Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Didanai Ratusan Miliar, Ini Jadwal Program Penelitian dan Pengmas 2022

Kompas.com - 23/01/2022, 06:07 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Albertus Adit

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) melalui Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat membuka penerimaan proposal pendanaan program penelitian dan pengabdian masyarakat tahun anggaran 2022.

Program pendanaan ini ditujukan bagi perguruan tinggi sebagai lembaga pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat meningkatkan riset dan inovasinya demi mendorong pembangunan nasional.

Di tahun 2022, Ditjen Diktiristek melakukan transformasi dana pemerintah untuk penelitian pendidikan tinggi. Terdapat 2 skema pendanaan penelitian yakni Competitive Fund dan Matching Fund.

Competitive Fund merupakan program kompetisi penelitian Kampus Merdeka bagi perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS).

Baca juga: Beasiswa S2-S3 Pemerintah Australia 2022, Kuliah Gratis dan Tunjangan

Sementara program Matching Fund sebagai terobosan Kedaireka untuk melakukan hilirisasi penelitian kerja sama antara perguruan tinggi dengan mitra baik kementerian atau lembaga, non-kementerian, pemerintah daerah, dinas dan lain sebagainya.

Untuk skema Competitive Fund, Ditjen Diktiristek telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 1,2 triliun, dengan rincian Rp 100 miliar untuk mewadahi 10.000 dosen pemula PTN dan PTS dari klaster riset utama, madya, dan binaan.

Lalu Rp 525 miliar untuk hilirisasi penelitian bagi PTN Badan Layanan Umum (BLU) dan PTS klaster utama dan madya, serta Rp 575 miliar ditujukan bagi hilirisasi penelitian untuk menjawab solusi negara bagi PTN Badan Hukum (BH) dan PTS klaster mandiri.

Baca juga: 8 Sekolah Kedinasan bagi Calon Mahasiswa, Lulusan Bisa Jadi CPNS

Sedangkan untuk program Matching Fund, Ditjen Diktiristek menyediakan dana Rp 950 miliar bagi PTN dan PTS untuk hilirisasi kerja sama penelitian perguruan dengan mitra melalui Kedaireka.

Dalam pelaksanaan penelitian dan pengabdian masyarakat di perguruan tinggi, Pelaksana tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam mendorong agar penelitian yang akan dilakukan oleh para dosen nantinya dapat melibatkan mahasiswa.

Pasalnya, pendidikan tinggi pada dasarnya untuk menyiapkan sumber daya manusia masa depan menjadi lebih kreatif, inovatif, dan tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi melalui kemampuan untuk melakukan riset dan inovasi.

Penelitian yang dilakukan oleh dosen harus melibatkan mahasiswa. Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang mengembangkan pengetahuan dan teknologi, bersama-sama co-creation antara dosen dan mahasiswa,” ucapnya dilansir dari laman Ditjen Dikti.

Nizam pun berharap mahasiswa yang terlibat dalam penelitian dapat diberikan hak berupa satuan kredit semester (SKS). Hal ini lantaran kompetensi yang mahasiswa dapatkan selama menjadi asisten dosen dalam penelitian sangat besar dibandingkan dengan yang mereka dapatkan di dalam kelas.

“Libatkan mahasiswa, berikan dia SKS, dan berikan bimbingan intensif. Sehingga karya yang dihasilkan oleh dosen dan mahasiswa adalah karya yang betul-betul dikerjakan secara sungguh-sungguh,” terangnya.

Baca juga: Segera Daftar, Beasiswa Vokasi Telkom University 2022

Selanjutnya dalam hal hilirisasi produk penelitian, Nizam menekankan pentingnya melibatkan mitra industri sedini mungkin agar agenda riset di perguruan tinggi relevan dengan kebutuhan industri dan masyarakat.

Melalui platform Kedaireka, ia berharap mampu menjadi solusi sehingga dapat meningkatkan relevansi dari penelitian baik dalam hal dana dan kesesuaian dengan kebutuhan pasar.

Sementara, Plt. Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat, Teuku Faisal Fathani menyampaikan transformasi dana pemerintah dalam penelitian dilakukan agar dapat mendukung kebijakan Kampus Merdeka dan mencapai 8 indikator kinerja utama (IKU) khususnya IKU ke-5 yaitu hasil kerja dosen dapat digunakan masyarakat atau mendapat rekognisi internasional.

“Jadi, harapan utama dari kegiatan kita hari ini adalah agar penelitian dan pengabdian masyarakat itu dapat dimanfaatkan. Di samping itu juga melibatkan mahasiswa baik dari jenjang S1, S2, dan S3,” jelasnya.

Faisal menambahkan beberapa tujuan yang akan dicapai ke depannya dari program penelitian dan pengabdian masyarakat. Yakni untuk meningkatkan mutu serta pemberdayaan SDM. Ia pun berharap program ini dapat memberi manfaat untuk kepentingan masyarakat dan sebagai bentuk dukungan penuh pada dunia pendidikan.

Harapannya, dapat menghasilkan invensi, inovasi dari sains dan teknologi serta seni budaya agar dapat dirasakan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat.

"Serta mendukung fokus kita pada pendidikan maupun future leaders, human capital, dan entrepreneur yang handal, wellbeing, productive, dan competitive,” pungkasnya.

Dalam penerimaan proposal penelitian, ada lima bidang utama yang difokuskan, antara lain:

  • Green Economy
  • Blue Economy
  • Digital Economy
  • Pariwisata
  • Kemandirian Kesehatan

Sedangkan untuk kegiatan pengabdian masyarakat, akan difokuskan terkait teknologi tepat guna dan Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM).

Baca juga: 15 Prodi Saintek Terketat SNMPTN 2021

Terdapat dua seleksi proposal yaitu seleksi administrasi dan substansi. Selanjutnya, akan dilakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap penelitian multi tahun (lanjutan) secara ketat dengan memvalidasi kuota dan rekam jejak sehingga dapat dipilih penelitian mana yang dapat berlanjut dan besaran dana yang akan dikelola.

Jadwal program penelitian dan pengabdian masyarakat 2022

  • Pengunggahan proposal: 25 Januari – 10 Februari 2022
  • Proses seleksi akan dilaksanakan sampai dengan akhir Februari
  • Pengumuman proposal: Diharapkan Maret telah pendanaan beserta dengan kontraknya
  • Pelaksanaan kegiatan: Dilakukan pada Maret hingga Desember
  • Laporan akhir: pada Desember
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com