KOMPAS.com - Sebelum ada obat modern, tentu masyarakat Jawa menggunakan obat tradisional Jawa. Salah satunya dengan minuman tradisional Jawa dengan sejuta khasiatnya.
Dulu disebut dengan jamu. Tapi sayangnya, kini minuman herbal yang menyehatkan tersebut sulit ditemui. Padahal jamu merupakan obat-obatan tradisional yang bahan-bahannya berasal dari lingkungan sekitar.
Bahkan, tradisi minum jamu sudah melekat dengan kultur Jawa. Sangat disayangkan jika pemahaman masyarakat mengenai obat-obatan tradisional semakin hari semakin luntur.
Baca juga: 12 Tips Meredakan Sakit Kepala dari Universitas Nasional
Karena itu, Grup Riset Filologi Program Studi (Prodi) Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan acara penyuluhan mengenai obat-obatan tradisional Jawa dengan tajuk "Pegel Linu dalam Naskah Jawa Kuna".
Tujuannya adalah untuk mengenalkan tumbuh-tumbuhan yang bisa digunakan sebagai obat tradisional sehingga bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Melansir laman UNS, kegiatan penyuluhan Grup Riset Filologi ini didasari oleh adanya keresahan akibat kurangnya pemanfaatan obat-obatan tradisional oleh masyarakat.
Padahal Filosofi Jawa mengajarkan manusia bahwa Tuhan selalu memayu hayuning jiwa atau menjaga kebaikan jiwa. Salah satu bukti nyatanya adalah dengan menciptakan tumbuhan yang dapat diolah dan diambil manfaatnya untuk kesehatan.
Menurut pembicara dari UNS Drs. Imam Sutarjo, M.Hum., contohnya obat pegel linu bisa diperoleh dari tanaman tradisional sebagaimana tertulis di naskah kuna Serat Kawruh Bab Jampi-jampi Jawi.
Tak hanya pegel linu, naskah kuna tersebut juga menyebutkan obat tradisional yang berkhasiat untuk menghilangkan kepala pegal dan sakit pinggang.
Baca juga: Cara Mencegah Flu pada Anak dari Stikes Panti Kosala
Tersurat dalam naskah klasifikasi pegel beserta obatnya antara lain:
Pegal linu pada ruas-ruas obatnya akar besaran dipotong-potong diberi air dan airnya dioleskan di ruas-ruas.
Ramuannya daun turi merah tiga potong, adas dua, pulasari dua ros jari, dilumatkan dan dibungkus dalam kapuk, airnya diperas lalu dimasukkan dalam hidung.
Ramuannya tulang ikan nus (beluntak) panjangnya satu jari, jahe tiga potong, brambang tiga biji, diberi air cuka lalu ditampelkan di pinggang, dan diikat dengan daun pisang.
Dr. Supana juga menambahkan bahwa pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan tradisional juga termuat di dalam Serat Centhini. Dalam Surat Centhini banyak disebutkan obat dan penanganan beberapa penyakit yang sering dijumpai di masyarakat. Misalnya ramuan untuk:
Ramuan obat batuk yaitu umbi kunir, terasi merah, asam tua, air santan kelapa. Semua bahan dicampur lalu diminum. Obat batuk lainnya yaitu minyak kelapa, kunci, dan asam tua, dicampur lalu diminum.
Baca juga: Nutrisionis RSA UGM: Ini 6 Tahapan Asuhan Gizi di Rumah Sakit
Pengobatannya bisa dilakukan dengan ramuan darah semut dan gula kelapa. Caranya dengan menempelkan ramuan (darah semut dan gula kelapa) tersebut pada gigi yang sakit.
"Selain itu, bisa juga menggunakan bawang putih dan asam. Keduanya dihaluskan kemudian ditempelkan pada gigi yang terasa sakit," jelas Dr. Supana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.