Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog Undip Bagi Tips Kurangi Beban Masalah Setiap Orang

Kompas.com - 13/12/2021, 14:08 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Respon seseorang saat menghadapi beban masalah berbeda-beda.

Ada yang optimis ketika dirinya sedang ditimpa banyak masalah, ada juga yang pesimis merasa tidak sanggup dan hidupnya tidak berarti lagi.

Baca juga: Undip Tambah 15 Prodi Berstatus Akreditasi Internasional

Respon seseorang ini dipengaruhi oleh seberapa kuat mental seseorang dalam menghadapi masalah.

Bunuh diri sering menjadi jalan pilihan terakhir ketika seseorang merasa masalah hidupnya tidak bisa terselesaikan.

Maraknya peristiwa bunuh diri yang diekspose oleh media massa akhir-akhir ini dapat dijelaskan dari kaca mata psikologi.

Melalui IG Live @Unik_Oke, Dosen dan Psikolog dari Fakultas Psikologi Undip Annastasia Ediati menyampaikan, bunuh diri adalah upaya yang disengaja.

Semua tindakan bunuh diri itu adalah tindakan yang direncana atau tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri hidup secara terencana.

"Orang yang bunuh diri itu bukan orang yang rindu kematian tetapi orang yang ingin mengakhiri penderitaan. Sebenarnya itu terjadi karena pikirannya sudah dipenuhi beban apalagi didukung pola pikir bahwa bunuh diri itu adalah opsi," ungkap dia melansir laman Undip, Senin (13/12/2021).

Berdiskusi, kata dia, bisa menjadi salah satu media untuk mengurangi beban masalah, misalnya dengan orangtua, agar tidak menyimpulkan masalah dalam pandangannya sendiri.

"Jadi penentunya adalah apakah mempunyai seseorang untuk bercerita atau teman curhat, seseorang yang bisa dimintai bantuan dan dimintai tolong, hal ini sebagai support system," tutur Annastasia.

Baca juga: Dosen UGM Bahas Cara Beternak Domba Kandang Bersih Tanpa Bau

Annastasia menyatakan, cara meminta bantuan ketika mengalami banyak persoalan yang pertama adalah dengan bercerita.

Sebab, beban itu ada di pikiran dan perasaan, makanya setiap manusia membutuhkan solusi pada saat mengalami persoalan.

Jika hanya memikirkan masalah, akhirnya overthinking. Pasalnya, permasalahan hanya berputar-putar saja dan tidak ada penyelesainnya.

Sementara beban perasaan, sambung dia, akan menghasilkan perasaan sumpek dan sesak.

Perasaan itu akan enak, jika sudah lega. Leganya ini karena ada teman bercerita, cara lain mungkin dengan menulis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com