Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Berbasis Budaya, SMPN 2 Pakem Tampilkan Pentas Wayang Kulit

Kompas.com - 05/12/2021, 07:33 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Di tengah majunya perkembangan zaman, kesenian dan budaya asli Indonesia acap kali dilupakan oleh generasi muda.

Sebagian generasi muda, justru akrab dengan budaya-budaya dari negara lain yang dengan muda diakses mereka.

Agar generasi muda tetap melestarikan budaya asli Indonesia, SMPN 2 Pakem di Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengukuhkan diri menjadi sekolah berbasis budaya.

Menurut Kepala Sekolah SMPN 2 Pakem Triworo Setyaningsih, pihaknya terus mengembangkan potensi yang dimiliki sekolahnya. Triworo mengatakan, sejauh ini SMPN 2 Pakem merupakan sekolah berbasis wisata, sekolah aman bencana, sekolah ramah anak, sekolah Adiwiyata, sekolah siaga kependudukan hingga sekolah sehat.

Baca juga: Kuliah Tamu ITB, Pakar Ungkap Bahaya Mikroplastik pada Ekosistem Laut

SMPN 2 Pakem jadi sekolah berbasis budaya

Triworo mengaku, dalam pengukuhan SMPN 2 Pakem menjadi sekolah berbasis budaya, pihaknya sudah melaksanakan serangkaian acara yang berkaitan dengan budaya asli Indonesia khususnya dari Yogyakarta.

"Kami mengadakan lomba terkait budaya Jawa seperti lomba melukir wayang di kertas, lomba mading, lomba membatik, pemilihan duta kebudayaan hingga penulisan artikel," urai Triworo Setyaningsih kepada Kompas.com, Sabtu (4/12/2021). 

Dia menerangkan, dengan mengukuhkan diri sebagai sekolah berbasis budaya, dalam kegiatan belajar mengajar, para guru memasukkan nilai budaya Jawa dalam pembiasaaan, intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.

"Kami juga punya pojok kebudayaan yang berisi informasi budaya Jawa, museum yang berisi alat-alat yang digunakan orang untuk membatik, ada wayang dan topeng juga," beber Triworo.

Baca juga: SNMPTN 2022, Begini Ketentuan Pemilihan Prodi dan Pemeringkatan Siswa

Bentuk generasi milenial yang memiliki nilai budaya 

Triworo menekankan, pengenalan budaya kepada generasi muda sangat penting. Pasalnya saat ini budaya Jawa sudah mulai luntur.  Selain itu sopan santun atau unggah-ungguh dalam bahasa Jawa juga berkurang.

Dengan mendekatkan diri siswa dengan budaya, Triworo berharap siswa SMPN 2 Pakem bisa menjadi generasi milenial yang memiliki nilai-nilai budaya Jawa.

"Budaya Jawa yang merupakan warisan budaya bangsa yang harus dilestarikan," tandas Triworo.

Dengan nilai-nilai yang diajarkan kepada siswa, diharapkan siswa bisa mengaplikasikannya ke kehidupan sehari-hari. Seperti menghormati dengan orang yang lebih tua, berbahasa Jawa yang baik dengan orang yang lebih tua. 

Menampilkan dalang cilik

Dalam launching sekolah berbasis budaya, SMPN 2 Pakem juga menggelar pemestasan wayang yang menampilkan siswanya Carolus Borromeus Wibi (13). 

Baca juga: Pamapersada Buka 16 Posisi Lowongan Kerja Lulusan D3-S1, Buruan Daftar

Carolus mengaku sudah menyukai wayang sejak duduk di kelas 5 SD setelah melihat pementasan wayang dengan dalang Ki Seno Nugroho. Dari kecintaannya terhadap wayang, Carolus mencoba membuat wayang dengan melihat gambar dari Google.

"Awal pandemi Covid-19 ada pada tahun 2020 silam, saya mencoba membuat wayang dari kertas karton. Selain membuat wayang, saya juga belajar mendalang dari YouTube," ungkap Carolus.

Carolus mengatakan, dia menyukai budaya Jawa khususnya wayang kulit karena mengandung banyak filosofi. Menurut Carolus, di setiap tokoh pewayangan ada banyak karakter dan watak yang bisa dipelajari. Hal itu membuat Carolus makin menyukai kesenian wayang kulit. 

Baca juga: Survei UGM: Sedikit Masyarakat Bisa Bedakan Data Pribadi atau Bukan

Carolus berharap kedepan dia bisa benar-benar belajar dalang dengan guru profesional. Sehingga dia bisa menjadi dalang profesional.

"Setelah benar-benar bisa mendalang, saya ingin budaya Jawa makin dikenal banyak orang dan ingin keluar negeri membawa budaya Jawa khususnya wayang kulit," tandas Carolus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com