Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak Cerita Pejuang Muda UNY Bantu Penanganan Kemiskinan di NTT

Kompas.com - 06/01/2022, 05:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) turut ambil bagian dalam Pejuang Muda. Ada dua mahasiswa UNY yang ikut program dari sinergi beberapa kementerian tersebut.

Pejuang Muda merupakan program sinergi antara Kementerian Sosial RI, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Kementerian Agama yang diperuntukkan bagi mahasiswa agar berperan dalam penanganan kemiskinan dan masalah sosial di masyarakat.

Tak tanggung-tanggung, program ini menggandeng 5.140 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang diterjunkan ke masyarakat.

Baca juga: Mahasiswa UNY Berdayakan Warga Olah Sampah Plastik Jadi Produk Bernilai

Tentu untuk mengetahui permasalahan sosial dari dekat dan berupaya menyelesaikan masalah kemiskinan di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Terdapat empat pilihan program, yaitu:

  • bidang bantuan sosial
  • pemberdayaan
  • lingkungan
  • fasilitas lingkungan

Di lokasi tugas, Pejuang Muda mengerjakan proyek-proyek penanganan kemiskinan dan masalah sosial yang didukung anggaran oleh Kementerian Sosial.

Dua mahasiswa UNY ikut terlibat

Melansir laman UNY, Rabu (5/1/2022), ada dua mahasiswa UNY yang terlibat ikut program tersebut, yakni Daffa Fakhri Maulana dari Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum serta Rizqi Juniarti dari Jurusan Pendidikan Akuntansi.

Untuk penempatannya ada di Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Daffa dan Rizqi ditempatkan di Kecamatan Lebatukan.

Daffa menjelaskan, dia dan Rizqi ditugaskan untuk membantu percepatan penanganan kemiskinan melalui verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Verifikasi dan validasi DTKS tersebut dilakukan menggunakan aplikasi Social Affair Geographic Information System (SAGIS), di mana setiap penerima bantuan sosial yang diverifikasi dan validasi dapat dikonfirmasi lokasi dan kondisi rumahnya serta pemanfaatan bantuan sosial yang telah diterima.

"Kami juga ditugaskan untuk berupaya menyelesaikan permasalahan sosial melalui team based project," ujarnya.

Baca juga: Seminar UNY: Ini Peran Penting Ibu dalam Keluarga dan Masyarakat

Bantu pemetaan masalah sosial

Sementara Rizqi mengatakan team based project merupakan proyek sosial yang dilaksanakan melalui pemetaan masalah sosial dan mengidentifikasi solusinya yang kemudian disusun dalam bentuk proposal.

Selama bertugas, tidak kurang dari 1.000 data penerima bantuan sosial telah diverifikasi dan validasi oleh Daffa dan Rizqi bersama tim Pejuang Muda lainnya.

Bahkan mendapatkan hasil yang memuaskan sehingga membawa Kabupaten Lembata menjadi salah satu kabupaten yang berhasil mencapai peringkat yang tinggi dalam verifikasi dan validasi DTKS di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dari hasil pemetaan masalah melalui observasi, Daffa dan Rizqi bersama dengan 7 mahasiswa lain yang ditempatkan di Kabupaten Lembata memperoleh temuan bahwa permasalahan mendasar yang ada adalah potensi alam yang melimpah namun belum dimanfaatkan dengan optimal oleh masyarakat.

Terdapat 3 kecamatan yang memiliki permasalahan dan potensi yang cocok dilakukan pemberdayaan yaitu:

  • Kecamatan Ile Ape dengan potensi jagung titi
  • Kecamatan Wulandoni dengan potensi kemiri
  • Kecamatan Nagawutung dengan potensi rumput laut

Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Infused Water dari Rempah, Buah dan Sayur

Permasalahan ini diangkat oleh kelompok mahasiswa Pejuang Muda dengan mengusulkan proposal berjudul ‘Pemberdayaan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH dengan Metode Community Based Education dan Digital Marketing untuk Meningkatkan Nilai Perekonomian Masyarakat Kabupaten Lembata’ pada Kemensos sebagai lembaga yang menaungi Pejuang Muda.

Selain kegiatan rutin verifikasi dan validasi data, Daffa dan Rizqi juga mengadakan serangkaian kegiatan bagi warga setempat. Salah satunya kegiatan literasi keuangan di Desa Pada Kecamatan Lebatukan bagi siswa SD dan SMP.

Dijelaskan, dalam literasi keuangan ini disampaikan kegiatan belajar mengenal uang, memahami arti menabung, kemudian memberikan pemahaman terkait dengan cita-cita dan apa yang harus mereka persiapkan sejak dini.

"Kemudian kami juga mengajak anak-anak membuat celengan dari botol minuman dan kardus untuk mereka mulai menabung," tutur Rizqi.

Mereka juga mengadakan kegiatan sosialisasi terhadap warga terkait dengan dunia perkuliahan dan sumber-sumber informasi mengenai beasiswa.

"Karena sasaran kita adalah para peserta PKH, kami mengupas pula terkait dengan KIP Kuliah, sehingga hal ini menjadi salah satu langkah utama untuk memotivasi warga agar mau menguliahkan anaknya di perguruan tinggi," imbuh Daffa.

Tentunya, sosialisasi ini diadakan karena banyak sekali dari masyarakat yang tidak memiliki niat untuk menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.

Kemudian setelah adanya kegiatan tersebut masyarakat menjadi paham dan memiliki niat untuk menguliahkan anaknya.

Baca juga: Cop Busi Daur Ulang Plastik Inovasi Mahasiswa UNY Bikin Bertenaga Tapi Irit

Bahkan Daffa dan Rizqi juga masih membantu mereka hingga sekarang dengan memberikan informasi secara online melalui gawainya. Hal ini merupakan salah satu upaya UNY dalam agenda pembangunan berkelanjutan pada bidang pendidikan bermutu, kemitraan serta pengentasan kemiskinan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com