Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Goreng Naik Tajam, Ini Kata Pakar IPB

Kompas.com - 09/11/2021, 12:35 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dampak pandemi Covid-19 dirasakan berbagai sektor, termasuk memberikan dampak pada harga minyak goreng di Indonesia yang mengalami lonjakan kenaikan harga.

Melihat fenomena ini, Kepala Pusat Pengembangan Ilmu dan Teknologi Pertanian dan Pangan Asia Tenggara IPB, Prof. Nuri Andarwulan angkat suara.

Baca juga: Profesor IPB Sebut Tumbuhan Ini Bisa Atasi Sakit Diabetes dan Jantung

Dia mengaku, ketersediaan minyak nabati dunia sedang berkurang karena pandemi Covid-19.

Tidak hanya itu, kata dia, logistik dan transportasi juga bermasalah sehingga produksi berkurang.

"Minyak sawit di ekspor untuk memenuhi kebutuhan global dengan harga yang lebih tinggi, sehingga berpengaruh terhadap ketersediaan dan harga minyak goreng sawit dalam negeri," ucap dia melansir laman IPB, Selasa (9/11/2021).

Dia mengatakan, pasar ekspor minyak sawit Indonesia diantaranya adalah China, India, Pakistan, Eropa.

Lanjut dia menyampaikan, untuk merespons harga minyak yang tinggi, pemerintah biasanya menentukan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng.

Selain itu, pemerintah juga harus melakukan penyesuaian HET dengan kondisi global yang berubah dan melakukan operasi pasar terhadap minyak goreng.

Baca juga: 15 Universitas Terbaik di Indonesia Versi QS AUR 2022, Ada 4 PTS-nya

Dia menambahkan, ada banyak cara atau teknik memasak yang tidak hanya menggoreng.

Dia menyebut, masyarakat atau rumah tangga bisa memasak dengan teknik lainnya.

"Yang mungkin sangat terpengaruh terhadap tingginya minyak goreng adalah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) gorengan dan kebiasaan orang Indonesia yang menyukai gorengan," tukas dia.

Belum lama ini, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Oke Nurwan pernah mengatakan, kenaikan harga minyak goreng lebih dikarenakan harga internasional yang naik cukup tajam.

Kendati begitu, sebut dia, pasokan minyak goreng di masyarakat saat ini masih aman.

Kebutuhan minyak goreng nasional sebesar 5,06 juta ton per tahun, sedangkan produksinya bisa mencapai 8,02 juta ton.

Baca juga: 34 Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia Versi QS AUR 2022

"Meskipun Indonesia adalah produsen crude palm oil (CPO) terbesar, namun kondisi di lapangan menunjukkan sebagian besar produsen minyak goreng tidak terintegrasi dengan produsen CPO," ujar Oke.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com