembelajaran tetap dilakukan secara daring, maka angkatan 2019 yang diperkirakan mulai lulus pada 2023, hanya pernah mencicipi pengalaman belajar di kampus selama satu semester saja!

Sejumlah perusahaan sebagai pengguna lulusan mulai mempertanyakan bagaimana kualitas lulusan di masa pandemi ini mengingat kondisi pembelajaran yang tidak normal.

Mereka ingin mengetahui “kemampuan kerja” lulusan ketika interaksi sosial secara langsung menjadi minim dan pembelajaran banyak dilakukan secara daring.

Kemampuan kerja

Dari berbagai literatur pengertian kemampuan kerja atau employability adalah hasil keluaran dari pembelajaran di tempat pertama (sekolah, kampus) dari pengalaman pembelajaran yang aktif di dalam kurikulum, yang berkombinasi secara paralel dengan pengembangan pribadi melalui pengalaman kerja yang terkait dan aktivitas ekstrakurikuler (Pool & Sewel, 2007; Rae & Matlay, 2007).

Mahasiswa tidak dapat hanya mengandalkan pembelajaran di kampus untuk meningkatkan kemampuan kerja, tetapi juga perlu mengembangkan diri melalui beragam kegiatan ekstrakurikuler, yang celakanya nyaris lumpuh selama kampus ditutup selama pandemi.

Bila didasarkan pada kompetensi, maka kemampuan kerja meliputi, pertama, pengetahuan berdasarkan disiplin ilmu (sesuai bidang/khusus) dan generik, merupakan keterampilan yang dapat ditransfer.

Kedua, keterampilan sosial (social skills). Ketiga, keterampilan pembelajaran sepanjang hayat (lifelong learning skills) dan kemampuan untuk dapat beradaptasi terhadap situasi dan lingkungan yang sedang berubah.

Keempat, keterampilan metakognisi untuk berefleksi.

Kemampuan metakognisi terkait dengan bagaimana seseorang dapat menilai tingkat pemahaman dirinya dari apa yang telah dipelajari selama belajar di perguruan tinggi.

Di antara empat kompetensi tersebut, maka kemampuan untuk berefleksi atas pengalaman yang telah diperoleh dan pengembangan diri menjadi amat fundamental untuk mengembangkan kemampuan kerja.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com