KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) turut ambil bagian dalam Pejuang Muda. Ada dua mahasiswa UNY yang ikut program dari sinergi beberapa kementerian tersebut.
Pejuang Muda merupakan program sinergi antara Kementerian Sosial RI, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Kementerian Agama yang diperuntukkan bagi mahasiswa agar berperan dalam penanganan kemiskinan dan masalah sosial di masyarakat.
Tak tanggung-tanggung, program ini menggandeng 5.140 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang diterjunkan ke masyarakat.
Baca juga: Mahasiswa UNY Berdayakan Warga Olah Sampah Plastik Jadi Produk Bernilai
Tentu untuk mengetahui permasalahan sosial dari dekat dan berupaya menyelesaikan masalah kemiskinan di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Terdapat empat pilihan program, yaitu:
Di lokasi tugas, Pejuang Muda mengerjakan proyek-proyek penanganan kemiskinan dan masalah sosial yang didukung anggaran oleh Kementerian Sosial.
Melansir laman UNY, Rabu (5/1/2022), ada dua mahasiswa UNY yang terlibat ikut program tersebut, yakni Daffa Fakhri Maulana dari Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum serta Rizqi Juniarti dari Jurusan Pendidikan Akuntansi.
Untuk penempatannya ada di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Daffa dan Rizqi ditempatkan di Kecamatan Lebatukan.
Daffa menjelaskan, dia dan Rizqi ditugaskan untuk membantu percepatan penanganan kemiskinan melalui verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Verifikasi dan validasi DTKS tersebut dilakukan menggunakan aplikasi Social Affair Geographic Information System (SAGIS), di mana setiap penerima bantuan sosial yang diverifikasi dan validasi dapat dikonfirmasi lokasi dan kondisi rumahnya serta pemanfaatan bantuan sosial yang telah diterima.
"Kami juga ditugaskan untuk berupaya menyelesaikan permasalahan sosial melalui team based project," ujarnya.
Baca juga: Seminar UNY: Ini Peran Penting Ibu dalam Keluarga dan Masyarakat
Sementara Rizqi mengatakan team based project merupakan proyek sosial yang dilaksanakan melalui pemetaan masalah sosial dan mengidentifikasi solusinya yang kemudian disusun dalam bentuk proposal.
Selama bertugas, tidak kurang dari 1.000 data penerima bantuan sosial telah diverifikasi dan validasi oleh Daffa dan Rizqi bersama tim Pejuang Muda lainnya.
Bahkan mendapatkan hasil yang memuaskan sehingga membawa Kabupaten Lembata menjadi salah satu kabupaten yang berhasil mencapai peringkat yang tinggi dalam verifikasi dan validasi DTKS di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Dari hasil pemetaan masalah melalui observasi, Daffa dan Rizqi bersama dengan 7 mahasiswa lain yang ditempatkan di Kabupaten Lembata memperoleh temuan bahwa permasalahan mendasar yang ada adalah potensi alam yang melimpah namun belum dimanfaatkan dengan optimal oleh masyarakat.