"Kita perlu menggandeng pengguna dan industri. Tantangan bagi universitas, kita sangat terbuka melihat ini pembelajaran, universitas tidak hanya sekedar mendapatkan paten dan HAKI, tapi berpikir lebih ke hilir dan UGM telah melakukan banyak hal sehingga perlu diperkuat komunikasi dan kolaborasi," ujar dia.
Peneliti alat deteksi virus corona dari hembusan nafas, GeNose, Dian K Nurputra mengatakan, saat ini pihaknya sudah mengembangkan alat Genose dengan menambah sensor artificial intelligent (AI) menjadi 38 buah.
"Ada 38 sensor AI dengan tingkat sensitivitas 93 persen akan diluncurkan dalam waktu dekat," ungkap Dian.
GeNose yang lahir saat pandemi berlangsung ini menurutnya terus dikembangkan.
Menurut Dian, Genose tidak hanya bisa deteksi Covid-19, namun pengembangan selanjutnya bisa untuk deteksi diabetes, TBC dan sepsis.
Dia mengaku bahwa GeNose tidak hanya dipasarkan di dalam negeri, tapi sudah ekspansi ke Malaysia, Filipina dan Thailand beberapa diantaranya melalui skema kerjasama riset.
Baca juga: Nadiem Makarim: Baru 47 Persen Sekolah di Sumut Jalani PTM Terbatas
"Kita terus melakukan perbaikan dengan pengembangan berbasis bukti," jelas Dian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.