Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswa, Berikut Ini Contoh Tanaman Obat dan Manfaatnya

Kompas.com - 04/02/2022, 11:04 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Tanaman obat bisa ditanam di sekitar rumah. Tak hanya sebagai tanaman untuk mempercantik pekarangan, tetapi juga dapat bermanfaat bagi kesehatan.

Apotek hidup atau tanaman obat keluarga (toga) adalah kegiatan budi daya tanaman obat di halaman rumah atau pekarangan. Tentu ini sebagai antisipasi pencegahan maupun mengobati secara mandiri menggunakan tanaman obat yang ada.

Tanaman obat merupakan jenis tanaman yang sebagian atau seluruh tanamannya digunakan sebagai obat, bahan atau ramuan obat-obatan. Sedangkan budi daya tanaman obat merupakan suatu cara pengelolaan tanaman sehingga tanaman obat yang dihasilkan bermutu baik.

Baca juga: 4 Jenis Tanaman Obat Keluarga dan Manfaatnya

Setiap jenis tanaman membutuhkan kondisi lingkungan yang berbeda. Kita perlu mengetahui syarat tumbuh dan karakteristik setiap jenis tanaman obat yang akan dibudidayakan.

Contoh tanaman obat dan manfaatnya

Bagi siswa sekolah yang sedang belajar mengenai tanaman obat keluarga, berikut ini beberapa contoh tanaman obat dan manfaatnya, informasi dilansir dari laman repositori.kemdikbud.go.id.

1. Temulawak

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di daerah tropis. Temulawak dapat tumbuh di daerah dataran rendah hingga dataran tinggi sampai ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut (dpl).

Temulawak dapat berkembang baik di tanah sekitar tegalan pemukiman, terutama pada tanah gembur agar rimpangnya dapat tumbuh besar.

Rimpang temulawak sudah lama digunakan sebagai bahan ramuan obat oleh masyarakat Indonesia. Aroma khas rimpang temulawak berbau tajam dan dagingnya berwarna kekuningan.

Temulawak dapat digunakan untuk mengobati penyakit:

  • maag
  • sembelit
  • sariawan
  • cacar air
  • asma
  • sakit kepala

Baca juga: Ini Obat Sakit Gigi dan Pegal Linu dengan Herbal dari Akademisi UNS

2. Jeruk Nipis

Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) termasuk tumbuhan perdu yang banyak memiliki dahan dan ranting. Tanaman jeruk nipis menyukai tempat dengan sinar matahari langsung. Jeruk nipis dapat tumbuh di ketinggian tempat 200-1.300 m dpl dengan kelembapan sedang hingga tinggi.

Bagian jeruk nipis yang sering dimanfaatkan sebagai obat adalah buahnya. Buah jeruk nipis yang sudah tua rasanya asam. Buah jeruk nipis dapat mengobati penyakit:

  • batuk
  • influenza
  • demam
  • sembelit
  • bau badan

3. Sirih

Sirih (Piper betle) termasuk jenis tumbuhan rambat dan tumbuh bersandar pada pohon lain. Tanaman sirih menyukai tempat dengan cahaya matahari penuh.

Sirih dapat ditemui mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi, dengan ketinggian 1.000 m dpl. Daun sirih juga sering digunakan untuk kelengkapan ‘nginang’ (Jawa). Daun sirih umumnya digunakan untuk mengobati penyakit:

  • bau mulut
  • sakit gigi
  • keputihan
  • eksim
  • alergi

4. Patah Tulang

Tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli) berasal dari Afrika. Tanaman ini menyukai tempat yang terkena sinar matahari langsung. Patah tulang dapat tumbuh di dataran sampai daerah di ketinggian 600 m dpl.

Tanaman ini memiliki ranting bulat silindris, daunnya jarang, kecil, dan terletak pada ujung ranting yang masih muda.

Patah tulang biasanya digunakan sebagai tanaman pagar, tanaman hias, atau tumbuh liar. Hampir seluruh bagian tanaman patah tulang dapat digunakan sebagai obat.

Baca juga: 12 Tips Meredakan Sakit Kepala dari Universitas Nasional

Akar dan rantingnya dapat mengobati penyakit:

  • lambung
  • rematik
  • nyeri syaraf

Bagian batang kayu dapat digunakan sebagai obat penyakit:

  • kulit
  • sakit gigi
  • radang telinga

Getahnya dapat mengobati sakit gigi, tetapi jika terkena mata, dapat menyebabkan kebutaan. Cabang dan rantingnya jika dibakar dapat mengusir nyamuk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com